Bab 20. Merasa bersalah

100 9 5
                                    

Halilintar keluar dari ruangan Fang dengan kondisi panik.

"Ada apa Bang, kenapa muka lo panik gitu?" Tanya Taufan.

"Dokter, cepat panggil Dokter Fan!" Ucap Hali panik. Taufan pun segera pergi memanggil Dokter.

"Kenapa, apa alergi Bang Fang kambuh lagi?" Tanya Solar.

"Tho... Thorn tiba-tiba pingsan, denyut nadinya lemah, dan dia nggak bernapas" Ucap Hali di tengah kepanikannya.

Solar yang tidak percaya lantas segera masuk ke dalam. Dilihatnya, Kaizo yang masih mencoba membangunkan Thorn, dengan menepuk pipinya. Area wajahnya membiru dan sangat pucat.

Solar pun segera menekan-nekan dada Thorn untuk memompa jantung dan paru-parunya.

"Thorn, bertahan Thorn, jangan kayak gini, gue mohon" Ucap Solar masih menekan dada Thorn.

Taufan pun datang bersama Dokter dan suster, dia terkejut melihat Solar yang sedang menekan dada Thorn.

"Minggir lo, jauhin adik gue, lo mau bunuh dia hah?" Taufan mendorong tubuh Solar hingga membentur kaki brankar Fang. Sedangkan di sisi lain, Thorn mulai terbatuk dan sempat membuka matanya.

Sementara mereka berkelahi Dokter pun segera memeriksa kondisi Thorn.

"Suster cepat siapkan ruang IGD, detak jantung pasien sangat lemah" Ucap Dokter itu memberi perintah.

"Baik Dok" Suster itupun segera keluar dari ruangan.

*****
Setelah Thorn dibawa ke ruang IGD, Taufan, Solar dan Hali, menunggu di depan ruangan.

"Fan, apa lo tahu sesuatu tentang Thorn?" Tanya Hali penasaran.

"Thorn, dia mengidap Aritmia, dan dia harus melakukan Ablasi Jantung. Jika tidak, kematian bisa datang kapan saja menghampiri Thorn. Itu sebabnya gue selalu bilang ke kalian tolong jaga perasaan Thorn, dia nggak boleh stress, jika dia stress, dia bisa mengalami henti jantung secara tiba-tiba. Dan itu bisa berujung kematian" Ucap Taufan air matanya mulai menggenang.

"Terus kenapa lo nggak pernah bilang ke gue Fan?" Tanya Hali emosi.

"Kalaupun gue cerita ke kalian sampai mulut gue berbusa, emangnya kalian bakal percaya, mungkin aja nggak kan, kalau kalian nggak lihat sendiri kejadiannya" Ucap Taufan jengah.

CEKLEK!!!

Pintu IGD pun terbuka, Solar yang lebih dekat dengan pintu segera menanyakan kondisi Thorn.

"Gimana kondisi Kakak saya Dok?" Tanya Solar dengan nada gemetar.

"Pasien tadi sempat mengalami henti Jantung, tapi syukurlah tadi dia sempat mendapatkan pertolongan pertama, apa yang kamu lakukan tadi sudah benar Nak, kamu sudah berhasil mengembalikan pernapasan pasien" Ucap Dokter itu tersenyum.

"Pasien saat ini hanya perlu beristirahat yang cukup, dan pastikan agar pikirannya tidak tegang dan stress secara emosional. Jadi tolong jangan biarkan dia berpikir yang berat-berat, nanti setelah dia dipindahkan ke ruangan biasa baru kalian bisa menjenguknya" Ucap Sang Dokter lantas pergi dari tempat itu.

*****
Kira-kira setelah setengah jam menunggu, akhirnya Thorn dipindahkan ke ruang rawat biasa, kini dirinya hanya ditemani oleh Taufan, entah kenapa karena kejadian tadi dia jadi begitu posesif, dia bahkan tidak membiarkan siapapun masuk ke ruangan Thorn, kecuali dirinya, Perawat dan Dokter.

Bahkan Blaze dan Gempa pun dilarang masuk. Dia hanya tidak ingin Thorn merasa tertekan lagi.

*****
Di ruangan Ice, Blaze terlihat murung, karena dia tidak diperbolehkan menjenguk Thorn.

"Blaze lo kenapa?" Tanya Ice padanya.

"Gue pengen lihat kondisi Thorn, tapi dilarang sama Bang Upan" Ucap Blaze menunduk

"Tenang Blaze, jangan terlalu dipikirin. Bang Upan cuma lagi khawatir, dia baru saja hampir kehilangan Thorn, itu sebabnya dia jadi over protective. Lagian dia cuma nggak mau lo juga ikut khawatir, nanti kalau lo berubah jadi Aze gimana?" Tanya Ice, diakhir kalimatnya.

"Gue takut keluarga kita pisah lagi Ice, apalagi setelah begitu banyak kejadian-kejadian kayak gini. Bang Upan mungkin nggak akan sudi balik ke rumah lagi" Ucap Blaze sedih.

"Udah ya nggak usah dipikirin, gue yakin badai di keluarga kita ini akan segera berlalu" Ucap Ice sambil memegang kedua tangan Blaze, berusaha menenangkan.





Happy reading ya guys, maaf kalau feel-nya kurang dapat, jujur mood Author lagi rusak parah, rasanya pengen makan orang hidup-hidup

SAVIOUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang