Bab 4. Tantangan

142 17 6
                                    

PLAK!!!

Tamparan yang begitu keras ditujukan pada Halilintar oleh Taufan.

"Puas lo, lo udah bikin trauma Blaze balik lagi, kalian semua sama saja, kalau sampai terjadi sesuatu pada Blaze gue gak akan maafin kalian" Ucap Taufan lantas beranjak dari tempat itu.

"Ice, lo nggak papa, kejam banget sih tuh anak" Ucap Fang, memperhatikan tangan Ice yang memerah. Tangan Ice benar-benar terkilir karena Blaze.

"Nggak dia bukan Blaze, dia itu jiwa Blaze yang lain, gue yakin itu" Ucap Ice mencoba mencerna semua yang terjadi.

"Maksud lo, Blaze punya kepribadian ganda?" Tanya Solar.

"Iya, jadi please tolong jangan bikin masalah, jika bisa aku mohon sama kalian tolong bujuk Bang Upan supaya mau damai sama kalian, bukan malah memperkeruh suasana" Ucap Gempa lantas pergi dari situ bersama Thorn.

Semua  hanya bisa terdiam mendengar ucapan Gempa.

****

Sepulang sekolah, di apartemen Taufan, mereka berempat tengah duduk di ruang tamu, wajah mereka masing-masing tampak gusar, bahkan masih enggan mengganti pakaian sekolahnya.

Mereka benar-benar tidak menyangka, bahwa keputusannya pindah sekolah ternyata telah berhasil merebut kehidupan sekolah mereka yang dulu begitu tenang. Walaupun ada sedikit masalah, namun selama masalah itu bukan bertengkar dengan saudara sendiri, hal itu bukanlah masalah bagi Taufan dan adik-adiknya.

Mulai dari Taufan dan Halilintar yang terus berselisih paham, Gempa yang tiba-tiba disiram, Blaze yang bahkan terus berubah menjadi Aze, bahkan ini sudah ketiga kali Aze muncul dalam 1 hari. Dan bahkan Thorn yang hampir tertabrak oleh saudara sendiri. Kepala Taufan benar-benar ingin pecah dibuatnya.

"Maafin aku Bang, seharusnya aku dengerin ucapan Abang, kalo kita emang nggak seharusnya pindah kesini" Ucap Gempa, yang air matanya mulai menggenang.

"Ini bukan salah Bang Gem kok, bukannya kita semua emang setuju untuk pindah kesini" Ucap Thorn, memeluk tubuh kakaknya dari samping.

"Iya, bener apa kata Thorn, lagipula kalau bukan karena persetujuan dari gue, kita juga pasti nggak bakal ada disini kan?" Ucap Taufan, memeluk Gempa dari samping, bersebelahan dengan Thorn.

"Iya Bang Gem, ini keputusan kita bersama, jadi lo nggak boleh ngerasa nanggung semua ini sendirian" Ucap Blaze lantas menempatkan kepalanya di pangkuan Gempa.

****
Sedangkan di rumah keluarga Raditya. Mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu juga.

"Widih, keren banget Abang gue, ternyata Bang Upan itu pernah masuk penjara selama 2 jam, karena ditangkap polisi pas lagi balapan liar" Ucap Solar menunjukkan handphonenya, dia mendapat informasi itu dari Ochobot.

"Kayak gitu lo bilang keren, itu namanya kriminal ogeb" Ucap Ice sambil memakan cemilan.

"Heleh, standar keren gue sama lo itu beda kali Bang Ice, kalau menurut gue hidup itu harus ada pelanggaran baru namanya hidup, jangan lurus mulu kayak hidup lo" Ucap Solar, beropini.

"Bagus" Ucap Hali tiba-tiba.

"Bagus apanya?" Tanya Fang heran.

"Sekarang gue tahu gimana caranya bawa mereka kembali ke rumah ini" Ucap Halilintar, seolah ada bohlam di atas kepalanya.

****
Keesokan paginya, Halilintar kembali mendekati Taufan, dia menghampiri Taufan dan Gempa ke bangkunya, sebelum bel masuk kelas berbunyi.

"Mau apa lagi lo, masih kurang tamparan yang kemarin, masih mau lagi nggak?" Tanya Taufan sinis, sambil fokus ke handphonenya.

"Gue denger lo suka balapan ya?" Tanya Halilintar, yang membuat Taufan mengernyit dan mengalihkan tatapannya ke Halilintar.

"To the point aja, mau lo apa?" Tanya Taufan malas meladeninya.

"Gue pengen lawan balapan sama lo, kalo lo menang, lo bisa minta apapun ke gue, tapi kalo gue yang menang, lo juga harus kabulin permintaan gue, gimana?" Ucap Halilintar.

"Sorry gue nggak punya motor" Ucap Taufan cepat.

"Tenang aja, lo pake motor gue" Ucap Fang meletakkan kunci motornya di meja Taufan.

"Bang, kok perasaan gue nggak enak ya" Ucap Gempa berbisik.

"Oke gue setuju, tapi ada syaratnya, gue maunya pake motor lo" Ucap Taufan, membuat Halilintar sedikit terperanjat, tapi sedetik kemudian...

"Oke deal, gue tunggu nanti malam" Ucap Hali, lantas menyerahkan kunci motornya.





Happy reading guys

Author balik lagi

Sekali lagi terimakasih banyak untuk kalian semua yang selalu bikin aku semangat nulis

See you 👋😁

SAVIOUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang