33

3.6K 259 62
                                    

Hola! Bad day or good day today?!

Ada Damn, He's Hot! chat version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!


Selamat membaca semua!

***

Andai. Andai kepastian itu sampai, Belvina takkan berdiri dengan mantel mengerat di depan pintu utama.

Juga andai, andai dirinya dapat berpikir sedikit. Ia tidak akan berdiri di sana, menggigil, menahan dingin.

Karena bukankah lebih baik menunggu di dalam mansion? Mengintip dari balik jendela, dibanding menghadang di tengah hujan salju yang lebat. Meski tertutup teras.

Namun dialah Belvina. Gadis gila yang selalu memiliki cara tersendiri dalam melakukan sesuatu. Tak peduli jika itu menyulitkan. Tak peduli jika terdapat jalan lain yang lebih mudah.

Satu tahun lebih mengenyam pendidikan di negeri orang tak memberi perubahan berarti pada Belvina. Kecuali kaca mata yang bertengger di wajahnya. Nampak manis dan lebih terlihat dewasa. Tatanan rambut gadis itu tak serapih dulu, tak memakai aksesoris berupa bando atau jepitan lucu.

Belvina kini hanya menggulung asal rambutnya dengan pensil. Ia asal mengambilnya tadi karena terlalu fokus pada beberapa desain yang harus ia garap. Sedang riasannya tak seheboh dulu. Belvina hanya sempat memerahkan bibirnya dengan lipstik berwarna coral, saking frustasinya ia terhadap banyaknya tugas.

"My dear, come in. Kamu akan beku nanti jika berdiri di luar terus menerus seperti itu." Di ambang pintu, Louisa menegurnya.

Ya, Moma-nya, Louisa.

Pertemuan pertama mereka cukup buruk. Louisa kerap mengusirnya agar menjauh. Wanita itu takut sekali jika nyawa Belvina akan terancam jika di dekatnya. Hingga pada pertemuan kesekian, Louisa akhirnya menerima kehadirannya. Tak cukup hangat, bahkan canggung sekali.

Belvina yang gila melakukan hal gila di hadapan Louisa. Kala itu Louisa tengah memperlihatkan lukisan-lukisannya tentang Belvina dari waktu ke waktu. Tak ingin kalah, Belvina menari, menunjukan bakatnya juga. Lalu pada akhir pertunjukan Belvina menampilkan tarian konyol, tawa Louisa berderai seketika.

Tidak anggun sama sekali. Tawanya seperti terompet, meski visual wanita itu tetaplah anggun. Ya, memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

Maka sejak saat itu hubungan mereka mendekat, Louisa begitu lembut. Bahkan mengajarinya menggambar dan memilih ketepatan warna untuk desain busana yang ia inginkan. Moma-nya benar-benar ibu yang Belvina inginkan. Ah, tapi tetap Mami lah yang terbaik, meski wanita itu cenderung galak.

Damn, He's Hot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang