Hai, kembali lagi dengan cerita baru saya. Ini adalah tulisan ke sekian yang berhasil saya tamatkan. Tentu saja masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan yang bertaburan di mana-mana yang perlu diperbaiki.
Saya sedang belajar dan akan terus belajar demi memperbaiki kesalahan-kesalahan saya.
Meski masih amatir dalam dunia kepenulisan, saya punya harapan yang tinggi, bahwa suatu saat nanti, salah satu cerita saya dipinang penerbit mayor dan naik cetak. Saya rasa itu adalah harapan semua penulis. Begitu pula saya!
Alasan kenapa saya langsung mempublis satu naskah dalam sehari karena;
Kuota yang terbatas. Yang tentunya tidak bisa publis sekali dua kali dalam seminggu. Kebetulan ceritanya sudah tamat di leptop sehingga tinggal di publis. Lebih senang sekali jalan. Maksudnya lebih suka mempublis satu cerita dalam sehari sehingga dapat dinikmati pembaca sampai tamat.
Harapan saya, semoga cerita ini setidaknya bisa menghibur para pembaca. Dan mampu mengurangi beban pikiran. Kalau pun beban pikiran bertambah, salahkan otaknya. Tanyakan padanya, kenapa harus bertambah?
***
Informasi tambahan
Cerita ini masih ada typo di mana-mana. Apabila kalian menemukan kesalahan kepenulisan dalam tiap-tiap bab mohon maaf karena cerita ini belum direvisi.
***
Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih buat pembaca setia yang sudah menemani saya dari awal, tahun 2022 sampai sekarang, 2024. Dari cerita pertama sampai cerita kesekian. Jujur, saya senang ketika kalian mampir lagi dan baca cerita-cerita terbaru saya. Sekali lagi terima kasih, ya. Dengan kalian yang mampir lagi lalu memberikan vote serta komen, itu adalah hal luar biasa buat saya. Semoga kalian sehat selalu💜
Juga, terima kasih pula buat pembaca baru yang telah mampir dan membaca cerita-cerita yang saya buat. Semoga kalian sehat selalu💜
Semoga cerita-cerita yang saya buat bisa melepas penat kalian meski cuma sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA YANG NYATA
RomanceMia, wanita berkulit sawo matang itu diam-diam mengagumi Elo, lelaki jangkung yang kebetulan berteman baik dengan sahabatnya, Tiara. Wanita itu, Mia, mengakui bahwa ia kurang pantas memimpikan Elo menjadikannya pendamping. Elo terlalu menawan untuk...