Chapter 34

217 28 3
                                    

#Malam hari di kediaman keluarga Wilgantara

Kini waktu telah menunjukkan pukul 21.30 pm dan suasana malam pun semakin larut. Sama seperti malam-malam biasanya, suasana malam dikawasan rumah Wilgantara memang selalu sunyi. Pasalnya mereka tinggal di daerah komplek yang kawasannya cukup terjaga dan tertib, tidak ada keramaian para  pengendara ataupun orang asing yang berlalu lalang selayaknya di jalan raya, kecuali para penghuni rumah di kawasan komplek itu saja yang melintas pergi atau pulang kerumah mereka.

Sembari mengisi keheningan malam dirumahnya, Wilgantara menyibukkan dirinya dengan melanjutkan pekerjaannya yang dikantor. Namun dia tidak sendiri, karena dia juga ditemanin oleh istrinya Veranda yang kini tengah menonton tv.

drett

drett

Ditengah sibuknya Wilgantara mengotak-atik komputernya, tiba-tiba saja ponsel miliknya berdering sehingga membuatnya terusik dengan suara deringan itu. Tak perlu banyak berpikir lagi dia langsung menghentikan pekerjaannya,lalu meraih ponsel nya tersebut.

"Siapa pa?" tanya Veranda yang juga terusik dengan suara ponsel suaminya.

"Agas ma" jawab Wilgantara setelah melihat panggilan pada layar ponselnya.

"Yaudah angkat dulu mana tau penting" pinta Veranda.

"Iya ma" balas Wilgantara dibarengin dengan anggukan kepala.

Pov telpon

"...."

"Ya selamat malam juga,ada apa kamu telpon saya malam-malam gini?"

"...."

"Ah ya bagaimana? Apa kamu sudah dapat informasi tentang orang itu?"

"...."

"Baiklah kalau begitu saya serahkan semuanya sama kamu, saya minta kamu secepatnya cari tau tentang orang itu"

"...."

"Terimakasih"

"...."

"Selamat malam"

tutt

"Gimana pa, ada informasi apa dari Agas?" tanya Veranda.

"Ah ini ma, Agas bilang kalau dia sudah mendapatkan beberapa informasi mengenai orang-orang yang meneror keluarga kita. Dan Agas juga bilang kalau kedua orang asing itu merupakan orang suruhan dari seseorang yang kemungkinan tidak suka dengan kita" jawab Wilgantara.

"Tidak suka dengan kita? Siapa pa? Emang selama ini papa punya musuh?" tanya Veranda lagi.

"Papa juga gatau siapa, tapi yang pasti apa yang dibilang Agas itu benar. Dan kalau masalah papa punya musuh atau tidak, ya namanya juga kerja diperusahaan, yang pastinya persaingan antar sesama pebisnis itu pasti ada" jawab Wilgantara.

"Apa jangan-jangan orang itu salah satu pesaing bisnis papa? Mungkin dia kalah bersaing dengan papa, terus dia jadi benci sama papa dan pada akhirnya dia melakukan peneroran ini pada keluarga kita" cetus Veranda.

"Kemungkinan iya sih mah, tapi untuk saat ini kita masih belum pasti siapa orang dibalik peneroran ini. Apakah benar salah satu pesaing bisnis papa atau..." ucap Wilgantara terjeda karena tiba-tiba saja dia tampak ragu untuk melanjutkan ucapannya itu.

"Atau apa pa?" tanya Veranda sembari mengerutkan alisnya.

"Ah gapapa kok ma" jawab Wilgan gugup.

"Ee..mama tenang aja ya, papa janji pasti akan segera mencari tau siapa orang itu. Dan pastinya Agas akan selalu membantu papa mengatasi masalah ini" timpalnya.

𝙶𝚒𝚝'𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang