30

4.1K 257 73
                                    

Hola! Bad day or good day today?!

Ada Damn, He's Hot! chat version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!

Selamat membaca semua!

***

Figur seorang wanita ia pandangi dalam lembar di tangannya.

Louisa, nama yang cantik. Secantik wajahnya.

Cantik sekali.

Rambut hitam pekat, satu-satunya hal yang mirip dengan Belvina. Mungkin?

Belvina menyentuh rambut yang telah ia gerai, tersenyum saat menemukan kesamaan. Jemari Belvina kemudian menyentuh figur wanita itu.

Ah, bibir.

Bibir mereka sama.

Jadi dia adalah ibu kandungnya?

Senyuman masam nampak di wajah ayunya. Miris sekali.

Dia begitu bodoh, untuk tidak menyadari jika perkataan demi perkataan Thomas selalu memilki arti terhubung. Seakan mencoba memberitahu Belvina, namun tanpa berpikir jika Belvina tidak sepintar itu untuk paham dengan kalimat yang Thomas ungkapkan.

"Kamu tidak mirip dengan Mama saya. Jelek sekali."

"Hidup saya akan lebih damai jika tidak ada kamu."

"Bukankah lebih baik kamu mencari keluargamu sendiri, beasty?"

"Menikah atau apapun itu, terserah kamu. Asal kamu tidak lagi menyusahkan saya."

"She's Belvina. Dia perempuan, Like you."

Thomas tidak salah, dia benar. Belvina bak seekor burung puyuh yang kehadirannya tak pernah diinginkan dalam kawanan burung dara. Tidak berguna, menyusahkan. Bahkan untuk terbang pun ia tidak memiliki kemampuan.

"Cantik sekali ya?"

Belvina mendongak menatap perempuan dengan wajah teduh yang kini sudah berada di dekatnya dalam posisi berdiri. Padahal Belvina kira dia masih berada pada kursi yang diletakkan sedikit berjarak dengannya. Sedang Belvina duduk di ujung ranjang.

"Maaf," ucap Belvina karena sedari tadi ia tak berbicara.

Perempuan itu tersenyum, teduh sekali. Ia mengusap surai Belvina yang tergerai.
"Gak apa, sayang. Saya juga gak bertanya apapun kan? Diperbolehkan duduk dan masuk ke kamar kamu saja saya sudah sangat berterimakasih."

"Mbak Tika sudah mau pulang?" tanya Belvina saat wanita itu telah menenteng tasnya, juga mengulurkan setangkai bunga mawar berwarna merah muda.

Kartika atau yang biasa Belvina panggil Mbak Tika itu mengangguk.
"Untuk si cantik, Belvina."

Belvina menerima bunga itu, lantas menyimpulkan senyumnya.
"Terima Kasih, Mbak."

Kartika kemudian pamit, melangkah pelan. Meninggalkan Belvina yang kembali menjatuhkan pandangan pada lembar foto di tangannya. Membiarkan tangkai bunga itu jatuh di atas ranjangnya.

"Moma, how are you?"

Belvina ingin tahu.

Bagaimana kabar wanita itu.

Terkurung dalam paviliun.
Kesepian.

Belvina ingin bertemu. Memeluk wanita itu yang pasti merasa sedih di sepanjang hidupnya.

Damn, He's Hot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang