Part 1

20 3 0
                                    


Namaku Nei, Neira Pradnya Dibrata.

Sejak kecil aku tinggal di Laos bersama kedua orangtuaku. Akhirnya, untuk pertama kalinya aku pulang ke Indonesia karena mendapat kabar Yangti sedang sakit keras. Yangti adalah panggilanku untuk ibu dari ayah, singkatan dari eyang istri. Bunda dan Ayah sudah meninggal karena kecelakaan mobil 2 tahun yang lalu. Sejak itu, hanya Yangti yang mendukung aku sepeninggal mereka.

Situasi bandara hari ini sangat sibuk. Hal pertama yang kucari setelah landing adalah toilet. Perutku terasa melilit sesaat setelah menginjakkan kaki di negara ini. Kuseret koper biruku dengan tergesa mengingat perutku sudah tidak bisa berkompromi lagi. Peluh dingin yang mengucur di pori-pori telapak tanganku membasahi saputangan yang selalu kubawa kemana-mana.

Entah apa yang merangsang kelenjar keringatku hingga menjadi sangat produktif. Hal ini sudah diperiksakan kepada dokter ahli. Namun sampai saat ini belum ditemukan penyebab pastinya. Bukan karena kelainan jantung, hiperhidrosis, tiroid, atau diabetes. Dokter mendiagnosa bahwa hal itu dipicu oleh emosi atau kondisi psikis tertentu, seperti stress, cemas, gugup atau takut.

BRAKKK

Tubuhku terjatuh mendarat di lantai yang dingin. Bertabrakan dengan manusia lain di tikungan saat menuju toilet.

"Sorry, lu nggak apa-apa?" Seraya bangkit lalu mengulurkan tangannya.

Aku meringis dan menolak ulurannya. "It's oke, aku gak apa-apa." Ujarku sambil berusaha untuk bangkit.

"Sekali lagi, sorry." Katanya sambil segera berlalu dengan tergesa. Pria gempal itu memakai topi dan masker hitam menutupi sebagian wajahnya, hanya area matanya saja yang bisa kulihat. Dia tampak terburu-buru meninggalkanku.

Saat kakiku mulai melangkah, roda koperku terganjal sesuatu. Sebuah dompet hitam, sepertinya milik pria tadi. Kuambil dompet itu lalu membalikan badan bermaksud untuk mengembalikannya. Sosoknya sudah hilang di tengah lautan manusia dan tampaknya mustahil untuk menemukannya. Lagipula kondisi perutku ini menarikku untuk kembali ketujuan semula.

Harus Ku MilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang