PART 26

109 26 0
                                    

Satu hari ini Evan melakukan rekaman konten dan latihan untuk mini album grupnya yang akan rilis kurang dari dua minggu lagi. Ia kembali ke dorm lalu bersiap sebelum menuju rumahnya untuk makan malam dengan keluarganya.

Evan malam ini mengenakan pakaian yang sedikit lebih formal, kemeja putih yang ia layer dengan Thom Browne polo shirt berwarna abu, celana hitam wool panjang, dan sneakers putih bersih—masih baru ia beli.

"Hyung, pergi kemana?" tanya Haruki melihat Evan yang tampak rapi. Ia dan Jong-won sedang menyiapkan makanan yang mereka pesan di dapur ketika Evan keluar kamarnya.

"Rumah kakekku."

Raut kedua orang itu seketika berubah kaku mendengarnya, "Oh," kata Jong-won yang kemudian tersenyum, "Hati-hati di jalan, hyung."

"Hubungi saja kalau butuh sesuatu," celetuk Haruki.

"Ah, by the way, film pendeknya rilis malam ini, hyung. Jam 12 malam, jangan lupa." Haruki tersenyum jahil. "Tapi simpan reaksi itu untuk besok juga, saat syuting konten reaction," tambah Jong-won.

"Aku sangat penasaran dengan hasilnya," kata Haruki. Evan hanya diam menyimak. Ia sendiri juga sangat penasaran.

Terutama adegan bersama Catherine.

Selesai perbincangan tersebut, Evan segera turun ke parkiran. Menghidupkan mobil dan meletakkan jaket varsity kulit hitamnya ke kursi sebelahnya. Ia akan membutuhkan jaket itu untuk menemani jalan malamnya nanti, karena mobil Lamborgini Urus yang ia bawa sekarang tidak akan pulang bersamanya. Saat Evan diberikan mobil ini tahun lalu, ia bahkan belum memiliki SIM. Orang tuanya membelikan mobil ini agar Evan semangat untuk segera mendapatkan SIM nya itu, namun ia sangat sibuk dan baru sempat mengurusnya beberapa bulan lalu. Pertama kali ia mengendarai mobil ini adalah kemarin saat ke acara after party temannya. Sejak perseteruan dengan keluarganya yang kembali memercik, Evan merasa enggan memakainya. Karena itu, ia juga membeli sebuah mobil untuk dirinya sendiri.

Komplek perumahan eksklusif dengan lahan sangat luas yang menampung dua rumah megah—berjarak tidak terlalu jauh antara satu sama lain, menjadi tempat tinggal utama keluarga Evan. Satu milik orangtuanya, dan satu lagi milik kakekknya.

Halaman luas dengan garasi besar di sisi kanan rumah orangtuanya menjadi perhatian Evan selepas ia memarkirkan mobilnya di dalam sana. Koleksi mobil mahal dari berbagai merk mewah dunia berjejer rapi. Satu mobil yang sangat menarik perhatiannya adalah sebuah mobil Koeniggseg yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Mobil dengan harga sangat gila lainnya selain Rolls-Royce Sweptail milik kakekknya yang Evan ketahui jauh lebih mahal. Evan yakin Koeniggseg Agera itu milik Lee Hyun-woo, kakakknya. Siapa lagi yang akan mengeluarkan lebih dari $4M USD untuk sebuah sports car yang jarang dipakai. Meskipun ia tahu mobil dengan harga segitu tentu tidak akan menyakiti kekayaan keluarganya, terlebih kakekknya yang tahun ini naik ke urutan tujuh Top 10 Forbes Asia's Richest Man. Evan hanya berpikir apa tidak cukup empat sports cars mewah lainnya yang terparkir di garasi?

Namun ada dua mobil milik ayahnya yang Evan sukai. Mobil klasik 1965 Mercedes-Benz 300 SL Gullwing berwarna silver. Namun mobil itu tidak terparkir di rumah ini, melainkan di garasi mansion mereka di Hamptons, New York. Ayahnya berhasil mendapatkannya dari pelelangan dengan harga cukup tinggi, mengalahkan banyak peminat. Selain itu adalah 1967 Ford Mustang GT Convertible. Berwarna merah anggur yang sangat mengkilap dan memanggilnya untuk dimiliki. Evan rela mengeluarkan uangnya untuk membeli mobil Ford itu dari ayahnya. Hanya kalau ia tidak berakhir dikeluarkan dari kartu keluarga setelah makan malam ini selesai. Karena ia yakin pertemuan ini akan sangat serius.

MORE THAN YESTERDAY | DDEUNGROMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang