Chapter 1

1.4K 57 1
                                    

Pagi yang cerah disebuah hutan lindung tampak sekumpulan pelajar dari sebuah SMA sedang melakukan aktivitas study tour di hutan tersebut.Sudah 2 hari mereka berkemah dihutan tersebut dalam rangka melakukan aktivitas pembelajaran mengenai pentingnya menjaga alam yang merupakan tugas dari sekolah mereka yang melibatkan siswa-siswi kelas 11 dan 12.

Berbagai aktivitas telah mereka lakukan, seperti penelusuran hutan tersebut, gotong royong membersihkan hutan dan danau,serta masih banyak lagi. Dengan bermodalkan tenda yang berisikan masing-masing 4 orang menjadi tempat istirahat mereka selama berlangsungnya kegiatan mereka dihutan tersebut.

Malam pun tiba, seluruh siswa - siswi serta beberapa guru dari SMA tersebut diperintahkan untuk berkumpul di tengah lapangan kosong perkemahan karena ada pengumuman yang akan disampaikan oleh kepala sekolah,sembari menyalakan sebuah api unggun sebagai penerangan.

Beberapa siswa - siswi duduk secara terpisah sesuai dengan kelasnya masing-masing karena belum terbiasa berbaur satu sama lain,kecuali para anggota osis yang tampak duduk berdekatan karena mereka sudah sangat akrab satu sama lain walaupun mereka beda kelas.

Di tengah pembicaraan kepala sekolah,para murid hanya mendengar kan apa yang disampaikan oleh kepala sekolah dengan seksama karena ini juga berhubungan dengan pembahasan penilaian mereka selama melakukan study tour.

"Waktu kita disini tinggal 3 hari lagi,jadi saya harap ananda semua bisa melakukan lebih baik lagi dan dapat meningkatkan nilai kalian semua selama kegiatan pembelajaran ini berlangsung." ujar pak Jabieb,kepala sekolah SMA tersebut.

"BAIK PAK!!" jawab mereka serentak.

Saat ingin melanjutkan pembicaraannya, tiba-tiba saja ponsel milik pak Jabieb berdering sehingga mengharuskannya untuk menghentikan pidatonya,lalu langsung mengangkat teleponnya dan seketika suasana menjadi hening.

"APA!!" teriak pak jabieb memecah keheningan tersebut dan membuat semua mata tertuju pada nya.

Namun,Ia tak menghiraukannya dan tetap melanjutkan obrolannya dengan seseorang dibalik telepon yang membuat dirinya berteriak.

"Baiklah kalau begitu,saya minta bantuannya kepada pihak kepolisian untuk mengatasi masalah ini terlebih dahulu, karena saat ini saya sedang ada kegiatan di luar sekolah," ucap pak Jabieb kali ini dengan nada rendah yang hanya bisa didengar oleh dirinya dan juga beberapa guru didekatnya. "Dan besok saya akan langsung segera pulang." lanjutnya.

Tak lama dia langsung menutup teleponnya dengan memasang raut wajah bingung sembari mengusap kasar wajahnya.Melihat pak Jabieb tampak kebingungan,salah satu guru tersebut mendekati nya dan mulai menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Maaf pak, bapak baik - baik saja? " tanya seorang guru wanita sambil menepuk bahu pak Jabieb yang tampak masih kebingungan.

"Maaf buk Melody, sepertinya kegiatan malam ini kita akhiri dulu, karena ada hal yang ingin saya beritahukan kepada kalian semua dan ini sangat penting" ujar pak Jabieb serius sembari menatap seluruh guru.

"Hal penting mengenai apa pak?" tanya Melody guru wanita tersebut yang semakin penasaran dengan apa yang telah terjadi.

"Mengenai sekolah,dan saya rasa kita bicarain masalah ini ditempat lain agar tak didengar oleh pada murid" pinta pak Jabieb,dan langsung dianggukan oleh yang lainnya.

Sebelum pergi pak Jabieb menyempatkan untuk menjelaskan kepada para murid bahwa dia tidak bisa melanjutkan pidatonya pada malam ini.

"Maaf sebelumnya anak - anak,mungkin pembahasan malam ini harus saya akhiri dulu karena ada beberapa hal yang harus saya bahas lagi bersama dengan bapak dan Ibu guru lainnya" Ujar pak Jabieb mengakhiri pidatonya sembari menutupi wajah kegelisahannya didepan para murid. "Untuk itu kalian bisa langsung istirahat atau tetap ingin disini menikmati malam,asalkan jaga ketertiban dan kesopanan karena kita sedang berada di hutan. Dan pastinya jangan ada yang berkeliaran." lanjutnya.

𝙶𝚒𝚝'𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang