24

4.7K 236 22
                                    

Hola! Bad day or good day today?!

Jadi aku lagi coba buat Damn, He's Hot! chat version/AU version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!

Jadi aku lagi coba buat Damn, He's Hot! chat version/AU version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuk mampir!

***

Hukum tabur tuai itu benar adanya. Namun bukankah kita tidak berhak? Bukankah Tuhan yang berhak melakukan pembalasan?

North selalu berpikir seperti itu. Hingga dirinya melihat dengan mata kepalanya sendiri, jika memang ada hal yang harus ia bereskan secepatnya, kalau bisa dengan satu cara terburuk. Hingga jera membuat mereka berhenti.

Contohnya, Heksa. North mencoba untuk memaafkan teman yang sudah dikenalnya sedari kecil. Namun bukannya berhenti, Heksa bahkan mengirim mata-mata. Menyelundupkan kamera kecil, menyewa pembunuh yang untung saja dapat ditangani Bali dan teman-temannya dengan sangat baik.

Entah apa yang ada di pikiran Heksa waktu itu. Kenapa Belvina? Ada banyak cara yang dapat membuat keluarga mereka keluar dari permasalahan.

Walau mungkin buntu, Heksa tidak seharusnya mengorbankan dirinya sendiri. Pria itu tahu, jika North selalu menghancurkan setiap orang yang sedikit saja menyentuh Belvina.

"Ini kali terakhir, Sa." Ujar North. Pria itu menyeringai, menatap satu kaki Heksa yang telah hancur, bahkan tanpa terbalut apapun.

"Lo tahu, semakin lama di sini. Semakin busuk tubuh lo." North berdiri angkuh. Jemarinya mengapit sebuah benda kotak transparan berisi bubuk putih.
"Atau semakin gila."

Di ujung ruangan. Rony meneguk ludah. Ia tak berani mendekat. Meski berkata ingin membantu, nyatanya ia masih sangat sangat tidak terbiasa dengan penyiksaan North terhadap Heksa. Namun di sebelahnya, Juna malah bersandar pada tembok, nampak santai menatap North yang tengah berunding.

Kejam, namun di satu sisi. Sangat membuahkan hasil, sepertinya.

"Gue gak tau." Heksa berucap angkuh. Masih mempertahankan jawaban itu. Meski matanya sudah tajam menatap benda yang North suguhkan.

"Just tell us. Sebentar lagi semua akan selesai. Siapa?"

Heksa meneguk ludah. Matanya mupeng memperhatikan benda yang sudah lama tidak ia nikmati. Kepalan tangan Heksa yang terikat menandakan bahwa 'sakau' telah terjadi padanya, entah sejak kapan.
"Give it to me."

Damn, He's Hot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang