Chapter 30

171 28 0
                                    

Lanjutan flashback!

#Kantor polisi

Kini mereka semua telah berada dikantor polisi, sedangkan jenazah Jinan telah dibawa kerumah sakit untuk di autopsi. Selain Feni dan ketiga temannya tadi, disana juga sudah ada pak Jabieb,pak Wilgantara dan juga bodyguard Wilgantara.

Satu persatu pertanyaan di lontarkan petugas kepolisian kepada Feni,dan Feni pun berhasil menjawab nya dengan tenang. Namun tiba pada pertanyaan terakhir cukup menegangkan bagi Feni, apalagi pada pertanyaan itu ada perdebatan diantara dia dan Wilgantara.

"Baiklah saudari Feni, sekali lagi saya tanya sama kamu. Apakah ada orang lain selain kamu di tempat kejadian perkara?" tanya polisi itu.

"Sebelum saya kesana, saya sempat melihat pak Wilgantara keluar dari gudang tersebut. Saya juga melihat saat pak Wilgantara pergi dari sana tampak terburu-buru seperti orang ketakutan" jawab Feni.

Sontak hal itu membuat Wilgantara kaget, pasalnya memang benar bahwasanya dia juga berada disana.Dan disitulah perdebatan itu terjadi, Wilgantara merasa tak terima dengan pengakuan bahwa dia ada disana karena dia tak ingin terlibat dalam pembunuhan itu.

"Anda jangan mencoba berbohong ya, saya tidak pernah mendatangi gudang itu. Karena sebelum waktu pulang sekolah saya sudah lebih dulu pergi dari sekolah itu, jadi ga mungkin lah saya berada disana" ucap Wilgantara membela dirinya.

"Kalau pak polisi tidak percaya,tanya aja sama pak Jabieb" lanjutnya.

"Bagaimana pak Jabieb,apakah benar kalau pak Wilgantara telah pergi terlebih dahulu dari sekolah itu sebelum kejadian itu terjadi?" tanya polisi pada pak Jabieb.

"Benar pak,memang sebelum jadwal pulang sekolah pak Wilgantara terlebih dahulu pulang dan dia juga telah berpamitan dengan saya dan guru-guru lainnya" jawab Jabieb.

Mendengar jawaban itu, membuat polisi kembali menatap Feni, sedangkan Feni juga merasa kalau jawaban itu salah, pasalnya dia benar-benar melihat keberadaan Wilgantara disana.

"Tapi pak polisi saya ga berbohong, saya benar-benar melihat kalau pak Wilgantara    juga berada disana pak" sahut Feni.

"Mana buktinya kalau kamu lihat saya ada disana?" tanya Wilgantara sedikit membentak.

"Saya memang ga punya bukti pak tapi saya benar-benar yakin pak kalau apa yang saya katakan itu benar dan saya sama sekali tidak membunuh Jinan, karena saat saya kesana,saya sudah melihat kalau Jinan telah tergeletak dilantai penuh dengan darah" ucap Feni lagi.

"Baiklah kalau begitu apakah sekolah bapak memiliki cctv yang dipasang di tkp tersebut?" tanya Polisi itu pada pak Jabieb.

"Ah iya pak kebetulan staff sekolah kami baru mengirimkan rekaman video cctv yang berada didepan ruangan itu, dan ini rekamannya pak" ucap Jabieb sembari memberikan ponsel nya yang berisikan video rekaman cctv.

Polisi itupun dengan cermat menonton video rekaman cctv disekolah itu. Setelah selesai dia kembali menatap ke arah Feni,"Video ini telah membuktikan kalau memang benar pak Wilgantara tidak ada di tkp, dan video ini menunjukkan hanya saudari Feni saja lah yang berada disana" ucap polisi itu.

"Hah? Ga mungkin pak, video itu pasti salah pak. Jelas-jelas saya lihat sendiri kalau pak Wilgantara ada disana dan yakin pasti dia juga yang membunuh teman saya Jinan pak" jawab Feni.

"Anda jangan nuduh sembarangan ya, kamu ga dengar apa kata polisi barusan. Didalam rekaman itu jelas tidak ada saya disana, dan ditempat itu cuma ada kamu. Sudah pasti kamu lah yang melakukan pembunuhan itu" bantah Wilgantara.

Brak!

Dengan penuh emosi, tiba-tiba Feni memukul meja disana,lalu langsung berdiri."Saya sudah bilang sama anda, bukan saya yang membunuh Jinan tapi anda sendiri yang membunuhnya" bentak Feni sembari menatap tajam Wilgantara.

𝙶𝚒𝚝'𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang