Bab 14. Damai sejenak

103 8 4
                                    

Gempa yang berada di dekat Blaze dan Solar, menyerahkan dua butir kapsul yang ditolak oleh Blaze sebelumnya pada Solar.

"Bang Aze, Abang udah maafin Solar kan?" Tanya Solar ragu.

"...." Blaze hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ya udah, kalo gitu Abang minum obatnya ya?" Tawar Solar.

Blaze hanya mengangguk dan meminum kapsul itu satu-persatu. Tiba-tiba tubuh Blaze melemas, dan napasnya menderu, lelah hanya itu yang dia rasakan saat ini.

Taufan pun langsung mendekati Blaze dan menyangga tubuhnya.

"Blaze lo nggak papa kan?" Tanya Taufan pada Blaze yang masih menunduk dan menetralkan napasnya.

"Gue... Nggak papa Bang" Ucap Blaze, yang mencoba untuk berdiri di bantu oleh Taufan dan Solar.

Karena dirasa situasinya tidak kondusif. Kaizo memutuskan untuk mencukupkan latihan mereka.

****

Taufan keluar dari kamar Blaze dan Ice. Sedangkan Halilintar keluar dari kamar Solar dan Thorn yang memang saling bersebelahan.

Halilintar bisa merasakan raut wajah frustasi dari kembarannya itu. Namun dia mencoba untuk tersenyum pada Taufan.

"Gimana kondisi Solar?" Tanya Taufan tiba-tiba.

"Dia baik-baik aja, luka-lukanya juga udah gue obatin, nggak ada yang parah cuma luka lebam biasa, sekarang dia lagi istirahat sama Thorn" Ucap Hali.

"Blaze... gimana? Dia baik-baik aja kan? Aze nggak muncul lagi kan?" Tanya Halilintar.

"Dia baru aja tidur sama Ice. Dia emang nggak boleh kelelahan. Kalo dia kelelahan, Aze akan dengan mudah nguasain tubuh Blaze" Ucap Taufan.

"Fan! Lo nggak benci kan sama Solar?" Tanya Halilintar.

"Nggak, gue emang marah dan kecewa sama dia. Tapi gue udah maafin dia kok. Gimanapun juga, dia itu adik gue, jadi gue nggak mungkin benci sama saudara sendiri. Gue sama lo waktu ini juga nggak benci, cuma marah aja" Ucap Taufan jujur.

"Jadi, lo udah maafin gue kan?" Tanya Halilintar.

"Ya iyalah Bang. Kalo gue belum maafin lo, nggak mungkin dong sekarang gue pindah kesini" Ucap Taufan tersenyum. Ini adalah pertama kalinya Halilintar melihat Taufan tersenyum lagi saat bersamanya.

"Kalo gitu, gimana kalo kita main PS di lantai bawah" Ajak Hali.

"Emang ada?" Tanya Taufan penasaran.

"Ada, di kamar Bang Kaizo, biasanya gue, Fang sama Solar suka main disana, tiap hari Minggu. Biasanya Bang Kaizo bakal ijinin kita main PS habis latihan. Gimana lo mau nggak?" Tanya Halilintar, menawarkan.

"Emang kita boleh masuk ke kamar Bang Kaizo?" Tanya Taufan.

"Tenang kita udah biasa kok kayak gini. Yang penting jangan bikin berantakan" Ucap Halilintar tersenyum.

"Oke, kalau gitu gue mau ikut. Gue belum pernah main PS soalnya, biasanya juga gue mabar sama Blaze dan Thorn pake HP" Ucap Taufan yang kini menjawab dengan antusias.

Gempa yang baru saja keluar dari kamarnya dan melihat kejadian itu jadi tersenyum. Ini pertama kalinya dia, melihat kakak keduanya ini terlihat bersemangat.

"Gem, lo ikut?" Tanya Hali yang menyadari kehadiran Gempa.

"Nggak Bang. Kalian aja, nanti aku bikinin kalian cemilan sama minuman ya. Sekalian aku mau masak makan siang. Kalian mau makan apa?" Tanya Gempa.

"Nasi goreng aja Gem, mereka semua harus cobain nasi goreng buatan lo. Rasanya enak, sama kayak buatan Mama" Ucap Taufan memberi saran.

"Boleh, nanti aku bikinin ya Bang" Ucap Gempa lantas pergi menuruni tangga, menuju ke dapur.

*****

Sedangkan di suatu tempat

"Bagaimana, apa kau sudah bisa menghubungi si Mr. Been itu?" Tanya seseorang, dia adalah Gamma Danendra.

"Belum Bos, sepertinya dia sudah mengganti nomor telponnya. Bahkan akunnya pun sudah tidak ada di internet" Ucap anak buahnya, Bagogo.

"Mencurigakan, file yang sudah berhasil diretas olehnya tiba-tiba hilang, dan sekarang dia pun ikut menghilang. Gogo, aku ingin kamu cari hackers yang lain saja, sepertinya kita memang sudah tidak bisa mengandalkan si Mr.Been itu" Ucap Gamma geram.

"Baik Bos" Ucap Bagogo mengangguk.








Lagi pengen yang damai damai aja

Jeda dulu bikin konfliknya

Masih loading hehe

Happy reading ya guys

See you 👋😁

SAVIOUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang