Bab 9. Penjelasan

111 9 10
                                    

Hari ini, sepulang sekolah, Taufan kembali mengajak saudara-saudaranya berkumpul. Hari ini dia ingin mendengar penjelasan tentang apa yang terjadi ketika mereka terpisah selama ini.

"Oke To the point aja, gue pengen denger dari kalian, terutama dari lo Ice, kenapa kemarin lo yakin banget kalo makanan yang kita pesan ada racunnya, dan kenapa Fang bilang kalau feeling Ice selalu benar. Apa kejadian seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya?" Tanya Taufan.

"Sebenarnya, bukan kejadian seperti ini yang pernah terjadi, tapi..., Mm biar Bang Hali sama Kak Fang aja yang jelasin" Ucap Ice.

Sekarang, tatapan mata Taufan langsung beralih ke mereka berdua.

"Sebenarnya...."

FLASHBACK ON :

"Hahahaha... sekarang kita udah ada bocah-bocah ini, kita bisa telpon Kaizo sekarang kan, keponakanku itu memang keras kepala, sudah berulang kali aku meminta hak atas perusahaan Dwijendra, tapi anak itu malah serakah dan menggabungkan perusahaan itu dengan perusahaan Raditya" Ucap orang itu kesal. Dia adalah Arka Rajendra.

"Sama seperti dia yang memisahkan Perusahaan Dwijendra dengan Rajendra, maka aku juga akan memisahkan kepala mereka berempat dari tubuhnya" Ucap Arka bersemangat.

"Jangan Om Arka, urusan Om cuma sama Bang Kaizo kan, Om boleh lakuin apapun sama aku, tapi jangan ke mereka. Mereka bertiga nggak salah Om" Ucap Fang, yang kini bergerak secara agresif dari tempat duduknya. Karena tubuhnya terikat cukup kuat di kursi itu.

"Mereka bertiga? aku menginginkan mereka bertujuh, akan aku habisi mereka bertujuh, aku denger mereka ada di Bandung, dan aku sudah meminta anak buahku mencari mereka" Ucap Arka serius.

"Jangan lo berani sentuh mereka!!" Ucap Hali geram.

PLAK!!!

Arka menampar keras pipi Hali

"Memangnya kau bisa apa hah? Dasar bocah belagu, sudah tidak bisa apa-apa masih saja banyak bicara" Ucap Arka emosi.

"Berani-beraninya lo pukul Abang gue, mau lo apa hah? Gue yakin sebentar lagi lo bakal membusuk di penjara" Ucap Ice tanpa ragu.

"Jaga mulutmu itu, Nak. Jangan sampai aku merobek mulutmu dengan benda ini" Ucap Arka, yang kini mencengkram dagu Ice sambil memperlihatkan sebuah pisau lipat dari tangannya.

"Mending lo diem aja deh Bang Ice, jangan memperkeruh suasana" Ucap Solar, yang sudah ketakutan dengan pisau itu.

"Gue nggak memperkeruh suasana, gue yakin Bang Kaizo nggak akan tinggal diam. Dia pasti bakal nolongin kita" Ucap Ice dengan susah payah, karena orang itu masih mencengkram dagunya. Ice bahkan meludahi Arka begitu saja.

"Dasar bocah kurang ajar" Arka pun mengangkat pisau lipat itu dan hendak mengarahkannya ke arah Ice. Tapi...

DOR!
DOR!

Suara tembakan pistol dari belakang Arka berhasil mengenai tangannya yang menggenggam pisau serta pundak kiri Arka, hingga pisau itu terjatuh dan mengenai paha Ice.

"AKH..." Ucap Arka dan Ice kompak.

Dan setelah itu, Arka dan anak buahnya pun ditangkap polisi dan masuk penjara, bahkan anak buahnya yang berkeliaran di Bandung pun berhasil tertangkap, sebelum mereka menemukan Taufan dan adik-adiknya.

Sebelum kejadian itu, Ice memang sempat bermimpi, bahwa mereka berempat diculik oleh orang tidak dikenal, namun karena semuanya tidak ada yang percaya dengan firasat Ice dan hanya menganggap mimpi Ice sebagai bunga tidur, kejadian seperti ini pun akhirnya terjadi.

Karena kejadian itu, semuanya begitu menyesal karena tidak mendengar ucapan Ice.

FLASHBACK OFF

"Jadi itu sebabnya lo suruh kita balik kesini, dan maksa kita buat tinggal bareng kalian?" Tanya Taufan.

"Iya Fan, karena gue itu bukan amuba, yang bisa belah diri dan berada di dua tempat sekaligus buat lindungi adik-adik gue" Ucap Hali dengan nada emosi.

"Tapi, lo kan bisa bilang sama gue Bang, apa lo pikir gue nggak berhak tahu tentang ini, please jangan ngerasa sendirian di situasi kayak gini, karena gue juga seorang Abang" Ucap Taufan juga ikut emosi.

"Gue nggak bisa Fan, gue nggak bisa lihat satupun adik gue celaka, tanpa terkecuali termasuk lo, lo itu adik gue Fan, tanggung jawab gue...hiks" Kali ini Hali, benar-benar melepaskan bebannya.

"Thanks Bang karena lo masih mau anggap gue sebagai adik lo, padahal gue udah kirang ajar sama lo selama ini, gue udah jadi adik yang pembangkang dan keras kepala. Padahal seharusnya gue nggak kayak gitu. Gue selalu pengen dihormati sebagai seorang Abang, tapi justru malah gue yang ngasih contoh yang nggak benar ke mereka, selama ini gue nggak pernah hormatin lo padahal lo lebih tua dari gue, maafin gue Bang...hiks" Kini Taufan juga menangis di pelukan Halilintar.

"Kalau emang itu alasan lo, minta kita kembali, oke gue sama adik-adik gue setuju buat tinggal bareng kalian lagi" Ucap Taufan melepas pelukannya dan menatap mata ruby kakaknya yang kini berkaca-kaca.






Yey!! akhirnya mereka akan bersatu kembali

TAMAT

beneran tamat nggak ya?

tunggu besok aja deh, tergantung mood penulis

✌️😁

👋😁

SAVIOUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang