Bab 27. Hampir saja

91 9 13
                                    

Hari ini di sekolah SMA Katulistiwa semua berjalan seperti biasa. Hingga akhirnya sepulang sekolah, di jalan raya terdapat kemacetan yang membuat sebagian besar mobil-mobil dijalan raya sulit melajukan kendaraannya.

Tapi tidak bagi Solar yang membawa sepeda motor, dia dengan mudahnya menyalip kendaraan-kendaraan besar yang ada di depannya. Sehingga dia bisa mendahului saudara-saudaranya yang terjebak macet.

Saat sampai di jalan yang sedikit lebih lenggang, dia melihat ke arah spion dan memperhatikan dua orang pengendara sepeda motor yang dari tadi terus mengikutinya. Sebagai orang yang sering negatif thinking, Solar pun berpikir bahwa orang yang mengikutinya saat ini bukanlah orang baik-baik.

Oleh karena itu, Solar pun segera mempercepat laju motornya secara tiba-tiba. Rupanya 2 motor itu juga ikut mengebut mengikutinya, hingga akhirnya dengan sigap Solar membelokkan motornya memasuki gang kecil yang ada di dekat sana. Kedua pengendara motor itu akhirnya kewalahan karena aksi Solar yang berbelok secara tiba-tiba. Mereka pun, tetap melajukan motornya ke depan, karena di jalan tersebut dilarang putar balik.

Sedangkan di gang kecil itu Solar masih setia di atas motornya dengan perasaan campur aduk. Helmnya dia lepas, sambil mengatur deru napasnya yang berantakan.

"Bener kan dugaan gue mereka emang ngikutin gue dari tadi. Siapa sebenarnya mereka, kenapa mereka ngejar gue, untung  gue sempat belok, kalau nggak, gue nggak tahu apa yang akan terjadi. Entah kenapa perasaan gue makin gak enak, gue harus kasih tahu yang lain supaya mereka waspada" Ucap Solar bermonolog.

*****
Sedangkan di tempat lain....

"Maaf Bos kita berdua gagal, dia tadi mengebut dan tiba-tiba belok ke sebuah gang. Padahal tadi itu adalah kesempatan bagus. Apalagi saudara-saudaranya sedang terkena macet, jika saja kita bisa mengikutinya sampai rumah, kami pasti akan lebih mudah mendapatkannya." Ucap orang itu geram.

"Gue tahu, kita emang bakalan susah dapatin dia, karena dia akan selalu punya cara untuk melarikan diri, itu sebabnya gue nggak marah sama kalian. Tapi setelah ini gue yakin dia dan saudara-saudaranya yang lain akan jauh lebih waspada" Ucap Gopal menyimpulkan.

"Lalu kita harus apa bos?" Tanya anak buahnya yang lain.

"Sebaiknya kita pelan-pelan saja, tidak usah gegabah, kita awasi saja mereka dulu, begitu ada kesempatan baru kita bertindak" Ucap Gopal menasehati anak buahnya.

*****

Sedangkan di rumah keluarga Raditya....

Solar saat ini sedang berada di ruang tamu, dia sedang menunggu kakak-kakaknya yang masih belum pulang akibat terjebak macet, sedangkan dia sudah sampai sejak 15 menit yang lalu.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan menampakkan wajah letih kakak-kakaknya yang baru saja sampai di rumah.

"Tahu gitu gue bawa motor aja Lar, biar bisa nyampe rumah lebih cepat" Ucap Ice mengeluh sambil mengambil cemilan di kulkas dapur.

"Tahu gitu gue ikut aja pulang sama kalian, daripada gue harus sendirian di rumah" Ucap Solar ikut mengeluh.

"Lo takut Sol, sendiri di rumah?" Ejek Fang duduk di sofa

"Seorang Solar nggak pernah takut di rumah sendirian. Gue cuma khawatir aja sama kalian, karena kalian pulangnya lama" Ucap Solar

"Namanya juga kena macet Sol" Ucap Hali menyahuti.

"Bukan masalah macetnya, tapi tadi ada orang naik motor yang ngikutin gue, gue nggak tahu sih mereka itu siapa dan tujuannya apa. Tapi gue jadi berpikir yang enggak-enggak jadinya karena kejadian tadi, apalagi karena kalian belum pulang" Ucap Solar menjelaskan.

"Makanya, siapa suruh berangkat sendiri, sok ngambek lagi, justru kita jadinya malah khawatir sama lo, karena lo sendirian di rumah" Ucap Taufan protes.

"Tenang aja Bang, soal itu gue bisa jaga diri gue sendiri kok. Makasih karena udah khawatir sama gue, tapi sebaiknya lo harus hati-hati Bang Upan, takutnya ada musuh dalam selimut" Ucap Solar memperingatkan.

"Terserah lo aja deh Sol, mau dalam selimut kek, mau di balik bantal, di bawah kasur sekalian, gue nggak peduli. Gue tahu kok kemana arah pembicaraan lo. Mending lo nggak usah bahas dia lagi. Kayaknya, lo niat banget ribut sama gue, heran deh" Ucap Taufan jengkel.

Yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan 2 orang ini, yah walaupun mereka sering tidak akur, tapi semuanya juga tahu mereka ini sebenarnya saling menyayangi.

Hal itu bisa dilihat dari kelakuan mereka berdua, sesering apapun mereka bertengkar, mereka belum pernah sampai adu jontos satu sama lain.







Happy reading ya guys

Perlahan tapi pasti, rencana Gopal pasti akan berhasil

Sebenarnya pengen bikin sedikit roller coaster di ceritanya

Tapi ya udah deh, kayak gini aja

See you

👋😁

SAVIOUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang