PART 29

161 30 0
                                    

"Kamu sudah melihat reaksi orang-orang di internet?"

"Film pendeknya, Jun-hee. Dalam 24 jam, views-nya meraih 10 juta penonton. Ini gila." lanjut Yunjin.

"Ya, benar." Jun-hee tersenyum ikut senang.

"Adegan terakhir itu sangat banyak dibahas di sosial media." Tim media yang memonitor sosial media memberi tahu informasi terbaru tersebut kepada Yunjin.

"Respon yang diberikan sangat meledak dan beragam. Mereka semua kaget," balas Jun-hee, karena ia juga mencari tahu. "Banyak yang bertanya-tanya mengenai Catherine." Nama Catherine yang tercantum di akhir kredit film menarik perhatian penonton, membangkitkan rasa penasaran tentang wanita yang dipeluk erat oleh Evan itu.

Yunjin mengangguk setuju, "Tidak heran, Evan belum pernah begitu dan mereka tampak insanely serasi."

"Arahan kreatif Ramon juga benar-benar gila untuk membuat set itu menjadi nyata," tambah Jun-hee. "But it was worth it, sebanding dengan uang yang harus di keluarkan," balas Yunjin tersenyum masam mengingat budget yang dikeluarkan untuk Ramon dan idenya.

Keduanya merasa belum ada di industri tersebut yang melakukan pembuatan video trailer untuk grup idol hingga skala sebesar yang mereka lakukan dengan film pendek tersebut.

"Keduanya sangat kontras. Meskipun memang kulit Catherine sangat putih, tapi aku pikir tim penyunting membuat gradasi warna yang  membuatnya tampak lebih bercahaya. Aku sangat menyukainya. Seolah Evan juga membiarkan Catherine bersinar lebih dengan baju hitamnya." Pandangan Jun-hee melembut sembari menyampaikan pendapatnya mengenai adegan itu yang menurutnya sangat mengesankan.

Namun mengingat jalan cerita dalam konsep grup itu, Jun-hee mengernyit dan bertanya, "Aku cukup paham dengan alur cerita konsep grup ini. Tapi sejujurnya, bagian adegan Evan dan Catherine, aku bingung mengapa alurnya tiba-tiba seperti kurang berkaitan dengan apa yang terjadi sepanjang film," karena fokus pekerjaannya lebih ke hal teknis lainnya. Ia tahu, ada alasan-alasan detail terkait banyak arahan yang dibuat dalam film, termasuk pilihan warna pakaian yang dipakai ataupun gradasi warna yang dipilih. "Seperti siapa yang Catherine perankan dan mengapa di adegan terakhir itu ia memakai baju putih, dan seperti bersinar?"

Yunjin terdiam sejenak untuk berpikir dan raut wajahnya seketika berubah sedikit muram.

"Dalam konsep alur cerita, Catherine di adegan itu tidak nyata." Yunjin diam sejenak lalu kembali berkata,

"Di cerita sebenarnya ia sudah meninggal."

"..."

"Individual yang Catherine perankan adalah wujud dewasa gadis remaja kecil di konsep video animasi yang dirilis dua tahun lalu, kamu ingat?"

"Berarti karakter Catherine di situ hanya khayalan karakter Evan?"

"I don't think so, more like her spirit," balas Yu-jin membenarkan. "Karena itu, Catherine memakai gaun putih dan begitu bersinar. Evan juga sengaja dibuat memakai baju hitam untuk menyiratkan kedukaan." Jun-hee hanya tertegun mendengar penjelasan Yunjin.

"Bola merah yang Catherine bawa adalah bola merah di video animasi itu juga," Jun-hee mengangguk karena sembari ia mendengarkan, kini ia sudah membuka video animasi tersebut di HP untuk mengikuti apa yang Yunjin ceritakan. "Kamu lihat di klip terakhir, si gadis remaja menyelamatkan bola merah, yang memiliki peran penting dalam alur," Jun-hee kembali menatap Yunjin, karena video tersebut berakhir di klip itu.

"Tapi sewaktu ia ingin mengembalikannya, istana tempat tinggal Evan dan keenam saudaranya sudah ditinggalkan oleh mereka karena kebakaran. Terbengkalai dan kemudian tenggelam."

"Jadi roh-nya memberikan Evan kembali bola yang ia selamatkan itu?"

Yu-jin mengangguk atas tebakan Jun-hee.

"Karakter yang Catherine perankan itu adalah teman mereka dulu ya berarti." Seperti yang ditunjukkan dalam video animasi, gadis remaja itu kerap ikut bermain bersama dan membantu mereka.

"Benar."

Keduanya terdiam sejenak untuk menikmati kopi di cangkir masing-masing. Tidak menyangka topik percakapan mereka dalam sesi makan siang hari ini berakhir dengan mengedukasi Jun-hee yang tidak mengerti dengan adegan Catherine dan Evan itu.

Jun-hee seketika mengingat sesuatu yang Ji-hoon—sang manajer grup, pernah katakan saat proses syuting kemarin.

"..."

"Bukankah Evan dan Catherine juga teman lama sejak SMP?"

"..."

"Oh," Yunjin tertegun, ia masih mengingat informasi dari Ji-hoon itu.

"Sebuah kebetulan."

MORE THAN YESTERDAY | DDEUNGROMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang