Prolog

399 27 0
                                    

"Hyung, join main?" kata Jake yang sudah siap dengan HP-nya, begitu juga dengan Young-Jae. Ketiganya sedang bersantai di backstage, dalam ruangan khusus artis. Sambil menunggu rehearsal di panggung dimulai, ketiganya berniat bermain game online bersama.

Evan yang sedang bersandar di sofa terlihat fokus dengan HP-nya, namun bukan untuk bermain game.

"Kalian saja, aku skip dulu."

"Tumben, hyung," celetuk Young-Jae. Keduanya pun langsung bermain bersama, tidak menghiraukan Evan lagi karena pria itu tidak membalas apapun.

Setelah bertahun-tahun terlupakan, takdir tiba-tiba memperlihatkan wajah yang pernah ia kenal itu lewat layar iklan jalanan New York. Semenjak ia menjadi trainee di usia yang masih sangat muda hingga ia debut dan menjalani karirnya yang semakin melonjak, hidupnya tentu semakin sibuk dan banyak hal di masa lalu yang terlupakan begitu saja karena hidup berjalan terus.

Namun dunianya yang selalu berjalan cepat itu terasa berhenti saat ia melihat wajah itu sekilas. Setelah mendapat waktu luang di tengah kesibukan mereka untuk mempersiapkan konser malam nanti, ia akhirnya dapat duduk dan mencari tahu lebih lanjut.

Pencarian dari nama yang ia ketik menunjukkan hasil yang bisa dibilang minim, dengan beberapa informasi terkait biodata-nya yang ia kurang lebih sudah familiar.

Catherine Amora Yareli.

Dia menjadi aktris, huh, kata Evan dalam hati. Beberapa berita casting muncul memberitahu keikutsertaannya dalam sebuah film blockbuster yang Evan duga merupakan film yang trailer-nya ia lihat sekilas di layar iklan tadi. Sebuah film ber-genre thriller-mystery. Selain film itu, filmography nya menunjukkan tiga film lainnya yang merupakan film independen/indie bergenre seputar thriller, mystery dan melodrama.

Evan menghela nafasnya kecewa setelah tidak menemukan apa yang ia inginkan,

Sosial medianya pun tidak ada sama sekali. Namun beberapa foto terbaru wanita itu terpampang di internet. Evan melirik jam tangannya. Mereka masih memiliki waktu sekitar 40 menit sebelum latihan di panggung. Ia memutar kembali trailer film itu dan terpukau setelah menonton-nya full kali ini. Walaupun baru sekilas, akting wanita itu sangat bagus.

Cantik, kata yang terbesit beberapa kali dalam pikirannya sedari tadi. Catherine tidak jauh berbeda dengan dirinya yang dulu, selain dari pipinya yang tidak se-chubby dulu.

Selama 30 menit sisa waktunya sebelum kembali bekerja, Evan masih berkutat di depan layar HP-nya. Mencari dan menonton apapun yang internet dapat berikan mengenai Catherine.

Di sela permainan mereka yang berhenti sejenak setelah menyelesaikan satu babak, Jake dan Young-Jae saling menatap satu sama lain. Senyuman Evan yang duduk di hadapan mereka membuat penasaran.

Young-Jae sengaja mengambil snack sambil melewati sisi belakang Evan untuk mengintip apa yang pria itu tonton.

Ia mengerutkan keningnya.

Menurutku senyum-senyum sambil menonton film thriller bukanlah hal yang normal, katanya heran dalam hati sambil membuka bungkusan snack yang ia ambil.

MORE THAN YESTERDAY | DDEUNGROMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang