PART 14

133 23 4
                                    

Catherine terbangun pagi itu dengan keadaan tubuh yang terasa jauh lebih baik. Sinar matahari masuk menerangi kamar Evan melalui kaca besar sebelah kanan tempat tidur—di balik lapisan kain gorden putih yang tembus pandang.

Catherine menyadari sebuah kertas kecil di nakas, mangambilnya lalu membaca pesan yang tertulis.

Aku harus ke gedung agensi lalu ke Pyeongchang siang ini untuk dua hari kedepan. Rory mengatakan Remi akan menemanimu syuting besok. Aku juga meninggalkan pesan ke Pak Joon-min—supir keluargaku, untuk mengantarmu jadi Remi tidak perlu menjemputmu. Ada apel yang sudah di potong di kulkas, makanlah. Makanan lainnya juga ada di kulkas, minta saja kepada pelayan kalau kamu masih lapar. Tasmu aku letak lagi di sofa kamar, dan kartu apartemenmu ada di dalamnya.  -Evan

Catherine lalu mengambil HP-nya di nakas dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Ia menekuk kedua kakinya ke atas, memeluk lututnya dan menenggelamkan dirinya. Menahan malu dan menahan teriakannya, setelah mengingat kembali kejadian semalam.

Ia merasa seperti pasien yang ingin kabur tapi kemudian bingung harus kemana karena menemukan dirinya di tengah antah berantah. Jika tahu rumah Evan akan terletak jauh dari kehidupan bermasyarakat seperti ini, tentu Catherine akan berpikir ulang untuk berjalan pulang sendiri—menyusuri jalanan malam yang sepi dan jauh dari jalan raya. Terlebih melawan angin malam yang dingin.

Catherine sebenarnya sedikit lega Evan datang menghentikan egonya dan pasrah dengan cara pria itu menghentikannya. Cara yang menguji jantungnya. Ia merasa bodoh karena tidak kuat melawan pesona pria itu. Ingatan akan sentuhan kedua tangan Evan yang menangkup kedua pipinya, lalu usapan ibu jarinya. Hati Catherine kembali berdesir.

Evan yang tiba-tiba mengusap bagian belakang kepalanya dan berkata, "Pasti sakit ya?" tanpa mengalihkan pandangannya. "Hmm?" Catherine mengangkat alisnya bingung. "Kemarin waktu kepalamu terbentur di bandara. Pasti sakit. Maaf," jawab Evan yang menghela nafasnya dalam, merasa sangat bersalah. "Tidak apa, tidak serius dan sudah tidak sakit," Catherine meyakinkan. Walau faktanya selama tiga malam ia harus tidur tengkurap karena memar di kepalanya.

Setelah itu Evan menggenggam tangan Catherine dan membawanya kembali masuk ke dalam rumah. Tidak banyak yang keduanya katakan sepanjang sisa malam. Evan memegang perkataannya untuk tidak membicarakan apapun lagi. Terlihat kembali santai seakan-akan tidak ada yang terjadi. Evan juga tidak perlu memastikan Catherine menghabiskan makanannya, karena Catherine sangat lahap menghabiskan berbagai makanan yang Evan bawa. Hampir semua yang ada di nampan adalah makanan kesukaan Catherine.

Pria itu juga memastikan nomor Catherine kali ini tersimpan di HP-nya. Evan mengangguk melihat deringan miss-call darinya yang muncul di HP Catherine. Ia memberikan Catherine sikat gigi dan odol baru, lalu meninggalkan wanita itu tidur nyenyak di kamarnya dan pergi tidur di kamar tamu.

Sebelum menghampiri Pak Joon-min tadi, Catherine memastikan ia menghabiskan apel di kulkas yang dikatakan Evan. Potongan-potongan yang kurang rapi membuatnya mengerutkan keningnya. Seorang pelayan juga menawarkan untuk menyediakan makanan, tapi Catherine menolak dengan halus.

Selama perjalanan, supir keluarga Evan itu sangat ramah dan mereka berbicara banyak hal. Catherine juga sempat bertanya dimana kedua orang tua Evan dan Joon-min sedikit terdiam sejenak. Namun ia mengatakan bahwa kedua orang tua Evan adalah pebisnis dan jarang berada di rumah karena urusan pekerjaan mereka. Catherine hanya mengangguk, belum berani menanyakan lebih dalam.

Suara deringan di HP kini mengalihkan lamunan Catherine yang sedang duduk dalam handuknya di atas tempat tidur. Ia mengangkat kepalanya dan melihat pesan-pesan dari Remi. Catherine pernah bertemu Remi—ia sempat menggantikan Rory sementara juga sebelumnya. Remi memberitahu jadwalnya untuk beberapa hari kedepan. Remi juga mengatakan mereka belum tahu kapan Rory akan kembali.

MORE THAN YESTERDAY | DDEUNGROMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang