37

2.8K 191 39
                                    

Hola! Bad day or good day today?!

Ada Damn, He's Hot! chat version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!

Ada Damn, He's Hot! chat version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karena tebakan kalian ada yang benar. Aku update lebih awal! Luv u all!💓💓😘

Selamat membaca!

***

Kacau.

Liburan yang telah tertata bagaimana nantinya punah sudah, terpaksa berakhir hanya menjadi harap. Bahkan cekam menjadi rasa yang mengisi ruangan itu. Ruang yang belum berani untuk North tinggalkan.

"Bagaimana jika Belvina tidak diberitahu?" North membuka suaranya setelah tertunduk sedemekian lamanya di atas sofa ruang kerja milik Dimitre.

"North?" Juna menyampaikan keberatannya.
"Lo gak bisa gitu dong. Belvina anaknya."

North yang tadinya menatap Thomas-yang terduduk di single seat sembari menatap iPadnya dengan tatap serius- kini beralih memandang Juna.
"Tinggal beberapa bulan lagi Belvina lulus, Jun. Kita gak bisa kacauin pikiran dia."

Juna berhembus lelah.
"Anjing! Emang bangsat tuh orang!"

Buntu sekali mereka. Thomas memilih tidak menghubungi Dimitre ataupun Dwiartha untuk sementara ini. Pria itu memilih bergerak sendiri dibanding mengganggu para orang tua yang tengah berlibur.

"Jangan memberi tahu Belvina jika begitu. Kita beri alasan pada dia jika Aunt Lu pergi menyusul menuju Hawai. Kita sampaikan lewat pesan. Cukup? Atau butuh alasan lebih?" Thomas meletakkan iPad nya yang menujukkan beberapa lokasi pelacakan si pelaku. Sulit karena mereka benar-benar melaksanakan rencana dengan licik.

"Lalu siapa yang menjaga Aunt?" Bali bertanya. Pria yang paling sibuk mengatur keamanan di dua lokasi berbeda itu menatap Thomas dengan pandangan santai. Ia cukup tahu, jika sahabatnya satu itu tengah kalut meski terlihat tenang.

"Ada para penjaga. Tindak operasi belum selesai hingga sekarang. Saya tidak bisa menunggunya." Thomas berucap tenang. Meski dapat North dan dua orang itu lihat kegetiran bersarang pada nada suaranya.

Bali mengangguk mengerti. Thomas tidak akan sanggup menunggui Aunt Lu yang berada di ambang hidup dan mati itu dengan tenang dan tanpa emosi.
"Maka mau tidak mau. Kamu harus menghubungi mereka. Ada tanggung jawab lain yang harus kamu emban. You're the president director now."

"I can handle-"

"You can't, terlalu rumit. Lalu pikiranmu kacau sekali. Aunt Lu will be fine. Trust me," ujar Bali meyakinkan. Meski tentu ke-keras kepala-an Thomas tidak semudah itu untuk digoyahkan.

Damn, He's Hot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang