Chapter 15

208 31 4
                                    

*Dikediaman keluarga Wilgantara

"Shan, kamu makan dulu ya. Dari tadi pagi kamu belum ada makan loh nak, nanti kamu makin sakit" ucap Veranda, Mama Shani.

"Sayang ayo dong makan, sedikit..aja biar perut kamu berisi sayang" lanjutnya.

Semenjak kejadian tadi malam dirumah Wilgan, membuat Shani merasakan ketakutan yang besar dan bahkan sampai sekarang dia masih trauma akan kejadian itu. Sangking trauma nya, sedari pagi sampai sekarang Ia hanya terdiam saja seperti orang yang sudah tak bernyawa. Pasalnya kedua orang tuanya sudah berusaha untuk mengajaknya berbicara, namun sama sekali tak ada respon apapun dari Shani. Bahkan saat diberi makan saja dia tak mau membuka mulutnya sedikitpun.

Melihat kondisi anaknya yang sekarang, membuat Wilgantara dan Veranda merasa sangat khawatir. Mereka berdua juga sangat merasa menyesal dan menganggap bahwa ini semua adalah kesalahan mereka. 'Andaikan saja', 'Andaikan saja' itulah yang selalu terucap dari mulut mereka saat melihat kondisi anak nya yang sekarang.

Saat ini mereka sedang dilanda kebingungan, karena mereka berdua sama sekali tak tau apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan rasa 'trauma' pada anaknya itu dan mengembalikan kondisi Shani seperti sedia kala.

Mereka berencana ingin membawa anaknya ke psikiater, namun saat melihat kondisi anaknya yang tidak memungkinkan membuat mereka harus mengurungkan niatnya tersebut.

Sementara itu diteras rumah, Wilgan tampak sedang berdiri disamping pilar teras rumahnya sambil menelepon seseorang.

Pov telepon

"Bagaimana dengan informasi nya?"

"...."

"Baiklah kalau begitu kamu segera kerumah saya sekarang"

"...."

tutt 

Setelah selesai menelepon, Ia langsung memasukkan ponselnya ke saku celananya dan segera berbalik badan masuk kedalam rumahnya. Namun saat berada di ambang pintu, Ia mendengar suara klakson mobil dan membuatnya menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah mobil tersebut yang kini sedang berada di luar pagar rumahnya itu.

"Jaya bukain pagar nya" perintah nya pada  penjaga rumahnya itu dan langsung dilaksanakan oleh jaya.

"Eh mbak Gita" kata Jaya ketika melihat si pemilik mobil membuka kaca mobilnya, dan ternyata itu adalah Gita dan Christy.

"Mau ketemu non Shani ya?" tanya nya.

"Iya pak. Ci Shani nya ada kan pak didalam?" tanya balik Gita.

"Ada mbak",

"Siapa Jay?" tanya Wilgan dari kejauhan.

"Temannya non Shani tuan, mbak Gita" jawabnya dengan sedikit berteriak karena jarak dia dengan Wilgan cukup jauh.

"Oh suruh masuk aja"

"Baik pak".

Mendengar arahan sang majikan, Jaya langsung membuka lebar pagarnya dan mempersilahkan Gita memasukkan mobilnya kedalam pekarangan rumah Wilgan.

"Makasih ya pak" ucap Gita setelah keluar dari mobilnya.

"Iya mbak sama-sama".

𝙶𝚒𝚝'𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang