Bahkan sudah sore Jayden belum kembali lagi ke rumah sakit. Riel juga sudah di pindahkan ke ruang rawat dengan Hanza dan jien yang menemani nya.
Tiba tiba pintu terbuka, menampakan dua sosok yang membuat kedua orang di dalam cukup kaget.
"Loh bunda?" pekik Jien.
"J-jien apa yang t-terjadi dengan k-kakak mu," ucapnya terbata bata di atas dorongan kursi roda dengan tangisan lirih.
"Kak Alza?" tanya Jien menghadap siapa orang yang mendorong kursi roda itu.
"Maaf jie...," ucap Alza lirih.
Jien mendekat dan menghampiri bunda nya mendorongnya ke arah sang kakak yang masih terbaring dengan selang oksigen nya.
"Kok bisa kau kesini?" tanya Hanza saat Alza mendekatinya.
"Aku tengah berada di rumah nyonya wicella karena ini adalah rutinitas setiap akhir pekan yang kak Jay berikan untuk menemani dan memberikan nya beberapa buah buahan, dan..." jeda nya.
"Apa?" tanya Hanza penasaran.
"Kak Jay menelpon ku dan menyuruhku datang kemari, dia berbicara soal kejadian Yevi dan Riel, tak disangka nyonya wicella mendengarnya dan memaksa ikut dengan ku," jelas Alza dengan Jien juga yang dapat mendengarkan nya.
"Oh begitu, lalu dimana Jayden?"
"Kakak ...."
"Kak Jayden masih dalam temperatur tinggi, dan mungkin sekarang tengah mengamuk, ku lihat ada Mavel dan Hessa yang mencoba mencegahnya, aku tidak tau itu berjalan baik atau tidak,"
"Kau menempuh perjalanan sekitar 6 jam, apa kau mengemudi dengan cepat?"
Alza mengangguk, "Iya, jika tuan Jay tidak mengamuk aku akan santai, ini menyangkut dua orang lebih jika tidak bisa bisa aku akan terlambat." Hanza mengangguk dan mendongakkan kepalanya keatas.
"Apa mansion besar kak Jay ada cctv nya?" tanya Alza.
"Kupikir ada, kenapa?"
"Aku ingin mengeceknya, itu bisa menjadi saksi siapa yang salah, kau tahu tidak dimana ruang cctv mansion kak Jay?" tanya Alza.
"Enggak, kau adik nya apa kau tidak tahu?" ia menggelengkan kepalanya.
"Aku pernah datang dua kali saja, dan aku tidak pernah menetap dalam mansion itu, mana mungkin aku tau," jelasnya.
"Kau bisa menggeledahnya, namun izin dulu pada Jay walau mungkin pesan mu tidak di jawab oleh nya, ku kira tidak masalah."angguk Alza segera pergi.
Sedangkan wicella masih menangis dan terisak sedih atas apa yang menimpa anak sulungnya. Wicella merasa bersalah karena sejak dulu Riel lah yang banyak berkorban untuknya dan keluarga nya, dan kali ini anak itu malah terbaring lemas.
"Iel maafin bunda sayang ... jika bukan karena penyakit bunda kamu gak akan seperti ini ..." Isaknya menyayat hati seorang ibu.
"Bunda udah ... jangan nangis terus .. nanti kak iel nya sedih bun.." lerai Jien merengkuh tubuh bundanya yang cukup kurus itu.
Meninggalkan kesedihan bagi keluarga Yamazaki, kini Jayden sendiri tengah bergegas mencari sang ayah yang entah kini berada dimana. Mavel dan Hessa sudah sebisa mungkin mencegahnya, namun tetap tekad Jayden sangat besar dengan amarah yang memburu.
Mereka selalu mengikuti kemana mobil jayden pergi, mobil yang amat sangat cepat dilajukan membelah jalanan yang terbilang ramai.
"Arhg sial ada apa lagi sih? Kenapa jayden keliatan marah banget?" pekik Mavel.
"Sepertinya ada sesuatu yang terjadi sama Riel dan tetua Lee..."
Jayden kian mengebut hingga Mavel dan Hessa kehilangan jejak nya. Jayden melajukannya ke suatu tempat yang dirinya yakini jika ayahnya berada disana.
Dia ingin menuntut ayahnya karena anak pungut nya benar benar kelewatan batas, dia juga akan menuntut Yevi yang merupakan pelaku utama, agar bisa benar benar menghilang dari hidup nya.
Dia berhenti di suatu tempat, dan masuk kedalam bangunan mewah dan besar yang di jaga oleh banyak bodyguard di setiap area nya.
"Dimana bos kalian?" tanya Jayden dengan intonasi tinggi.
"Tuan Jayden, tuan Lee sedang tidak bisa di ganggu..." ucap salah satu bodyguard mencegah nya.
"Kau berani pada ku? Atau kau mau mati dengan ku?" Tanya Jayden dengan isyarat marah sambil menodongkan pistol nya.
Sontak pergerakan Jayden membuat bodyguard diarea lainnya juga menodongkan pistol kepada nya. Area dengan atmosfer tipis juga membuat suasana kian mencekam, Namun jayden benar benar tak di goyahkan oleh rasa takut nya.
Dia masuk dengan perlahan dan pistol yang senantiasa dia todongkan untuk melindungi nya. Beberapa bodyguard ada yang mengikuti pergerakan nya. Hingga dia sampai pada ruangan ayahnya, yang tengah bersantai ria didalam kolam renang private nya.
"LEE JACKSON!!!" bentak Jayden menyebut nama ayahnya terang terangan.
"Oh kau? Apa kau menyetujui untuk berpisah dengan anak itu?" tanya nya santai tanpa menoleh dengan memainkan wine di tangan kiri nya.
"Kau dan anak pungut mu keparat!"
"Kau membuat Riel harus mengalami hal buruk dan aku hampir kehilangan anak ku, JACKSON!!!" bentak Jayden dengan emosi sambil menodongkan kembali pistol nya namun dengan tangan yang sedikit bergetar.
"Mengapa kau menyalahkan ku?" tanya nya santai.
"Jika bukan karena keegoisan mu dan kau bisa memberiku kebebasan, Yevi tidak akan bertindak bodoh yang membuat ku akan menyingkirkannya pada keluarga Lee!!"
"DIA TAK BERKONTRIBUSI APAPUN, JALANG ITU HANYA BISA TIDUR DENGAN BANYAK PRIA HINGGA DIA ABORSI BEBERAPA KALI!!"
"LIHAT ANAK PUNGUT KESAYANGAN MU BAHKAN MENJELEKKAN NAMA KELUARGA LEE!!"
"Cukup jangan ganggu aku jika kau berpihak pada Yevi! Anak itu semakin kurang ajar pada kehidupan ku! Aku akan menuntut nya, dengan beberapa bukti yang akan menguatkan hakim, jika ingin membela nya bela lah, dan detik itu juga aku bukan anak mu!!" beo Jayden dengan bentakan yang kian bergetar disetiap kata nya.
"Kau keras kepala Jayden!"
"Sejak kecil kau keras kepala! Bukan aku yang pilih kasih, namun kau yang tak mau sadar diri, kau juga terlalu haus akan kekuasaan, jangan munafik, sebelum nya kau juga begitu kejam bukan?" ucapnya enteng tanpa ada salah apapun.
"Aku tau jika gadis itu berulang kali aborsi, namun lihat siapa yang memulai kala aku menghindar mu!"
"Kau persis seperti ibu mu, Kau menyalahkan orang lain disaat kau sendiri selalu salah atas semuanya!"
"DIAM! KALI INI AKU BENAR BENAR MENUNTUT KALIAN BERDUA, APAPUN ITU, JIKA MUNGKIN NANTI AKU AKAN KALAH DIPERSIDANGAN!!"
"Kau harus bertanggung jawab atas semua kekacauan mu Jackson, ayah macam apa diri mu? Kau bahkan membuang anak mu sendiri dan menggantinya dengan jalang?"
"Lihat saja separah apa luka yang anak jalang mu buat kepada ku dan calon istri serta anak ku!"
Dor ...
Tak terasa pelatuk itu tertekan oleh Jayden, kala tangan nya bergetar dengan keras meremat senjata itu. Matanya terbuka lebar dengan nanar merah tajam, dan air mata yang terbendung dikantung mata nya.
𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃 𓂃 ࣪˖ ִֶָཐིཋྀ ִֶָ ࣪˖ ִֶָ𓂃
oke segini dulu see u in the next chapter Babay 💚💐double up ya prenn thank u
KAMU SEDANG MEMBACA
OM CEO & SI POLOS || [ NOREN ]✓
Romance[TAHAP REVISI] [Jangan lupa follow sebelum membaca, trimakasih] Kisah Riel yang polos dan malah bertemu dengan Jayden sang CEO yang jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Banyak adegan 🔞🔞 Untuk di bawah 18+ dimohon untuk menjauh. Mohon untuk...