Chapter 13

252 33 3
                                    

Flashback on

"Papa kenapa kok dari tadi mama perhatiin diam aja sih?" tanya Veranda menyadari bahwa sedari tadi suaminya diam saja tak seperti biasanya.

"Ah gapapa kok Ma, papa cuma lagi kepikiran sesuatu aja" jawab pak Wilgan.

"Kepikiran apa pa?"

"Papa gatau Ma, tiba-tiba saja perasaan papa ga enak"

"Mungkin papa lagi kecapean aja. Apa perlu mama aja yang gantiin papa bawa mobilnya?"

"Ah ga perlu Ma, biar papa aja yang bawa" jawab Wilgan.

Ntah mengapa saat dipertengahan perjalanan pak Wilgan tiba-tiba saja menghentikan mobilnya di pinggir jalan,dan itu membuat Veranda cukup tersentak saat pak Wilgan melakukan rem mendadak.

"Loh pa kok berhenti sih, kan pesta nya masih jauh" ucap Veranda. Tak ada jawaban dari suaminya, membuat Veranda merasa aneh dengan tingkah suaminya itu. "Pah, sebenarnya papa kenapa sih dari tadi mama perhatiin aneh banget. Papa ada masalah dikantor? Atau gimana?" lanjutnya.

"Ma seperti nya kita lebih baik pulang kerumah aja ya Ma" ucap Wilgan.

"Loh kok pulang sih pah, emang nya papa kenapa?" tanya Veranda.

"Perasaan papa gaenak Ma, tiba-tiba papa jadi kepikiran sama Shani Ma. Papa takut dia kenapa-kenapa"

"Pah. Shani kan lagi dirumah pah,jadi jangan mikir yang aneh-aneh ah, Mama jadi ikutan khawatir ini".

"Ma. Tapi ini benar Ma, perasaan papa benar-benar ga enak ini. Lebih baik kita pulang aja ya Ma, untuk acara malam ini kita gausah hadir. Ya Ma, papa mohon" pinta Wilgan bersikeras memohon kepada Veranda untuk pulang kerumah saja.

Kemudian Veranda menghembuskan napasnya kasar, "Yaudah kita pulang" katanya.

Wilgantara langsung memutar balikkan mobilnya dan melajukan mobil nya kembali pulang kerumah.

Sesampainya dirumah mereka mendapati pagar rumah mereka yang terbuka dan juga tak melihat keberadaan Jaya, sang penjaga rumah mereka.

"Loh pah, ini kok pagarnya kebuka tapi Jaya nya ga ada" ucap Veranda sembari melihat ke arah pos jaga yang tampak kosong.

"Iya Ma. Kemana ya si Jaya ini,bisa-bisanya pintu pagar dibiarin kebuka gini" sahut Wilgan.

Ketika mulai mendekat ke arah pos pak Jaya, pak Wilgan tak sengaja melihat penampakan kaki yang tergeletak di ambang pintu pos.

"Itu kaki siapa?" kemudian dia berlari ke arah kaki itu, dan alangkah terkejutnya dia saat mendapati kalau Pak Jaya tengah terbaring didalam posa jaga tersebut.

"Ya Allah Jaya, bangun Jaya" Pak wilgan tetap berusaha membangunkannya sembari menggoyang-goyangkan badan pak Jaya, sesekali dia menepuk-nepuk pipi pak Jaya agar segera sadar.

" Jaya kenapa pah?" tanya Veranda yang berdiri dibelakang pak Wilgan.

"Papa juga gatau Ma, kelihatan nya pingsan" jawabnya.

"Pingsan?" tanya Veranda panik.

"Jaya bangun hei Jaya"

Setelah cukup lama dia mencoba membangunkan pak Jaya, akhirnya tak lama kemudian pak Jaya tersadar dari pingsannya. Kemudian Wilgan membantu Jaya untuk duduk dan kini Jaya tampak memegangi pundaknya yang terasa sakit.

"Kamu kenapa, kok bisa seperti ini sih?" tanya Wilgan.

"Ta-di saya dipukul dari belakang sama orang asing pak" lirihnya sembari merintih kesakitan pada pundaknya.

𝙶𝚒𝚝'𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang