Hari ini, di kelas Blaze dan Ice, akan diadakan pelajaran olahraga, pelajaran ini merupakan pelajaran kesukaan Blaze, berbeda dengan Ice yang malas berolahraga. Jadi Ice menggunakan tangannya yang masih sakit sebagai alasan agar tidak ikut olahraga.
Iya hari ini, Ice memang menumpang pada Solar, karena dia tidak bisa membawa motor akibat tangannya yang dipelintir kemarin oleh Blaze.
"Thanks ya Blaze" Ucap Ice sambil menyerahkan sebotol air mineral ke arah Blaze, yang baru saja terduduk di pinggir lapangan, setelah selesai tanding basket antar teman sekelas.
Kini giliran siswi-siswinya yang melakukan tanding basket, meskipun dengan gaya mereka yang lemot bagaikan seorang model. Tapi tetap menarik di mata Blaze. "Lucu" Katanya.
"Blaze, lo kok ngacangin gue sih, gue ngomong makasih sama lo, harusnya lo itu balas pake kata sama-sama" Ucap Ice yang merasa tak dihiraukan.
"Thanks untuk apa, gue nggak ngerasa pernah ngelakuin apapun buat lo, oh ya gimana tangan lo masih sakit. Tadi pagi gue lihat lo berangkat bareng Solar" Ucap Blaze sambil menyentuh tangan Ice yang terlihat menghitam di bagian pergelangan tangannya. Sepertinya telah terjadi pembekuan di bagian pembuluh darahnya, akibat ulahnya.
"Justru karena luka ini gue jadi selamat, setidaknya gue punya alasan buat nggak ikut olga" Ucap Ice tersenyum, dia senang karena Blaze begitu memperhatikannya.
"Oh jadi itu, tapi kayaknya lo salah orang deh, yang ngasih luka itu bukan gue tapi Aze" Ucap Blaze.
"Iya gue tahu, maka dari itu gue pengen bilang terimakasih ke dia" Ucap Ice.
"Oh ya, kalau gitu sama-sama Ice, Aze baru tahu kalau ada yang baik sama Aze selain Bang Upan, Bang Gem sama Thorn" Ucap Blaze yang tiba-tiba berubah menjadi Aze dan langsung memeluk Ice.
Ternyata benar dugaan Ice, Aze ini adalah jiwa yang menyerupai sosok Blaze di masa kecil. Dan dia sangat senang saat dihargai oleh orang lain. Tapi dia akan jadi begitu kasar dan arogan saat orang yang disayanginya disakiti.
"Oh ya Aze, gue pengen nanya sesuatu boleh?" Tanya Ice.
"Apa?" Ucapnya memperhatikan Ice dengan senyuman manisnya.
"Kira-kira Aze tahu nggak, apa yang Blaze inginkan selama ini, apa benar dia benci sama kami, menurut kamu ada nggak keinginan Blaze untuk berdamai sama aku, Bang Hali, Kak Fang, dan Solar?" Tanya Ice penuh harap.
"Jangan ganggu Bang Upan, dan jangan buat dia ngerasa nggak berguna untuk adik-adiknya. Blaze nggak pernah benci sama kalian, Blaze cuma benci sama orang-orang yang bikin Bang Upan marah. Jadi kalau memang kalian saudara Blaze, bisa nggak kalian nggak berantem di depannya dan bikin masalah" Ucap Aze sambil menerawang jauh.
****
Sepulang sekolah, Taufan sedang duduk di tepian kasurnya sambil melamun."Bang, Bang Upan kenapa ngelamun? Ada masalah lagi ya di sekolah? Terus kenapa motornya Bang Hali bisa ada disini?" Tanya Blaze menghampiri kakaknya.
"Bang Upan, dapat tantangan dari Bang Hali" Ucap Gempa menyahuti pertanyaan Blaze.
"Tantangan apa?" Tanya Thorn masuk ke kamar Taufan.
"Bang Hali ngajak Bang Upan balapan liar. Dan yang kalah harus mau nurutin permintaannya yang menang" Ucap Gempa lagi.
"Terus Bang Upan setuju?" Tanya Blaze.
"Ya mau gimana lagi Blaze, kamu kan tahu Bang Upan paling nggak suka dianggap pengecut. Jadi ya dia terima tantangan itu" Ucap Gempa.
"Tapi Bang Upan kan punya trauma sama balapan" Ucap Thorn yang sekarang tahu apa alasan kakaknya melamun.
"Gue nggak akan biarin Bang Upan, ikut balapan" Ucap Blaze.
"Tapi Blaze, gue..." Ucap Taufan tidak terima atas ucapan Blaze.
Nungguin ya?
Hahaha, ketawa jahat dulu ala Beliung.
Maaf, Author tahu kalian pasti nggak suka sama bab kali ini
Tapi tidak apa-apa, kalau nggak suka jangan di vote ya
Author ikhlas kok hehe
See you 👋😁
![](https://img.wattpad.com/cover/372836941-288-k683694.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVIOUR
FanfictionSAVIOUR Artinya penyelamat, pelindung atau penjaga. Penggambaran yang tepat untuk mereka berdelapan Mampukah mereka menyelamatkan satu sama lain, demi menghadapi kerasnya dunia dan hitam putihnya kehidupan Konflik, tekanan, keluarga, rahasia semuany...