Bab 21. Permintaan Maaf

101 12 4
                                    

2 Hari setelah kejadian itu, kondisi Ice mulai membaik dan sudah dibolehkan pulang oleh Dokter. Sebelum pulang Ice dan Blaze sempat meminta ijin untuk menjenguk Thorn.

Karena kondisi Thorn sudah jauh lebih baik, maka Taufan pun mengijinkannya, asal mereka tidak membicarakan hal macam-macam yang akan mengguncang kewarasan Thorn.

Cukup Blaze yang jadi gila karena Solar, jangan sampai Thorn juga mengalami hal yang sama.

*****
Di ruangan Thorn....

"Gimana kondisi lo Thorn, cepat sembuh ya, biar bisa pulang kayak gue" Ucap Ice, masuk bersama Blaze sambil menghampiri brankar Thorn.

"Thorn baik kok, Bang Ice udah sembuh?" Tanya Thorn tersenyum dengan bibir pucatnya.

"Udah, kalau gue belum sembuh yang nggak mungkin dong diijinkan pulang sama Dokter, ya kan Blaze?" Tanya Ice pada Blaze yang sedari tadi diam sejak masuk ke ruangan itu.

"Iya?" Jawab Blaze singkat, dengan wajah murungnya.

"Blaze, lo kenapa?" Tanya Ice, tampak khawatir.

"Aze mau cari Solar" Ucap Blaze yang langsung keluar dari ruangan itu. Namun baru saja dia membuka pintu, orang yang sedang dicarinya ternyata sedang berdiri di depan pintu.

Blaze pun menatap Solar dengan tatapan nyalang, seolah ingin menerkamnya hidup-hidup.

"Bang Blaze, gue mau ketemu sama Thorn, mumpung Bang Upan lagi nggak ada, gue mau minta maaf sama dia" Ucap Solar tanpa memperdulikan ekspresi Blaze.

"Thorn nggak akan maafin kamu, dasar adik jahat, kamu kan yang udah bikin Thorn sakit?" Ucap Blaze emosi, sambil mendorong tubuh Solar hingga menempel ke tembok. Bahkan kini Blaze mencengkram kerah bajunya lantas dia mencekik Solar, sampai dia sedikit menjinjit.

Sedangkan Solar hanya bisa pasrah, dia tahu sekarang yang sedang dihadapinya bukanlah Blaze. Dia mulai kesulitan bernapas, tanpa dia sadari, dia pun menjatuhkan coklat batang yang tadi dia bawa dan hendak diberikan pada Thorn.

Blaze pun terkejut, melihat benda yang jatuh dari tangan Solar, dia sedikit menunduk dengan tangan yang masih dalam posisi yang sama.

"Blaze apa yang lo lakuin hah?" Ucap Ice menghampiri mereka berdua.

Blaze kembali menatap Solar, tapi kali ini tatapannya berbeda.

"Itu untuk Thorn?" Tanya Blaze, namun masih mencekik Solar.

"I-i-ya" Ucapnya mengangguk, dia benar-benar sudah tidak kuat.

Perlahan cengkraman Blaze terlepas, membuat Solar pun terduduk lemas dan terbatuk di lantai.

"Uhuk!!.... Uhuk!!"

"Solar, lo nggak papa kan?" Tanya Ice khawatir, dia pun ikutan berjongkok di lantai.

"Nggak! Lagi-lagi gue hampir bunuh adik gue sendiri" Ucap Blaze frustasi dia menjambak rambutnya sendiri, bahkan memukul-mukul kepalanya secara brutal.

Hali, Taufan, dan Gempa yang baru saja datang sangat terkejut dengan kejadian itu.

Hali segera menghampiri Blaze, dia mencekal tangan Blaze yang hendak memukul kepalanya lagi. Sedangkan Gempa dan Taufan, menghampiri Solar dan Ice dengan tatapan penuh tanya.

"Cukup Blaze, cukup, please jangan kayak gini lagi, please kendaliin diri lo" Ucap Hali sedikit membentak.

Tiba-tiba Thorn keluar dari ruangannya, sambil menenteng cairan infusnya. Dia bingung dengan apa yang terjadi, namun perhatiannya teralih ke Solar dan benda yang didekatnya.

"Apa itu untuk Thorn, Solar?" Tanya Thorn, menunjuk coklat di dekat Solar.

Solar pun dengan susah payah bangun lantas memeluk Thorn.

"Jangan sakit lagi, please, jangan bikin gue takut lagi Thorn" Ucap Solar yang kini menangis di pelukan Thorn.

"Maafin Thorn ya Solar. Solar, udah nggak marah lagi sama Thorn kan?" Tanya Thorn begitu polos.

"Nggak, Thorn, gue sayang sama lo, please jangan buat gue khawatir lagi, gue minta maaf" Ucap Solar.

Mereka berlima hanya bisa menatap Duo bungsu ini saling meminta maaf.

"Akhirnya mereka baikan juga Bang" Ucap Fang yang tiba-tiba datang bersama Kaizo.

Rupanya bukan hanya Ice yang sudah diperbolehkan pulang, ternyata Fang juga.





Kemarin Author, sekarang biarkan Blaze yang ingin menerkam saudaranya hidup-hidup

Happy reading ya guys

Semoga bab kali ini lebih baik dari yang kemarin, hehehe

See you 👋😁

SAVIOUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang