27

4.8K 285 51
                                    

Hola! Bad day or good day today?!

Ada Damn, He's Hot! chat version/AU version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!

***

Terengah, lelah, hampir mati. Keduanya menyerah. Menghempaskan tubuh, meluruskan kaki di atas rumput yang terbentang di kebun depan rumah North, hanya terbatas jalan aspal yang tak terlalu berjarak lebar.

"Both of you want to runaway?"

Suara berat itu mereka hiraukan. Belvina dan Dere masih mengatur napasnya yang tak karuan. Untuk berpikir saja mereka kesusahan apalagi menjawab.

Thomas merendahkan posisinya, berlutut di atas rumput dengan satu kaki, memperhatikan wajah sang adik yang memerah.
"Kenapa mau kabur?"

Belvina mengerjap, menatap bingung pada Thomas. Ia kemudian menggeleng.
"I don't want to runaway. Iya kan, Der?" Belvina menatap pada Dere, meminta persetujuan.

Dere mengangguk, gadis itu bangkit untuk duduk kala Belvina telah duduk terlebih dahulu. Kakinya masih ia luruskan.

"Kenapa kalian lari kalau begitu?" Bali yang masih dalam posisi berdiri membuka suara, menunduk dengan tatapan heran pada dua orang gadis yang terlihat ingin pingsan.

Lah?

Iya?!

Kenapa Belvina malah memilih untuk berlari kabur hingga hampir pingsan seperti ini?!

Keterlaluan memang si Jeni!

Untung dia tidak mati akibat kelelahan berlebih.

"Orang kita balapan. Iya kan, Der?" alihnya agar tak malu.
"Kalian kenapa kejar kita?"

Thomas menghela pelan.
"Jangan keluar sendirian, Belvina. Kamu tahu apa yang terjadi kemarin, bukan? Bisa saja besok jari kamu yang datang pada kita."

Belvina mendelik seketika.
"What a cruel think, Tomcat!"

Thomas hanya menyeringai, ia mengulurkan tangannya.
"Let's go home," ajaknya menghiraukn panggilan gadis itu yang tak sesuai namanya. Lantaran sudah terbiasa dengan sebutan-sebutan aneh dari Belvina. Entah itu Tom and jerry, tompel, tomcat, dan sebagainya, yang kebanyakan tidak ia pahami.

Tentu, Belvina tak akan sudi menyambut tangan itu. Ia memilih berdiri dengan tangannya sendiri meski kakinya serasa ingin patah. Gadis itu kemudian beralih pada Dere yang terlihat lebih lemas. Ia mengulurkan tangan pada temannya.
"Oke, Der?"

Dere menggeleng. Jujur kakinya benar-benar nyeri sekali.
"Kaki gue lagi bengkak, Bel. Emang asu si Jeni. Bego banget lagi gue," cerocosnya kesal dengan nada lesu.

Belvina kembali duduk. Bergegas melepas sepatu yang Dere kenakan. Terpekik heboh kala menemukan darah yang membekas di kaos kaki Dere.
"Berdarah, Der! Lo gimana sih latihannya? Kalo luka dibalutin plester, Ya ampun Dere!"

Dere mendengus.
"Lebay lu!" sentaknya pada Belvina. Namun tak ayal gadis itu meringis saat Belvina membuka kaos kaki di kakinya yang satu.

Damn, He's Hot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang