PART 5

160 22 0
                                    

Suasana pagi Catherine hari ini dimulai dengan tenang dan damai. Ia mengawali hari dengan membuat teh lalu duduk di sofa. Mengambil gigitan demi gigitan sandwich buatannya dengan lahap, dan melamun sembari menatap kehijauan Central Park dari lantai lima belas gedung apartemennya. Apartemen yang tidak terlalu besar namun juga tidak kecil, bergaya klasik dengan banyak sentuhan warna burgundy, krem dan putih. Dari jendela kaca ruang tengah itu ia bisa melihat sedikit banyak aktivitas orang-orang di taman yang terbentang luas di hadapannya.

Catherine sedang melamun sambil menatap sebuah pasangan yang kini berciuman mesra di tengah hamparan rumput hijau. Sudah hampir tiga menit dan mereka masih berciuman, "It's eight in the morning, they need to chill," gumam Catherine.

Bel pintu apartemennya berbunyi, mengalihkan setitik perasaan menyedihkan yang sebenarnya timbul jauh dalam benaknya, mengingat status jomblonya. Catherine meletakkan sandwich-nya kembali ke piring, lalu berjalan ke pintu.

Ia memeriksa layar kecil kamera pengawas pintu. "Oh, Rory," katanya lalu membuka pintunya setelah mengetahui tamunya.

"Wow, why so early—" belum sempat Catherine menyelesaikan kalimatnya, Rory sudah memotong, "I have a big news," kata pria di hadapannya itu langsung tanpa menunggu.

Catherine mengerutkan keningnya, merasa tidak yakin ia akan suka dengan apa yang akan Rory sampaikan karena pria itu pun terlihat aneh.

"Is it a bad news or a good one?"

"Well—" Catherine menyilahkan Rory untuk masuk. Keduanya duduk di sofa kulit burgundy Catherine yang sangat empuk. Mereka sekarang saling berhadapan, dan Catherine menatap Rory bingung, masih sabar untuk menunggu pria yang terdiam dan belum melanjutkan kalimatnya itu.

Rory menghela nafasnya, "—the romcom film thing," Catherine mengangkat kedua alisnya, menunggu. Pria itu terdiam kembali dengan mulutnya sedikit terbuka, ingin mengatakan sesuatu.

"To the point, Rory, please," mohon Catherine.

"They're changing the location to Seoul."

Jantung Catherine mencelos.

Rasanya seperti hambaran petir di pagi hari cerah, yang baru saja ia awali dengan tenang.

***

Entah apa yang terjadi antara penulis dan sutradara di film rom-com yang akhirnya Catherine setujui setelah ia kembali dari London itu, ia tidak menyangka akan membawanya kembali ke Seoul.

Catherine sedang duduk menikmati saladnya sambil menonton para sapi di dekat rumah neneknya di Edinburgh, ketika Rory kembali menghubunginya dan akhirnya dapat meyakinkan Catherine untuk mengikuti tawaran audisi casting film tersebut. Catherine dengan mudah dapat lolos, karena kemampuan akting dan visualnya yang memang sesuai dengan apa yang mereka cari.

Singkat cerita, Aaron—penulis skenario, dan Gloria—sutradara film, tiba-tiba terjebak dalam sebuah argumen karena perbedaan pendapat dan membuat produser film tersebut menyetujui usulan Gloria yang ingin mengganti latar tempat cerita.

"Why?" kata Catherine dengan ekspresi tidak percaya-nya pagi itu, tentang mengapa Gloria tiba-tiba mengusulkan Seoul.

Rory mengambil nafas dalam dan menghelanya sebelum ia menjelaskan kejadian panjang tersebut.

"Jadi—, apparently Gloria's husband is a Korean. They just got back from vacation in Seoul, visiting her in-laws. And, so after that vacation she suddenly came up with this idea," Rory melanjutkan ceritanya dengan ekspresif dan berkata, "—oh, how about we change the story setting to Seoul! pikir wanita itu," 

MORE THAN YESTERDAY | DDEUNGROMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang