PART 18

120 26 1
                                    

"Hyung, jadi makan bersama nanti? Young-jae hyung dan Seon-ho hyung katanya juga ikut," kata Haruki yang memasuki studio Evan dan mendapatkan pria itu sedang duduk sambil menutup matanya. Mengingat kebiasaaan Evan yang selalu menutup matanya namun ternyata tidak tidur, ia tetap mengutarakan pesannya untuk memastikan kesadaran pria itu.

Evan membuka mata lalu menganggukkan kepalanya. Memberi konfirmasi pada rencana makan mereka setelah jadwal recording sore ini berakhir.

Sembari menunggu tadi, Evan hanya duduk dalam studionya. Mendengar musik baru yang sedang ia buat satu minggu terakhir dalam beberapa file demo yang telah ia rekam.

Selang beberapa menit setelah Haruki meninggalkan Evan, pria itu akhirnya berdiri dan mengambil jaket kulit yang ia lempar ke sofa, sebelum menyusul yang lainnya.

Namun paper bag di atas meja, berisi kardigan hitamnya kembali menarik perhatiannya.

Junhee mengantarkan jaket itu kepada manajernya setelah ia kembali dari Pyeongchang kemarin. Manajer Ji-hoon mengatakan Catherine menitipkannya pada Junhee. Catherine dengan jadwalnya yang sangat padat hanya bisa mengirimkan ke gedung agensi, dan Junhee membantu mengambil ke bawah.

Namun apapun skema pengiriman ini, Evan tetap masam memikirkan kenapa Catherine tidak mengirimkan pesan untuk sekedar memberitahu atau apapun.

Evan menghela nafas pelan, memasang jaketnya dan mengambil paper bag itu lalu keluar meninggalkan studionya.

Catherine yang seperti selalu menghindari interaksi dengan dirinya entah mengapa membuat Evan semakin kesal. Mulai dari pertama kali mereka bertemu kembali saat transit di Dubai, Catherine tampak tidak ingin berlama-lama dan tidak menghiraukannya selama sisa perjalanan mereka di pesawat. Well, Evan juga fokus dengan tugas kuliahnya, namun di saat ia selesai dengan urusannya ia mendapati Catherine yang sudah tertidur—hingga mereka sampai di London. Evan mengingat dirinya yang buru-buru menulis pesan di secarik kertas untuk Catherine, berharap wanita itu menghubunginya. Ia tahu Catherine bukan lupa, tapi tidak ingin.

Lalu saat kesibukan kembali membawa pikirannya melupakan, Catherine tiba-tiba muncul di hadapannya lagi. Dari sekian banyak situasi, ia mendapatkan Catherine di antara kerumunan fansnya—terjatuh di bandara Incheon. Evan ikut meringis melihat Catherine yang mengusap kepalanya, menahan sakit. Pandangan mereka bertemu dan Catherine pergi seolah wanita itu baru saja melihat hantu.

Tanpa disangka, Evan kembali melihat wanita itu menghindarinya kembali saat ia menghadiri perayaan anniversary pernikahan kakek dan neneknya di hotel milik keluarganya. Menjaga Won-hee—keponakannya—yang kabur hingga Song-hwa datang menemukannya. Evan tahu wanita yang berjalan cepat dan terlihat konyol membelakangi pintu lift itu adalah Catherine. Walaupun dari sedikit kejauhan, Catherine yang membelakanginya dapat ia kenali dengan mudah, terlebih lagi wajah Rory yang terasa familiar karena kejadian di bandara.

Kemudian momen saat manajer Ji-hoon mengatakan pemeran wanita film pendek mereka yang menyelam di Sungai Han membantu seorang nenek, dan pengucapan nama yang Ji-hoon tidak ingat dengan benar lalu mengatakan namanya tidak memiliki unsur nama Korea.

Evan yakin itu Catherine.

Menyelam dan menolong orang. Ya, masih Catherine lama yang ia kenal dulu.

Malam itu juga—sesampainya di dorm, Evan menghubungi manajer Ji-hoon untuk menerima tawaran adegan tersebut.

Tebakan Evan benar dan ia melihat Catherine kembali di hadapannya.

Hal-hal lampau yang Catherine tinggalkan tanpa penjelasan adalah satu hal utama bagi Evan yang ia ingin ketahui.

Terlebih lagi, apa yang terjadi pada Ha-yoon mungkin menjadi hal yang ingin diketahui Catherine

***

"Wahh ini beneran enak," puji Haruki setelah langsung menyantap steak nya yang baru diantarkan.

"Pilihanku," Young-jae menunjuk dirinya dengan bangga, karena ia yang menemukan restoran itu.

Keempatnya berbincang beberapa hal hingga Seon-ho berkata, "Ah benar, film pendek nya akan di rilis satu minggu lagi. Sabtu depan."

"Benarkah? Aku penasaran hasilnya, apalagi aksi jungkir balikku," balas Young-jae.

"Aku juga. Terutama bagian Evan hyung yang menyelam dengan seorang wanita," Haruki melirik Evan dengan senyum jahilnya. Mereka semua sudah tahu, karena Jake, Young-jae dan Jong-won tidak bisa tidak menyebarkan informasi dari manajer Ji-hoon kepada ketiga sahabat lainnya—kecuali Evan pastinya.

"Tentu Evan hyung menyetujuinya, aktrisnya adalah teman lamanya. Tidak ada yang aneh," celetuk Seon-ho membela karena Haruki terus menggoda Evan.

"Benar," balas Evan datar.

"Lagipula Evan hyung dekatnya dengan Song-hwa," tambah Young-jae walau ia sendiri juga ragu.

Beberapa detik berlalu, mereka terdiam menikmati makanan masing-masing. "Hyung, bagaimana rasanya?" Seon-ho bertanya sambil melirik makanan Evan di depannya.

Evan—yang sedang kurang fokus, sedikit tertegun.

Rasanya? Rasa apa? Memeluk pinggang Catherine? Menatap Catherine dengan sangat dekat? Menangkup wajah Catherine? Mengusap kepala Catherine? Atau menggenggam tangan Catherine kembali masuk ke rumahnya?

"Hah?"

"Makanannya, hyung." Seon-ho yang menyadari keanehan Evan tak kuasa ingin menahan tawanya sedangkan Haruki dan Young-jae tampak tidak peka.

Evan yang tersadar sontak mengangguk-angguk pelan, "Oh, hmm, enak enak. Kamu mau coba?"

Keempat sahabat itu menikmati kebersamaan mereka sambil membicarakan banyak hal dan tidak terasa satu jam lebih sudah berlalu.

"Hyung balik duluan?" Seon-ho mengangkat suaranya sambil menikmati es krim sebagai dessert penutup. Young-jae dan Haruki kini ikut menatap Evan yang sudah berdiri dan memakai kembali jaket dan topinya.

Ketiga orang itu tampak kurang senang dengan Evan yang akan pergi, "Eyy, hyung kenapa duluan? Tidak asik," kata Young-jae. Evan sendiri merasa bersalah dan mengeluarkan dompetnya, memberikan kartu warna hitam itu pada sahabat-sahabatnya.

"Maaf, ada sesuatu yang harus kuurus. Sebagai gantinya aku yang traktir. Kalau mau pesan lagi pesan saja."

"Baiklah, dimaafkan," balas Seon-ho tersenyum puas.

"Kalau pesan tas di bottega apa bisa?" celetuk Haruki.

"Kalau dengan kartu ini, kurasa jam Patek Phillipe yang ku inginkan tidak akan terasa berat untuk dibeli," tambah Young-jae.

"Coba saja, kita lihat apa yang akan terjadi saat aku pulang ke dorm," Evan tersenyum mengangguk dengan polos sebelum pamit.

Waktu sudah menunjukkan pukul hampir setengah lima sore. Evan yang sempat bertukar nomor dengan Rory saat manajer Catherine itu buru-buru ke New York, mengirimkan pesan mengenai kartu cadangan apartemen mereka yang ternyata terjatuh di mobilnya. Ia sendiri pun lupa dan menemukannya sebelum berangkat tadi, juga tampaknya tidak satupun dari kedua orang itu sadar akan kartu cadangan mereka yang hilang.

Rory membalas pesannya sekitar sepuluh menit lalu. Karena itu pula Evan jadi mengetahui keberadaan mereka yang berada di luar kota. Sekitar satu jam-an perjalanan dari Seoul.

Evan mengerutkan keningnya melihat live location yang Rory kirimkan.

Area wisata alam yang ia kunjungi saat field trip di tahun 2014 itu menjadi titik lokasi mereka.

Kenapa dia ke sana?

MORE THAN YESTERDAY | DDEUNGROMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang