34

3.9K 272 74
                                    

Hola! Bad day or good day today?!

Ada Damn, He's Hot! chat version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!

Ada Damn, He's Hot! chat version di instagram! Yang penasaran bisa langsung klik link instagram aku di bio wattpad ku, ya! Jangan lupa like, comment dan follow!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca semua!

***

Sebuah kabar yang Belvina tunggu tak membuat gadis itu melega. Cemas, tentu saja. Namun ada tanya yang kini tertancap dalam pikirannya.

Setidak penting itu kah Belvina dalam hidup North?

Hingga saat pria itu mengalami kecelakaan Belvina tak mengetahuinya sama sekali?

Belvina termenung dalam ruang terang yang berisikan manekin, lembar desain yang bertumbuk di meja dan kain serta alat jahit di sana. Belvina meringkuk di atas lantai. Ia tak membiarkan dirinya merusak acara malam natal yang telah selesai beberapa jam lalu. Jadilah dengan ketegarannya, Belvina sejenak melupakan rasa kecewanya dan bersenang-senang bersama keluarganya. Tentu juga bersama Mami Papi, meski hanya melalui panggilan video.

"Hey?"

Belvina mendongak. Menatap sosok yang berdiri di ambang pintu ruang yang entah sejak kapan terbuka.

"Do you fancy biscuit?"

His british accent, mata biru dengan keriput yang memenuhi wajahnya. Serta rambut pirang yang kini bertambah uban.

Belvina menampakan senyum simpul, mengangguk. Ia kemudian menepuk tempat di sebelahnya yang berlapis karpet.
"Do you fancy the snowstorm?"

Ada tawa renyah yang mengudara sesaat setelah Belvina balik bertanya. Pria itu mendekat dengan nampan berisi segelas susu hangat dan beberapa kukis.

"Sedang apa?" Pria itu bertanya setelah duduk di sisinya dengan nampan yang ia letakkan di antara mereka.

"Melihat salju dari jendela. Badainya mungkin cukup mengerikan. Tapi indah sekali jika di lihat dari sini." Belvina menatap Dimitre yang menampakkan senyum teduh. Menatap jendela besar di hadapan mereka yang memang Belvina buka gordennya.

"Apa sulit?"

Belvina mengernyit.
"Apa yang sulit?"

"Fashion design. Dulu Giana juga seperti kamu. Tapi saya patahkan sayapnya."

"Mama pasti sedih saat itu. Kenapa dipatahkan?"

"Karena dia menginginkan itu. Mungkin karena terlalu sulit? Atau mungkin karena saat itu saya terlalu jahat. Saya memberinya dua pilihan. Bersama saya namun melepaskan mimpinya atau berpisah lalu bebas meraih apa yang dia inginkan."

"Kenapa harus dua pilihan itu? Kalian bisa bersama dengan impian masing-masing seperti Mami dan Papi. Mami tetap menjalani profesinya tanpa hambatan dari Papi Dwi."

Damn, He's Hot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang