Bab 23. Kepercayaan

101 12 10
                                    

"Bang?" Suara itu terdengar begitu datar, namun pemiliknya memperlihatkan senyuman, saat yang dipanggil menoleh ke arahnya.

"Gue percaya sama lo Bang, dan gue percaya sama insting gue, kalau lo nggak salah" Ucap Ice yang kini berjongkok untuk menghapus air mata sang kakak.

"Blaze, Thorn, Ice, Fang ayo masuk" Panggil Halilintar pada mereka.

Fang masuk ke dalam diikuti oleh Thorn. Thorn yang notabenenya seorang penurut tentu akan mengikuti perintah siapapun, lagipula selama berdiskusi tadi dia tidak mengerti apapun.

Mata Ice, menangkap sosok yang kini masih berdiri di tempatnya tanpa bergeming sedikitpun. Dalam kondisi seperti ini, Ice yakin orang itu bukanlah Blaze melainkan Aze.

Gempa yang ikut menoleh ke arah pandang Ice, akhirnya menyadari bahwa Blaze tidak ikut masuk. Dia melihat tangan Blaze yang terkepal kuat, tapi dia tahu itu bukan kepalan tangan karena emosi, melainkan Blaze sedang berusaha menahan sesuatu.

Gempa pun bangkit dari posisinya dan segera memeluk Blaze.

"Abang tahu kamu pasti takut Aze muncul lagi kan? Tenang Blaze Abang ada disini" Ucap Gempa sambil mengelus rambut belakang Blaze. Ice pun ikut menghampirinya.

"Lo tenang aja Blaze, Bang Gempa itu bukan orang jahat, gue yakin lo dan Aze juga merasakan hal itu, saat ini lo cuma lagi kebingungan aja, harus percaya sama siapa" Ucap Ice yang kini membuat Blaze melepas pelukannya dan menoleh ke arahnya.

"Lo nggak perlu percaya sama Bang Gempa, lo nggak perlu percaya sama mereka, lo cuma perlu percaya sama gue Blaze" Ucap Ice sambil tersenyum.

"Kita duduk dulu aja, lo pengen dengar cerita Bang Gempa kan? Dia belum cerita sama sekali tentang alasannya melakukan itu. Karena setahu gue, setiap keputusan itu pasti ada alasannya, lagipula Bang Gem itu bukan orang yang plin-plan, jadi dia nggak mungkin berani ngambil keputusan tanpa alasan yang jelas" Ucap Ice yang berbicara panjang lebar.

Mendengar ucapan Ice yang begitu panjang, Blaze pun percaya dan mengangguk. Hal ini membuatnya merasa lebih lega, setidaknya masih ada saudaranya yang percaya padanya.

Gempa pun menceritakan segalanya.

FLASHBACK ON:

Saat itu di atas roof top, Gempa mendengar Taufan dan Gopal sedang berbincang-bincang. Gempa memang saat ini berniat menemui Taufan yang pergi ke sekolah tanpa sarapan, saat itu pikiran Taufan sedang kacau saat mengetahui tentang penyakit Thorn.

Dan dengan seenak jidat Gopal malah menawarkan sebuah tawaran yang mengejutkan dia meminta Taufan membobol keamanan perusahaan Rajendra. Yang dimana saat ini Rajendra sedang mengincar nyawa keluarganya.

Dan tepat saat itu Gempa juga diberitahu bahwa Halilintar masuk rumah sakit dan kondisinya koma, akibat kecelakaan mobil yang dialaminya, dan kecelakaan itu ternyata terjadi atas ulah Rajendra.

Dia meminta anak buahnya untuk mencelakai Kaizo. Orang itu pun memiliki rencana untuk mencelakai Kaizo, dengan melamar sebagai tukang kebun dan  merusak rem mobilnya, namun ternyata malah Halilintar yang meminjam mobil itu sehingga dia mengalami kecelakaan tunggal.

Gempa saat itu berniat menghentikan Taufan dan memberitahukan bahwa Rajendra adalah musuh keluarganya saat itu, namun saat Gempa sedang sendirian di ruang osis, seseorang masuk ke ruang osis dan menguncinya dari dalam, dia adalah Gopal.

Gopal mengancam Gempa jika dia berani melarang Taufan melakukan pembobolan pada keluarga Rajendra, maka dia tidak akan segan-segan mencelakai Blaze dan Thorn.

Gempa yang tidak ingin melihat adik-adiknya terluka akhirnya mengalah, toh juga akhirnya Taufan mendapatkan uang yang cukup untuk membelikan Thorn detektor jantung, untuk mengatasi penyakit yang dideritanya. Setidaknya penyakit Thorn sekarang tidak lagi sering kambuh, kecuali beberapa hari yang lalu saat Thorn bertengkar dengan Solar.

Gempa sebenarnya tidak mengerti dengan Gopal. Dia sering sekali mengawasi Gempa, tapi dia juga selalu bersikap manis pada adik-adiknya. Itulah sebabnya saat pindah sekolah ke Jakarta, Gempa memang sengaja mendaftarkan saudara-saudaranya secara diam-diam.

Bukan karena dirinya lancang dan tidak hormat pada Taufan, tapi karena dia tidak ingin berurusan lagi dengan Gopal. Karena Gempa tahu walaupun Taufan marah, tapi dia tidak akan mungkin menolak, Gempa sangat tahu semarah apapun Taufan pada saudaranya, tapi Taufan tetap merindukannya.

FLASHBACK OFF

Blaze dan Ice yang mendengar cerita itu sekarang mengerti alasan Gempa. Yang Ice herankan adalah Gopal. Kenapa dia sampai mengancam Gempa bukankah dia adalah sahabat Abangnya.

Ice jadi bingung sendiri, dalam hatinya bertanya-tanya apakah Gopal ini adalah orang baik atau justru malah orang jahat. Dan apa hubungannya dengan Gamma Danendra, kenapa Gopal bisa mengenalnya. Entahlah, tapi dia yakin cepat atau lambat, semuanya pasti akan terungkap.

Tapi saat ini dia harus meluruskan kesalahpahaman saudara-saudaranya terlebih dahulu.




Happy reading ya guys

Kali ini Author pengen menyatukan trio survive hehe

Besok trio apa lagi ya? Ada saran gak?

See you

👋😁

SAVIOUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang