Bab 6. Sebuah kemenangan

162 14 6
                                    

Di kamar Taufan, Blaze sedang bersiap-siap dengan pakaian balap milik Taufan, celana hitam, jaket kulit hitam, dan sarung tangan serta sepatu sneaker kini telah melekat rapi di tubuhnya.

"Blaze, pikirin sekali lagi deh, lo yakin mau lawan Bang Hali, lo tahu sendiri kan dia itu biasa balapan liar, sedangkan lo, lo kan nggak pernah ikut balapan, gimana kalau kita kalah?" Tanya Taufan.

"Gue yakin Bang, gue bakal menang lawan dia. Jangan lupa nonton gue ya Bang" Ucap Blaze tersenyum penuh keyakinan, lantas pergi dari kamar Taufan.

****
Balapan kini akan segera dimulai, sesuai janjinya Gempa dan Thorn pun datang untuk menonton mereka, sedangkan Taufan muncul dari kejauhan dengan memakai masker dan topi yang lidah topinya sedikit diturunkan, lalu dia juga menutupi kepalanya dengan tudung jaketnya.

Sedangkan Ice, Solar dan Fang, sudah tidak sabar menantikan pemenang dari balapan ini. Walaupun Ice agak sedikit curiga karena kembarannya sama sekali tidak datang untuk menonton.

"Gimana lo udah siap Fan?" Tanya Hali menoleh ke samping, tepat dimana lawannya berada.

Blaze hanya mengacungkan jempolnya, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

Seorang gadis dengan benderanya pun kini berdiri di tengah-tengah.

"Baik, Balapan akan segera dimulai dalam hitungan ke 3. Oke 1..., 2...3" Bendera pun diangkat, dan keduanya melaju sekencang-kencangnya.

Di pertengahan balapan, Fang merasa tidak nyaman karena adanya panggilan alam, jadi diapun pergi ke toilet.

Setelah selesai melakukan panggilan alamnya, dia tidak sengaja menabrak seseorang di koridor toilet.

"Tunggu!! Lo...?" Tunjuk Fang terkejut pada orang bertudung itu.

Taufan yang tidak ingin tertangkap basah, akhirnya lari sekencang-kencangnya, tapi sayang tali sepatunya terlepas, dan tubuhnya terhempas ke lantai.

"Berani-beraninya lo kabur dari gue" Ucap Fang mencengkram jaket Taufan pada pundak kirinya.

"Gue udah tahu ini pasti lo Fan. Tapi... kalo lo disini, terus yang balap sama Hali itu siapa?" Tanya Fang tampak berpikir.

"Bukan urusan lo, lepasin gak?" Ucap Taufan memberontak.

"Tega lo ya, lo suruh adik lo buat gantiin lo balapan?" Tanya Fang, tanpa ada niatan melepaskan Taufan dari cengkramannya.

"Kalau iya emang kenapa hah? Dia itu adik gue gak ada urusannya sama lo" Ucap Taufan.

"Enak aja, gimanapun juga saudara lo, saudara gue juga, pokoknya Hali harus tahu semuanya. Biar dia tahu seberapa pengecutnya seorang Taufan" Ucap Fang menyeret Taufan ke tempat penonton berkumpul.

****
Halilintar dan Blaze sudah hampir sampai di garis finish. Blaze sengaja memelankan laju motornya, sehingga membuat Halilintar kegeeran dan yakin bahwa dia akan menang. Namun saat garis finish hanya tinggal 1 meter saja, Blaze segera melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Dan dia berhasil mendahului Halilintar.

Halilintar segera melepaskan helm full facenya dan menatap jengah ke arah Blaze, yang merupakan lawannya.

"Keren juga taktik lo Fan" Puji Hali, yang masih mengira bahwa lawannya itu adalah Taufan.

"Dia bukan Taufan, orang yang seharusnya lo ajak balapan sekarang lagi ada sama gue" Ucap Fang, lantas melepas masker yang dipakai Taufan.

"Kalo lo Taufan, terus ini...?" Halilintar menunjuk ke orang disampingnya.

"Ini gue Bang" Ucap Blaze, lantas melepas helmnya.

"Blaze? Berani-beraninya lo tipu gue Fan, maksud lo apa hah? Gue nggak terima pokoknya gue mau balap ulang, gue yakin kalau gue lawan lo, gue pasti menang...." Ucap Halilintar, namun ucapannya terpotong.

"Lo emang menang Bang. Bahkan tanpa lo balapan sama gue tadi, lo itu emang udah menang. Bang Upan udah nyerah sebelum pertandingan, jadi memang lo yang menang" Ucap Blaze memotong ucapan Hali.

"Dan sebagai pemenangnya gue tahu apa yang lo inginkan Bang. Lo pengen kita tinggal serumah lagi kan? Bang Upan bakal penuhin permintaan lo itu, tapi nggak sekarang. Please tolong jangan paksa Bang Upan, gue yakin Bang Upan pasti bakal ngajak kita balik kok, dan itu akan terjadi sebentar lagi. Bang Hali hanya perlu sabar. Sebagai gantinya, gimana kalau kita berdelapan makan malam di restoran Favorit Bunda, kebetulan gue lagi pengen makan seafood. Biar Bang Upan yang bayar" cengir Blaze. Yang membuat Taufan langsung mendelik ke arahnya.

"Terima aja Bang, jarang-jarang lo kita makan malam berdelapan" Bisik Ice meyakinkan Hali.

"Oke gue setuju. Nanti bayarnya bagi dua aja" Ucap Halilintar.






Yang ditantang siapa? Yang balapan siapa? Yang menang siapa?

Semoga kalian nggak gila kayak author setelah baca ini

Selamat menikmati karyaku yang amatir ini

👋😁

SAVIOUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang