PART 25

151 26 7
                                    

Suara dentuman musik memenuhi ruangan remang sebuah klub malam ekslusif itu, hanya cahaya minim dan lampu sorot sekitar panggung DJ untuk membantu penglihatan.

"Kamu balik duluan?" tanya seorang wanita yang lima tahun lebih tua dari pria yang sudah beranjak berdiri setelah meneguk habis tequila shot terakhirnya.

Pria itu melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah satu malam lalu mengangguk, "Jadwalku padat besok, aku ingin istirahat."

"Our busy idol, Evan," tambah teman lainnya di meja yang sama, sembari memperhatikan sekitar untuk mencari Hojin—si tuan rumah pesta yang tidak tampak keberadaannya, "Kamu datang saja Hojin sudah bersyukur, dia tidak akan keberatan kamu balik duluan. Pulanglah."

Ditengah jadwal sibuknya, Evan malam ini menyempatkan datang ke acara after party salah satu teman lamanya saat SMA, Song Hojin, yang baru saja mendirikan art gallery miliknya di Seongsu-dong. Namun tidak sampai satu jam lebih, Evan rasanya sudah ingin pulang karena tubuhnya terlalu lelah untuk ikut minum dan berpesta akhir-akhir ini—atau lebih tepatnya sejak satu tahun terakhir, sejak world tour grupnya kembali dimulai dan karena jadwalnya selalu padat. Ia lebih baik terbaring di atas kasurnya sekarang.

Sebelum menuju mobil, Evan menyandarkan dirinya pada dinding halaman belakang gedung. Klub malam yang berada di atas bukit dan berhadapan langsung dengan kerlap-kerlip perkotaan di bawah sana.

Ia mengeluarkan satu batang rokok dan menyesapnya sembari merasakan angin malam dingin yang menerpa rambut halusnya kuat. Menikmati suasana parkiran yang sepi di hadapannya karena tidak semua orang dapat mengakses parkiran khusus itu. Evan tentu diberi akses dengan mudah.

Malam sunyi seperti ini dimana Evan hanya seorang diri saja, tidak ada yang melihat bahwa sesungguhnya di tengah kenikmatan duniawi yang ia dapatkan, ia tetap rentan dengan kehidupan. Namun Evan menemukan sesuatu yang ia suka akhir-akhir ini, selain musik dan pekerjaannya.

Bertemu dengan Catherine.

Tidak bisa ia tahan sudut bibirnya yang terangkat kini.

Evan kembali teringat ciuman panas kemarin malam. Rasa vanilla bibir Catherine masih jelas dalam ingatannya. Kemudian dirinya yang naik turun lift untuk menggendong wanita itu bridal style lalu membawa barang-barangnya. Evan menidurkan Catherine, memakaikannya selimut dan memberikannya bantal untuk dipeluk. Catherine dulu mengatakan ia tidak bisa tidur tanpa memeluk bantal. Sesampainya di dorm, tentu Evan segera mandi air dingin. Ia juga berakhir tidak bisa tidur dan bermain game hingga subuh untuk menghindari banyak pikirannya.

"Kamu menyukai Catherine ya?" tanya Ha-yoon malam itu di pesta salah satu teman mereka yang berulang tahun. Awal tahun 2017, saat mereka baru menginjak kelas dua SMA. Evan menggelengkan kepalanya dengan yakin, "Siapa yang mengatakan itu? Aku hanya menganggapnya teman." Melihat Ha-yoon yang masih memincingkan matanya, Evan lanjut berkata, "Bahkan mungkin berteman karena ia dekat denganmu saja." Mengatakannya dengan tegas namun penuh sesal dalam hatinya satu detik kemudian. Berpikir kalau Catherine mendengar perkataanya barusan, Evan pasti akan mengutuki dirinya.

Sekelibat ingatan dahulu terbesit dalam kepalanya. Evan juga mengajak Hae-rin berkencan malam itu. Dan di hari kencannya, ia menemukan Ha-yoon menangis karena Catherine menghilang tanpa memberitahunya. Saat mereka baru menginjak kelas dua SMA dan Evan akhirnya ditempatkan di kelas yang sama dengan Catherine. Tetapi belum genap dua minggu berada di kelas yang sama, Catherine sudah pergi tanpa kabar. Terlalu singkat bagi Evan. Bangku kosong yang ia selalu perhatikan sejak kepergian pemiliknya, hingga akhirnya terlupakan karena ia juga sibuk mengejar mimpinya.

Menjadi trainee di salah satu agensi ternama di Korea Selatan. Menentang keinginan keluarganya, terutama sang kakek. Hingga hari ini ia telah mencapai mimpinya untuk debut dan berkarir, ia tentu masih ingin meraih lebih banyak prestasi musik.

MORE THAN YESTERDAY | DDEUNGROMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang