"Selamat pagi, jodohku!"
Dengan seragam lengkap yang telah terpasang rapih di tubuhnya, Belvina menyapa North yang baru saja turun dari tangga.
"Mau makan apa?" tanyanya dengan nada ramah. Senyum manis juga senantiasa terpasang di wajahnya.
North menggeleng pelan. Kemudian menghampiri meja makan yang telah terisi dua jenis makanan. Nasi uduk dan nasi goreng beserta lauknya.
"Lo beli?" tanyanya setelah menduduki satu kursi yang bersebrangan dengan gadis itu, yang entah sejak kapan berada di rumahnya.Belvina berdecih.
"Beli?! Gue masak sendiri lah! Lebih higienis!" ucapnya percaya diri.Meskipun tak percaya, North mengangguk saja. Lantas menerima piring yang sudah diisi dua jenis nasi dan lauknya oleh Belvina.
"Gue baru kali ini masak nasi goreng, diajarin Mamih tadi pagi."
"Kalo nasi uduknya?"
"Masakan Mamih."
North mengangguk, lantas menyuapkan nasi goreng buatan Belvina ke dalam mulutnya.
"Enak gak?" Belvina menatap North dengan cemas. Masalahnya ia bahkan tidak berani mencicip nasi goreng buatannya sendiri, meski mami-nya berkata 'lumayan'.
"Enak," jawabnya. Dan memang enak, North tidak berbohong.
"Beneran?" tanyanya memastikan. Belvina kemudian memberanikan diri untuk memakan masakannya setelah mendapat anggukan dari North.
"Eh iya!" soraknya riang, matanya berbinar terang.
"Kok bisa seenak ini?!""Fix! Gue emang calon istri yang baik dan tepat buat lo! Udah cantik, baik, suka menolong, bisa masak! Perfect banget gak sih?! Beruntung lo punya jodoh kayak gue!"
Jika padi itu semakin berisi semakin menunduk. Maka Belvina kebalikannya, semakin berisi semakin meninggi. Lihat saja, tingkah pongahnya bahkan tidak kunjung berhenti.
Gadis itu bahkan meraih ponselnya dan menyalakan kamera guna merekam dirinya sendiri dan nasi goreng buatannya.
"SBL! SBL! SBL! SYEDAPH BHANGET LOCH! Lihat guys! Hari ini gue berhasil masak nasi goreng untuk pertama kalinya! Cuba iyat! Lezato numero uno dan bergiji banget, kan?!" ocehnya tak jelas dengan suara cempreng. Bergaya bak Bondol, tiktokers andalan Belvina.North tahu, karena Belvina kerap kali mengoceh tentangnya.
"Mami mana?"
Pertanyaan North berhasil mengalihkan kesibukan Belvina yang tengah merekam nasi goreng beserta dirinya dan ocehan yang tak pernah tertinggal.
Belvina menjeda rekamannya. Kemudian menunjuk belakang rumah.
"Lagi sibuk benerin bunga-bunga cantik-nya. Ada yang layu tadi. Kata Mamih, Mamih mau bikin rumah kaca gitu di belakang. Mumpung ada lahan kosong. Oh iya, katanya si Darka sama Darki beserta anak-anaknya mau dibikinin kandang juga. Lo mau?"North mengelap mulutnya dengan tisu, menggeser piringnya yang telah kosong. Ocehan Belvina di pagi hari ini membuat nafsu makannya meningkat, karena bagi North, melihat kegilaan gadis itu saja sudah cukup menguras energi.
"Udah ada. Gak usah buat lagi. Mau gue jual juga.""OH MY GOD!"
Jeritan Belvina yang diluar perkiraan, membuatnya sedikit tersentak. North kemudian menghela nafasnya. Menatapi perilaku Belvina yang tidak pernah tidak aneh dengan kedua tangan bersidekap di depan dada.
Tangan Belvina yang tadinya menangkup pipi, kini beralih menggenggam satu sama lain. Gadis itu menunduk dengan mata terpejam.
"Terimakasih Tuhan! Akhirnya Kompas Sesat mau menyingkirkan mahluk tidak berguna seperti mereka. Akhirnya hamba bebas dari mahluk tanpa kaki dan tangan itu ya Tuhan. Terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn, He's Hot!
Teen Fiction18+, be wise guys! Di mata Belvina, North itu menyebalkan, jahil, dan overprotective. Maka dengan ketiga pandangan itu Belvina melabeli North sebagai musuh besar yang harus selalu ia recoki tiap hari. Hingga Belvina menemukan North bertelanjang da...