Part 14

8 2 0
                                    


"Kok lama, kehalangin perut gua ya? hahaha" Faaz menertawakan dirinya.

"Iya lagi, coba tahan nafas, haha" Kutepuk perutnya dan akhirnya berhasil mengancingkannya.

"Nei, gua masih gendut, Cuma turun 5 kg." 

"Udah lumayan kok, tenang aja tetep ganteng. Bilang lagi ngikutin tren, kan lagi hits yang gemoy-gemoy. Lagian emang fokus biar sembuh dulu." Ujarku berusaha membuat Faaz tetap percaya diri.

"Uugh, jadi pengen meluk." Faaz menggodaku.

Aku melengos menghindari kalau-kalau benar dia memeluk, walau sebetulnya aku ingin. Sulit sekali berpura-pura untuk tidak menyukainya, bertingkah seolah semuanya biasa saja.

Kami sudah tiba di gedung tempat press conference 1 jam sebelum acaranya berlangsung. "Faaz aku nunggu di kursi penonton aja ya."

"Oke, di barisan depan." ujar faaz mengingatkanku.

Kami berpisah di pintu masuk, belum terlalu banyak yang datang. Walaupun begitu, beberapa wartawan mencoba untuk mengejar Faaz yang menuju ruang artis.

Aku memilih kursi di barisan ketiga di tengah. Tidak menonjol tapi tetap terlihat dari stage.

Sebuah email dari maskapai penerbangan muncul di notifikasi. Ternyata penerbangan ke Vientiane dipercepat menjadi malam ini.

Aku sudah packing semua barang tadi pagi sebelum ke rumah Faaz. Masih cukup waktu untuk melihat press conference ini.

Akhirnya acara dimulai, satu-persatu pemeran dipanggil masuk. Acara ini sempat delay 30 menit karena Faazcinating, fanbase Faaz menyerbu venue sehingga harus ditertibkan dulu.

Suara riuh saat Faaz dan artis lain masuk ke dalam ruangan. Tak sedikit dari mereka yang berubah roman mukanya saat pertama kali melihat Faaz dalam dua tahun terakhir ini.

Melihatnya dari kursi penonton, menyadarkan aku kesenggangan yang jauh sekali. Faaz seorang idola dengan segala kelebihannya sedang aku bukan siapa-siapa.

Aku bisa saja mencintainya dalam diam. Seperti bulan yang menaklukan siang. Seperti bintang yang memperindah malam. mereka melakukannya dalam diam.

Host mulai mempersilahkan produser, sutradara dan pemain untuk memaparkan drama musikal yang akan rilis lima hari lagi.

Selanjutnya dibuka sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama dan kedua masih sesuai tema dan karakter pemain, masih aman.

Pertanyaan ketiga dipersilahkan host kepada wartawan wanita di depanku. "Pertanyaan untuk Alisa dan Faaz, bagaimana menjalin chemistry dengan lawan main dan apakah perubahan fisik Faaz merupakan tuntutan peran?"

Mungkin ini momen yang tepat bagi Faaz memulai klarifikasi untuk membangun lagi kesiapan dirinya kembali ke duania entertainment.

Alisa mengambil micnya "Sebetulnya tidak sulit membangun chemistry dengan Faaz karena ini bukan pertama kali kami dipasangkan. Kesulitannya lebih ke teknis, bagaimana kita harus bernyanyi dan melakukan koreografi secara bersamaan."

Jam sudah menunjukan pukul enam lebih lima belas menit, aku merubah rencana pulang setelah sesi pertanyaan selesai setelah mengecek map ada kemacetan di beberapa titik menuju bandara.

Sekarang giliran Faaz, dia melihat ke arahku. Aku hanya mengangkat kepalan tangan didepan dadaku untuk memberinya semangat.

"Chemistry untuk drama musikal berbeda dengan layar lebar, karena penonton melihat langsung tidak hanya mimik tp juga postur, nah itu yang agak susah buat saya. Sekarang badan saya membengkak jadi lumayan butuh effort supaya tetap kelihatan sedap dipandang." Faaz melakukan penekanan pada kata 'membengkak' sambil tersenyum seperti menertawakan bahwa sebetulnya dia tidak masalah dengan keadaannya sekarang, diikuti tertawa kecil seisi ruangan.

"Perubahan saya bukan tuntutan peran. Sutradara malah minta saya turunin berat badan, haha. Lumayan lah ini udah turun 5 kg." tawa kembali pecah lebih riuh dari sebelumnya.

"Saya sedang dalam proses pengobatan, saya didiagnosa mengidap Anxiety Disorder atau kecemasan berlebihan terhadap sesuatu, apapun itu random aja gitu, dulu pas lagi parah-parahnya sampai nggak bisa keluar kamar, makanya dua tahun ini vakum dulu, fokus penyembuhan karena mental health itu isu yang lebih utama."

Reaksi pengunjung berbeda-beda tetapi hampir semua yang hadir menunjukan empati setelah mendengar penjelasan Faaz.

"Alhamdulillah, sekarang keadaan saya jauh lebih baik, kesembuhan sudah 99% dan ini juga berkat keluarga, orang-orang disekitar saya dan Faazcinating yang selalu mendukung." Fans kembali riuh ketika diikutsertakan dalam speech-nya.

"Otak dan perut diciptakan dgn jaringan yang sama, that's why kalau pikiran kita kena lambung juga kena dan begitu sebaliknya. Makanya biar otak saya ga mikir yang aneh-aneh, jadi saya utamain kebutuhan perut dulu, dampaknya ya begini." Faaz berkelakar dengan fakta yang dia alami sesantai yang dia bisa. 

Wartawan berebut untuk menanyakan hal yang masih berhubungan dengan keadaan Faaz. Seperti kenapa, apa yang dirasakan, dan masih banyak lagi. Jawaban Faaz cukup baik begitu pula respon dari semua pihak cukup terpuaskan, jadi kurasa Faaz akan baik-baik saja setelah ini.

Diakhir acara diadakan sesi foto, aku meninggalkan ruangan setelah mengirim pesan yang menjelaskan kenapa aku harus pulang lebih cepat juga doa terakhir untuk dia sebelum pertemuan selanjutnya, jika masih diijinkan takdir.

Harus Ku MilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang