33

4.1K 192 13
                                    

Ujian nampaknya sudah selesai, Riel bahkan kini tengah bermalas malasan, seperti berbeda sifat dari sebelumnya.

Kaki anak ikut nangkring nyaman di atas sofa dengan dirinya yang tidur dengan posisi miring dan mulut yang sibuk atas camilan camilannya. Di rumah sendirian membuatnya kian jenuh dan suntuk.

Bukannya Jayden meninggalkannya, sebelum itu bahkan ada cek cok antara keduanya, yang dimana Riel sendiri yang tidak mau kemana mana selain rebahan manja di rumahnya, eh rumah Jayden maksudnya.

Begitu nikmatnya menjadi Riel, menonton acara kartun favorit nya di layar yang super besar dengan banyak camilan dan fasilitas yang memadai.

Tak terasa waktu kian siang namun anak itu tetap tak bergeming dari tempatnya, kecuali posisi nya saja yang berubah.

Tingg...tonggg....

Bell mansion besar itu terdengar menggema di seluruh penjuru rumah, membuat Riel memutar bola matanya malas.

Entahlah mood bumil sangat berubah ubah tiap detik nya. Dengan rasa malasnya dia berjalan ke pintu besar dan membukanya sambil menggaruk perut nya yang tak terasa gatal.

"Hallo kak..." sapa nya dengan periang.

Ternyata sosok Jien dan Hanza lah yang datang, otomatis dengan perasaan senangnya dia langsung berubah mood dengan memeluk adiknya yang sudah lama dia rindukan.

"Loh jijie kok kesini?"

"Heheh udah libur panjang masa iya gak main," ucapnya.

"Ya udah masuk dulu, om masih kerja."

Hanza lah yang mengantar Jien menuju rumah Jayden sesuai alamat yang di berikan oleh Alza sebelumnya. Ketiganya duduk dan Riel mengambilkan minuman dan makanan untuk keduanya.

"Dari kapan kok jam segini udah sampai?"

"Dari subuh kak, ini juga kemauan bunda katanya punya feeling aneh sama kakak, jadi suruh Jien jenguk sekaligus liburan kesini," ujarnya.

"Loh? Buna nda apa apa?" Jien mengangguk dan tersenyum.

Mereka semua mengobrol bersama, Jien juga merasa nyaman dengan lingkungan yang menurutnya sedikit berbeda, apalagi sifat kakaknya yang kini mulai berubah. Ia tak masalah, jika kakaknya nyaman dia juga akan baik baik saja.

"Kak aku izin ambil buah yaa?" tanya Jien di angguki oleh Riel yang kini terlentang di sofa sambil menikmati jus nya.

"El gimana sama Jayden aman?" tanya Hanza.

"Aman om, emang kenapa hung?"

"Gak ada sih, om mau ngomong sama kamu dulu hehe sebelum sama bunda kamu."

"Ngomong apa cepat ngomong aja om, El penasaran."

"Om Hanza mau minta restu kamu buat deketin Jien boleh kan ya?"

"Takut pas di pantai waktu itu cuma bercanda jadi om minta izin lagi sama kamu."

"Oh om suka sama jijie?"

"Stttt jangan keras keras El, nanti dia denger," ucapnya membekap mulut Riel.

"Ih lepas tangan om bau! Deketin aja kalo Jien nya mau, iel mah gak masalah asal jangan buat Jien terluka!!"

"Habis iel lulus jie mau operasi mata jadi, El harap om gak nyakitin adik iel habis itu!!" tegasnya yang terkesan imut.

Perbincangan bisik bisik dan rahasia itu membuat Jien yang belum jauh memicing keheranan dengan dua orang yang lebih tua darinya. Tua dikit kecuali Hanza.

OM CEO & SI POLOS || [ NOREN ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang