Jien dan Hanza yang baru masuk kaget dengan apa yang mereka lihat. Riel dengan kubangan darah dan seorang wanita dengan memar di tubuhnya tergeletak tanpa sadar di bawah tangga.
Tanpa pikir panjang keduanya membawa dua tubuh itu ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Disana Jien menangis hingga sesegukan karena khawatir dengan kondisi Riel yang dia temui dengan bercak darah.
"Kak Riel om ... kak iel..." isak nya dalam dekapan Hanza.
Hanza hanya bisa mengelus pundak Jien menenangkan bocah itu agar tidak berlarut dalam kesedihan.
Jayden yang beberapa menit lagi hendak pulang, merasa aneh pada perasaannya. Seperti gundah akan suatu hal yang membuatnya ingin segera pulang.
Tanpa menunggu lama jayden langsung mengambil jas nya dan pergi turun dengan cepat. Mengambil mobilnya dan segera berjalan untuk pulang sesuai yang ia janjikan pada Riel. Tak lupa Jayden membelikan tiramisu cake yang pernah Riel idamkan sebelumnya.
Jayden tersenyum melihat cake yang ia bawa, menunggu reaksi lucu Riel yang mungkin kini masih tengah beristirahat.
Saat sampai dia kaget mengapa pintu rumahnya terbuka sangat lebar dengan beberapa balik besi di sekitarnya. Dengan panik dia masuk dan mencari Riel didalam.
"Riel ... sayang kamu di rumah? Kok pintunya kebuka babe???" teriak Jayden memanggil nama Riel.
Namun kala hendak naik ke kamarnya dia melihat kubangan darah tercetak jelas di lantai marmer putih nya. Dengan panik Jayden kini malah menjatuhkan cake nya dan bergegas naik ke kamarnya. Bahkan sudut sudut anak tangga di penuhi oleh bercak darah yang hampir mengering.
"SAYANG KAMU DIMANA??"
"RIEL!!"
"SAYANG?"
"RIELL OM PULANG SAYANG" teriak Jayden mencari Riel usai dia tidak melihat anak itu di kamarnya.
Bahkan pintu kamarnya terbuka lebar tanpa ada penghuni nya sama sekali.
Hingga saat panik dan lemas karena ia tak menemukan sang bocah, telepon dalam jas nya berdering beberapa kali.
Itu adalah telepon dari Hanza. Entah ada apa namun Jayden kini sudah sangat syok dan lemas saat mendapati berita jika Riel berada di rumah sakit.
Tubuhnya melemas dan jantung nya berdegup kencang. Dunianya bak hancur apalagi mengingat darah yang masih segar berada dilantai bawah tangga nya. Jayden bergegas tanpa mengunci rumahnya lalu pergi ke rumah sakit sesuai apa yang di beritahukan oleh Hanza.
Dengan perasaan gundah nya jayden melajukan mobilnya menerobos jalannya yang terbilang cukup ramai. Dengan tubuhnya panas karena aliran darah yang mengalir ke jantungnya berpacu lebih cepat tanpa arah.
Dirumah sakit di UGD, Riel belum ada tanda tanda apapun. Bahkan dokter nya pun belum keluar sejak hampir tiga puluh menit yang lalu.
Jien masih menangis, karena otaknya panas memikirkan hal negatif yang tiba tiba muncul membuatnya ketakutan.
Dia ingin memberitahu bunda nya namun dalam kondisi seperti ini ia juga takut akan membuat sang bunda sedih bukan main.
"JIENN!" teriak jayden dari lorong rumah sakit.
"OM JAY... HIKS KAK IEL OM HIKS.." teriak Jien segera kembali menangis.
"Tenang tenang jie, coba cerita kenapa bisa dan kenapa ada darah serta pintu rumah kebuka?"
"Jie sama om Hanza kan mau datang main ke rumah, tapi jie ... nda tau ada apa sebelumnya... jie datang pas pintu bahkan kebuka lebar dengan beberapa tongkat besi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
OM CEO & SI POLOS || [ NOREN ]✓
Romance[TAHAP REVISI] [Jangan lupa follow sebelum membaca, trimakasih] Kisah Riel yang polos dan malah bertemu dengan Jayden sang CEO yang jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Banyak adegan 🔞🔞 Untuk di bawah 18+ dimohon untuk menjauh. Mohon untuk...