1

47K 1K 7
                                    

𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃


Rielzy pria kecil yang kini tengah bersama bersama Jienza sang adik nya di gerbang sekolah.

Jien sang adik hanya memiliki satu mata karena ulah mendiang sang ayah yang dulu mengamuk dan melemparkan beberapa botol kaca berisi alkohol pada mereka dan itu malah tepat mengenai mata kiri jien.

Jien dan Riel berbeda satu tahun dengan Riel yang kini menginjak kelas 12. Walau begitu riel lebih polos di bandingkan sang adik, Jien.

"Aku masuk dulu kak, kakak hati hati ya, jangan kesandung lagi," ujar Jien sat sudah berada di depan kelasnya.

"Iya Jijie masuk aja, bye Jienza." Jijie adalah panggilan sayang Riel pada adiknya. Usapnya pada surai sang adik yang lebih tinggi dengan susah payah.

Jien yang tau pun menundukkan kepalanya guna sang kakak bisa mengelus rambut dan kepalanya.

Setelahnya Riel pergi menuju kelasnya sendirian, dengan pikiran cemas karena sang ibu yang tak kunjung pulih.

"Ck cowo miskin kaya lo kenapa bisa sekolah disni, nyampah aja tau ga?!"

"Iel kan punya prestasi, lagian siapa yang ga ngebolehin masuk sini, lagian Iel udah kelas dua belas."

"Dih najis sok polos"

Riel tak menghiraukan kedua pasang muda mudi yang mengejeknya. Bagi Riel pendidikan itu penting sebagaimana dia ingat kata kata dari sang bunda.

"Riel sama Jijie harus bisa sekolah yang pinter dan tinggi, biar suatu saat ga ada lagi orang yang bisa merendah kan kalian."

Riel belajar dengan tenang seperti biasa, dia juga aktif dalam menjawab beberapa pertanyaan dan juga dia mampu mempresentasikan hasil tugas praktek nya dengan sangat baik.

Istirahat terakhir Riel di panggil kepala sekolah untuk menemui di ruangan nya. Riel terpekik bingung dan mengikuti sesuai perintah sang kepala sekolah.

"Maaf pak ada apa panggil El?"

"Gini nak, uang spp kamu sama adik kamu udah nunggak dua bulan, bagaimana kamu mau membayarnya?"

"Bapak tau kamu siswa berprestasi tapi uang spp harus tetap di bayarkan tidak ada pengecualian agar tidak menjadi pembeda untuk siswa lain."

"Riel minta maaf pak, El janji minggu depan El bayarkan punya Jien dahulu ya pak, tolong beri keringanan pak?!" Riel memohon agar bisa lebih di beri waktu.

"Baiklah bulan depan bayar sekaligus ya, atau jika kamu menunggak lagi, dengan penuh maaf kamu nanti tidak bisa ikut ujian dan kelulusan."

"Baik pak atas pengertiannya, El pamit, permisi pak."

"Ya silahkan."

Riel keluar dari ruangan itu, sambil berfikir kemana lagi dirinya harus mencari uang tambahan demi bayar uang spp sekolah dan juga biaya pengobatan sang bunda.

Dia bertabrakan dengan seseorang saat dirinya tak fokus memperhatikan jalan di depannya.

Dugh

"Kak El?" panggil si adik.

"Eh Jien, Jijie ngapain disini?"

"Jien yang harus nanya sama kakak, kenapa kakak disni? Habis ketemu guru siapa?" Jien celingukan memandangi ruangan guru dan kepala sekolah yang berdekatan.

"Ah tidak ada, El cuma habis ketemu pak Johny untuk mengumpulkan tugas biologi." Angguk Jien percaya.

"Jijie mau kemana?"

OM CEO & SI POLOS || [ NOREN ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang