Chapter 14

165 27 1
                                    

*Esok hari sepulang sekolah

Seperti biasa kini para anggota osis SMA JAKARTA 48 sedang berada diruang osis,karena saat ini mereka sedang melaksanakan rutinitas mereka yang biasanya dilakukan sepulang sekolah, yaitu rapat osis.

Berhubung sekolah mereka akan mengadakan kegiatan, seluruh anggota osis kembali disibukkan dengan segala macam perencanaan untuk kegiatan tersebut. Siang ini mereka semua telah berkumpul di ruang osis untuk berdiskusi tentang hal apa yang saja yang akan mereka susun untuk kegiatan sekolah mereka.

Kini mereka belum memulai rapatnya, karena mereka sedang menunggu kakak kelasnya yang saat ini masih berada dikelasnya. Tak lama kemudian akhirnya kakak kelas mereka tiba di ruang osis. Salah satu dari mereka menghampiri Gita yang saat ini tengah sibuk dengan ponselnya.

"Gita" panggil nya sembari duduk dikursi sebelah Gita.

"Eh kak Indah" jawabnya kaget karena kedatangan kakak kelas nya itu yang bernama Indah.

"Maaf kak Gita gatau kalau kalian udah datang. Kalau begitu kita mulai aja rapatnya" sambungnya sembari membenarkan posisi duduknya.

"Tunggu Git" cegah Indah sembari memegang pergelangan tangan Gita.

"Kenapa kak?"

"Rapat hari ini kamu yang pimpin ya" ucap Indah.

"Lah tapi kan ada kak Shani"

"Shani hari ini ga hadir" ucap Indah membuat Gita melihat orang-orang yang berada didalam ruangan, dan ternyata Shani memang tidak ada disana.

"Lah iya ga ada. Kak Shani nya kemana kak?" tanya Gita pada Indah.

Indah menggeleng-gelengkan kepala nya, lalu berkata "Kakak juga gatau dia kemana, yang pasti tadi dia ga hadir kesekolah".

"Sakit mungkin" sahut Gita.

"Bisa jadi sih. Tapi untuk rapat kali ini, kakak minta kamu yang pimpin ya"

"Tapi kak-"

"Git. Kamu itu wakil ketua osis, jadi kamu harus siap menggantikan Shani saat dia tidak hadir. Jadi kakak minta sekali lagi sama kamu, rapat ini kamu yang pimpin"  pinta Indah.

Sebenarnya hal seperti ini sangat dihindari oleh Gita, sebab dia paling malas kalau disuruh berbicara didepan banyak orang. Menjadi seorang wakil ketua osis juga bukan keinginannya sendiri, itu semua karena jebakan dari teman-temannya yang tiba-tiba saja mendaftarkan namanya sebagai kandidat calon ketua osis dan wakil ketua osis, yang berpasangan dengan Shani. Untung bagi Shani tapi buntung bagi dia, pasalnya tanpa diduga mereka berdua mendapatkan banyak suara pemilihan dari pada murid, sehingga membuat mereka memenangkan pemilihan itu.

Kali ini dengan terpaksa Gita harus menuruti permintaan kakak kelasnya itu untuk memimpin rapat menggantikan ketidakhadiran Shani. Setelah semua anggota telah berkumpul di ruang osis, mereka pun langsung memulai rapatnya dan mulai berdiskusi serta bertukar argumen untuk membahas perencanaan kegiatan yang akan diadakan disekolah mereka ini.

**

Tak terasa hari semakin sore, kurang lebih  3 jam sudah mereka berada disekolah itu. Karena tak ingin pulang terlalu lama, akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri rapat hari ini dan akan melanjutkannya esok hari.Kini mereka semua telah pulang kerumah masing-masing dan hanya menyisakan pak Bani, penjaga sekolah yang baru sendirian disekolah itu.

Saat ini Gita dan Christy sedang dalam perjalanan menuju rumahnya,seperti biasa Gita yang mengemudikan mobilnya dan Christy hanya duduk santai di kursi penumpang. Kali ini sedikit berbeda suasana diantara mereka, yang mana biasa nya mereka selalu berinteraksi sepanjang perjalanan.

Hal ini dikarenakan Gita yang dari tadi diam saja dengan tatapan datar kedepan seperti sedang memikirkan sesuatu. Menyadari hal itu, sesekali Christy melirik ke arah Gita seakan-akan ingin menegurnya. 2 kali sudah Ia mencoba memanggil nama Gita, namun Gita sama sekali tak merespon panggilan itu dan tetap pada diamnya itu.

Christy menghela napasnya kasar dan mencoba untuk ketiga kalinya dengan berteriak, "KAK GITAAAA!".

Dan ya, pada percobaan ketiga ini berhasil membuat Gita tersadar dari lamunannya dan reflek menoleh ke arah Christy.

"Duh dek kenapa sih kamu teriak-teriak gitu?" kata Gita sembari mengusap telinganya yang kaget akan teriakan Christy.

"Lagian Kak Gita sih, dari tadi aku panggilin ga nyahut-nyahut. Kakak lagi ngelamunin apa sih?" tanya nya agak kesal.

"Hm..itu kakak lagi kepikiran sama ci Shani" jawab Gita.

"Ci?"

"Ah itu ci Shani minta kalau diluar sekolah jangan panggil dia kakak, panggil cici aja makanya kakak panggil dia dengan sebutan ci Shani" ujar Gita dan direspon oleh Christy dengan ber oh ria saja.

"Tapi bentar kak. Tadi aku juga ga lihat kak Shani ada disekolah, emang nya dia kemana?" tanya Christy.

"Kata kak Indah ci Shani nya ga sekolah, alasannya kenapa dia ga hadir kak Indah juga gatau" jawab Gita.

"Mungkin dia sakit kak"

"Bisa jadi sih, tapi menurut kakak kayak ada yang aneh aja gitu sama dia"

"Aneh? Aneh gimana maksud kakak?"

"Kakak juga kurang tau, tapi ntah kenapa kakak merasa ada sesuatu yang terjadi sama ci Shani"

"Kak Gita kenapa bisa berpikiran begitu?" tanya Christy sembari sedikit mencondongkan badannya menghadap Gita.

"Hufftt. Kamu ingat ga waktu kita tadi malam lagi bersembunyi terus tiba-tiba hp kakak berdering?" tanya balik Gita dan langsung dianggukan oleh Christy.

"Ya itu sebenarnya berdering karena ada panggilan masuk dari ci Shani. Karena berhubung situasi nya sedang darurat, kakak langsung mematikan ponsel kakak tanpa memperdulikan telepon dari ci Shani. Setelah sampai rumah kakak kembali mengaktifkan hp kakak dan disitu kakak lihat ada 7 panggilan tak terjawab dari ci Shani. Kakak gatau ci Shani ada perlu apa sampai nelpon kakak berkali-kali seperti. Tapi waktu kakak mencoba menghubungi nya balik, malah dia yang tidak mengangkat telpon dari kakak. Tak hanya sampai situ, saat disekolah kakak juga sudah berulang kali mencoba menelpon nya kembali dan hasilnya sama saja. Hingga pada waktu rapat tadi kakak disamperin sama kak Indah, dan dia bilang kalau ci Shani hari ini ga hadir kesekolah. Bahkan mereka semua teman sekelasnya gatau apa alasan ci Shani ga sekolah, dan mereka juga bilang kalau ci Shani tak biasanya seperti ini. Mereka juga sempat menghubungi ci Shani, tapi sama saja tetap tak ada kabar dari dia. Makanya itu kakak jadi kepikiran, seperti nya memang ada sesuatu yang terjadi sama ci Shani" ungkap Gita menjelaskan semuanya pada Christy.

Setelah mendengar semua penjelasan Gita, Christy menatap lekat pada Gita dan dia bisa melihat bahwa memang ada rasa kekhawatiran yang besar terlihat dari mata Gita. Ia sempat merasa bingung kenapa Gita bisa sampai sekhawatir ini pada Shani.

"Kenapa kak Gita ga datangin aja langsung kerumahnya, dengan begitu kan kak Gita bisa tau alasan kak Shani ga ada kabar kayak gini" cetus Christy.

"Ya. Memang rencananya nanti kakak mau kerumah ci Shani, setelah kakak antar kamu pulang" jawabnya.

"Eh gausah kak. Christy ikut aja sama kakak kerumah kak Shani, sekalian Christy juga mau jenguk kak Shani kalau memang dia benaran sakit"

"Kamu benaran mau ikut? Nanti kalau kak Feni nyariin kamu"

"Aman itu kak, nanti Christy telpon kak Feni,bilang kalau Christy mau kerumah ci Shani sama kakak" jawabnya.

"Yaudah deh terserah kamu. Jadi sekarang kita langsung aja kerumah ci Shani nih?"

"Iya kak langsung aja"

"Oke".

Tak jadi pulang kerumah, kini Gita memutar arah mobilnya dan melajukan nya menuju kerumah Shani.


<•-------------•>

I'm back!

See you next chapter

Terimakasih

𝙶𝚒𝚝'𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang