PART 4

201 22 0
                                    

Sebuah restoran barbecue terkenal di Gangnam, Seoul malam ini dipenuhi keramaian, merayakan suksesnya konser terakhir yang dua hari lalu digelar di Stadion Jamsil sebagai penutup tour. After-party ini dirayakan grup itu bersama dengan manajer, para staff, kru dancer, dan beberapa lainnya saja. Karena itu, bisa dibilang bukan pesta besar-besaran, namun cukup memakan hampir satu restoran medium tersebut, yang mereka reserved khusus seluruhnya malam ini.

Dua bulan telah berlalu sejak pertemuan terakhir Evan dan Catherine saat menuju London. Selama itu pula kesibukan kembali membawa Evan melupakan sejenak apapun yang sempat terjadi dan mengganggunya. Jadwal yang dapat dikatakan padat dalam dua bulan terakhir dengan beberapa destinasi tour di empat negara di Eropa, tiga kota di Jepang, tampil di sebuah festival musik besar di Amerika, beberapa acara fanmeet, photoshoot, brand events dan terkahir menutup tur nya di Seoul. Evan melakukan dan melewati semuanya dengan baik, bahkan sambil mengerjakan musik baru grup mereka.

"Ya, aku rasa kita bisa melakukan-nya di pertengahan atau akhir November," kata manajer Ji-hoon, terkait agenda grup yang mereka tangani dalam pembahasan rapat empat hari lalu. "Sejak November tahun lalu hingga Agustus ini jadwal mereka sangat padat, termasuk untuk persiapan album baru. Jadi kurasa, dua bulan kedepan jadwal mereka dapat sedikit leluasa," lanjutnya, memastikan anak-anak asuhnya mendapat istirahat yang banyak dalam dua bulan kedepan.

"Oh iya, satu lagi, untuk talent aktris di film pendek nanti, Bongju pagi tadi mengirimkan pesan—" salah seorang staff mengajukan informasi terbaru sambil membuka hp-nya, ingin membacakan pesan yang ia terima, "Hyejin sepertinya tidak bisa mengikuti jadwal syuting yang kalian tentukan. Kaki-nya baru saja cedera minggu lalu, dan hasil pemeriksaan check-up kemarin menunjukkan proses penyembuhan yang kurang baik. Akan memakan waktu lama hingga ia benar-benar pulih." Ia menghela nafasnya, masih dengan membacakan pesan dari Bongju dan berkata, "Maaf, aku harus mengatakan ini. Kalian harus mencari penggantinya."

"Ada satu aktris lain yang bisa berenang, tapi jadwalnya tabrakan. Hanya Hyejin yang dapat berenang dan yang paling penting, menahan nafasnya lama di dalam air, lalu juga sesuai dengan jadwal kita, tapi," ia menghela nafasnya lagi, "—kakinya cedera. Tidak ada pilihan talent lainnya dari mereka," lanjut staff itu.

Yunjin, selaku salah satu atasan yang mengurus keberlangsungan film pendek—atau trailer album—menunjukkan raut muka pasrah, "God forbid Ramon Sander to give us easier task."

"Bagaimana bisa kita sampai di konsep air-air ini dan membutuhkan seorang aktris atau model yang dapat menyelam setidaknya satu menit dalam air,"

"—kamu tahu orang biasa menahan nafas empat puluh detik saja rasanya sudah sekarat," lanjutnya lagi.

"Well, you did agree on this, Yunjin," celetuk Hana, mengingat betapa girangnya Yunjin saat melihat Ramon Sander menunjukkan gambaran konsepnya untuk album ini pada mereka.  Bekerja dengan Ramon Sander adalah impian banyak orang. Pria itu adalah salah satu yang ternama di bidangnya sebagai creative director dan telah melahirkan karya-karya yang ikonik. Persiapan album kali ini melibatkan banyak orang ternama di industri, dari pembuatan lagu hingga visualnya.

Ide Ramon bersama dengan sutradara Woojin, adalah untuk melakukan referensi dari karya terkenal Alexandra Ghom di tahun 2015 yang menghasilkan sebuah adegan one-shot berdurasi lima menit di bawah air dalam film bernuansa gothic miliknya. Adegan dengan teknik one-shot bisa jadi sulit untuk dieksekusi karena memerlukan koreografi, pengaturan waktu, dan koordinasi yang tepat antara aktor, operator kamera, dan kru. Di daratan saja bisa sulit apalagi jika dilakukan di bawah air. Alexandra tidak ingin menggunakan CGI, because the real thing is always better—memperkuat rasa realisme dari adegan one-shot tersebut. Baginya saat itu adalah melakukan sesuai keinginannya atau tidak melakukan adegan tersebut sama sekali. Hal ini merupakan tantangan besar bagi mereka, but they made it happen.

MORE THAN YESTERDAY | DDEUNGROMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang