35

4.2K 211 30
                                    

Jayden sebenarnya tak tega untuk meninggalkan Riel sendirian apalagi bocah itu masih dalam kondisi yang belum membaik. Riel sedikit demam karena kebanyakan menangis semalaman membuat Jayden juga semalam bergadang untuk merawatnya.

"Om sana kerja nanti telat, di marahin  tuan Lee lagi..." ucapnya lirih.

"Tapi kamu masih sakit sayang.. om gak tega ninggalin kamu sendirian."

"Ih iel nda apa apa, cuma demam nanti aja sembuh," ucap Riel sambil menarik selimutnya.

"Oke om berangkat, nanti jam 10 om pulang, jangan kemana mana ya sayang, istirahat aja di kamar, jangan ambil ice cream!"

"Dan kalau sudah mam obatnya di minum yaa!!" titah jayden membeo.

"Iya om ih bawel ..."

Cup

Jayden mencium kening dan pipi Riel cukup lama, setelahnya mengelus surai bocahnya yang dimana bahkan terasa panas di tangan nya.

"Om berangkat ya sayang, nurut kata om ya!" Riel mengangguk lirih dan setelahnya Jayden meninggalkannya sendirian.

Jayden berangkat ke kantor dengan hati sedikit gundah dan gelisah, memikirkan Riel yang sakit dalam kondisi hamil muda nya.

Percakapan menegangkan kemarin sungguh membuat keduanya sedikit bimbang dan takut, namun tekad Jayden lebih besar mengalahkan rasa takut nya.

Jam delapan kini Riel yang sedikit bosan karena hanya berbaring pun keluar mencari beberapa hiburan untuk dirinya. Dia membuka kulkas dan membawa buah dan beberapa makanan ringan untuk dibawa menonton bersamanya.

Dia duduk meringkuk namun dengan mulut menguyah dan dahi yang masih ada kompresan.

"Huh... iel takut kalau om Jayden .." lirihnya tak dilanjutkan.

"Dari awal harusnya iel tolak buat kerja sama om ... iel lupa akan derajat iel ini siapa."

"Jien maafin iel ... bunaa maafin iel bunaa... iel bukan anak penurut dan baik seperti kata buna..." monolognya lirih memikirkan semua kekacauan.

Bahkan acara kartun favoritnya tidak membuat mood Riel kembali baik. Acara itu bahkan seperti tengah menonton Riel yang terus bergumam tak jelas dengan raut sedih tanpa cahaya seperti biasanya.

Riel kembali ke dapur untuk memasak makanan, karena dirinya yang mulai lapar. Dia memasak makanan yang simpel dan cepat karena cacing dan bayinya sudah meronta ronta ingin makan.

Setelah selesai makan, dia membereskan peralatan nya dan mencuci nya segera. Lalu Riel naik kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Namun yang Riel lupa dia tak meminum obatnya seperti apa yang dikatakan Jayden.

Dia langsung duduk di atas kasurnya, bukannya berbaring ia malah memikirkan kembali perlakuan yang mungkin telah dirinya lewati batas.

Ia memilih keluar, mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dibandingkan hanya berdiam diri bak ratu. Namun baru saja membuka pintu kamar nya dia di kejutkan oleh seseorang yang bahkan tak ia tahu kapan datang.

"KAU JALANG SIALAN!!" teriaknya sambil menjambak rambut Riel cukup kuat.

"Akhhh sakit kak akhhhh lepasin iel hikss sakit ..." Rintihnya yang tiba tiba Yevi datang entah dari mana bisa membuka pintu nya.

Gadis itu langsung menjambak rambut Riel dengan keras dan mengumpati beberapa kata untuknya. Sungguh kepala Riel yang masih demam harus merasakan jambakan kuat dari gadis yang dia tau adalah saudara Jayden.

"AKHHHH SAKITHH...." teriak Riel kala tubuhnya terdorong hingga pinggang nya terbentur keras oleh sudut meja nakas di luar kamar.

"KAU JALANG SIALAN!!"

"GARA GARA KAU JAYDEN MENUNTUT KU SIAL, AKU KEHILANGAN SEMUA ASET KU GARA GARA KAU!!"

"MATI KAU JALANG!!"

"Akh sakit kak .... akkkhh bukan iel... itu salah kau sendiri... akh tidak sakit hentikan hiks bayi iel .."

"Sakit tolong lepasin hiks bayi iel ... gak jangan perut iel ..." tangisannya mencekik setiap kali Yevi menekannya hingga terasa pinggangnya hingga perutnya merasa nyeri begitu hebat.

"Oh jadi jalang seperti mu hamil? Hahaha bagus aku akan menyingkirkan benalu seperti kalian berdua!"

Brughh...

Riel di lempar hingga punggung nya mengenai tiang pembatas tangga. Yevi mulai mendekat lagi dan menjambak rambut Riel hingga rontok di tangannya.

Namun kali ini Riel tidak akan bertindak lemah, dia juga melawannya. Hingga akhirnya Riel bisa menepis tangan Yevi yang meremat sakit kepala nya.

"INI BUKAN SALAH IEL ... INI SALAH KAKAK!! KAKAK YANG HANCURIN HIDUP OM JAY DULUAN!!" bentak Riel dengan berani.

"KAU JALANG TAU APA TENTANG KELUARGA LEE HUH?"

"KAU BENALU BAHKAN ADIK MU SAJA CACAT!!!" bentaknya kian keras hingga menggema di mansion besar itu.

"ENGGAK! IEL TAU, IEL TAU SEMUA!! KAKAK YANG GAK TAU DIRI!!" bentak Riel menyahuti.

"Kau jalang gila!!"

Plak

Rasa yang amat panas menjalar kian di tubuhnya. Rona merah dan rasa sakit juga mendominasi nya. Tangan ringan gadis itu menampar kuat pipi Riel hingga meninggalkan bekas merah sedikit keunguan.

"Kau hanya anak sma yang dipungut oleh Jayden!!"

"Jangan bergaya sok seolah kau adalah ratu jalang!!!"

"Bahkan aku tau tuan lee itu tidak merestui kalian!!!"

Riel lalu menatap dalam wajah itu Dia ingin sekali membalas tamparan pada wajah gadis yang membuatnya marah. Namun Riel langsung teringat kata bundanya, jika semarah apapun jangan pernah memukul wanita.

"Ya lalu? Iel akan tetap hidup bahagia sama om Jay!! mending kakak pergi dari rumah iel!!!" usirnya dengan tegas.

"Kau mengusirku, Kau pikir kau siapa? kau hanya jalang yang menjadi mainan sex hingga anak haram itu tumbuh di rahim jalang mu!"

"BAYI IEL BUKAN ANAK HARAM!"

Plak

Dengan amarahnya Riel mengingkari janji bundanya. Dia tak tahan, apapun hina an pada dirinya bisa ia terima, namun jika ada yang menghina bayi nya Riel sungguh akan marah besar.

"KAU BERANI MENAMPARKU KEPARAT?!!!" marah Yevi yang sekarang mencekik leher Riel hingga sang empu sangat amat kesakitan dan tidak bisa bernafas.

"KAU MELEWATI BATAS MU!! AKU SUNGGUH INGIN MEMBUNUH MU!!

"MATI KAU JALANG!!"

"Akhh sh akkkk...."

Hentakan terakhir membuat riel sudah tak lagi bisa kuat, ia melemas kala pasokan oksigen benar benar menipis.

"JALANG MATI LAH!!"

Brughh...

Tak disangka saat Riel hendak melawannya pergerakan keduanya meleset, hingga Riel dan Yevi sama sama terjatuh dari tangga yang sangat curam dan tinggi. Keduanya menggelinding hingga pingsan saat mendarat di dasar.

Luka Riel lebih parah karena terus terbentur oleh sisi tiang anak tangga yang sangat lancip. Kepalanya berdarah dan juga aliran darah segar bisa terlihat di kaki nya.

Seseorang yang baru saja masuk, keheranan mendapati pintu mansion yang terbuka lebar dengan beberapa balok besi tergeletak didepannya.

Saat mereka masuk sungguh kaget, melihat Riel dan salah satu wanita lainnya terjatuh tergeletak di bawah anak tangga.

"KAKAKKK!"

"RIELLL!!"

𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃 𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃

oke lah segini dulu, mari berdoa bersama wahai para mommy nya iel, untuk iel agar bisa selamat sampai akhir.

oke segini dulu see u in the next chapter Babay.

OM CEO & SI POLOS || [ NOREN ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang