Bagian 13 [Heat?!]

11.8K 730 1
                                    


Tanda-tanda heat?

Sorenya ayahnya mengantarkan kembali Tian ke asramanya. Baru saja tiba ia sudah disambut oleh Daven yang sedang berbaring di ranjangnya. Tian dengan segera membuang muka, tidak ingin melihatnya.

"Oi, sampai kapan kau mau mengabaikanku?" Daven berjalan menghampiri Tian yang sedang membereskan barang-barangnya. Entah mengapa Tian benar-benar merasa lelah jika harus berhadapan dengan orang ini, urusan keluarganya sudah cukup membebaninya ditambah dengan bajingan yang sering mengganggunya ini.

Tian mengelak bahwa ia tidak mengabaikannya hanya saja ia sedang tidak mood untuk berbicara pada siapapun sekarang. Daven merasa kesal setelah mendengar jawaban pria yang acuh tak acuh itu, lalu ia menangkap tangan Tian menariknya dengan paksa untuk mengikutinya. Tian menolak namun Daven mengabaikannya.

Daven mendorong Tian ke tempat tidurnya dan menekannya dibawahnya.
"Berani sekali kau memperlakukanku seperti ini? apa kau lupa bahwa kau hanyalah seorang omega? omega yang terlahir hanya untuk memuaskan para alpha, jadi buat apa kau masih menyimpan dendam padaku hah? come on lah itu hal biasa untuk para omega di luar sana jadi jangan sok suci." Entah mengapa tiba-tiba Daven dengan sengaja melepaskan feromonnya bertujuan untuk menekan omega yang tergeletak dibawahnya.

Tian mengangkat tangannya dan berakhir sebuah tamparan berhasil mendarat telak di pipi sebelah kanan Daven. Daven tersadar akan perbuatannya, barusan hampir saja ia kehilangan kendali atas dirinya untuk yang kedua kalinya pada Tian. Daven menjauh darinya, feromonnya yang sangat kuat berhasil membuat Tian merasakan suhu tubuhnya meningkat dan jantungnya serasa berdetak kencang.

Tian berdiri dengan susah payah lalu berlari keluar kamarnya dengan feromon Daven yang masih menempel ditubuh Tian. Entah kemana Tian harus menyembunyikan dirinya, karena merasa linglung tak sadar ia tiba-tiba menabrak seorang omega yang entah datang darimana.

Nafas Tian terasa ngos-ngosan dan tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Tian merasa kehilangan akal sehatnya dan saat ini ia sangat mendambakan sentuhan seorang alpha. Setelah melihat tanda-tanda ini bukankah artinya dirinya sedang dalam masa heat.
"Mengapa tiba-tiba saja? apakah Daven yang memicunya?" batinnya berkata.

Pasalnya Tian sudah mengonsumsi Suppressant yaitu obat penekan hormon untuk alpha maupun omega. Tapi mengapa heatnya masih tiba-tiba saja datang seperti ini.

"Ah, salam kenal.. aku Leon dari kelas omega" Tian hampir saja melupakan omega yang berdiri di hadapannya sekarang. Tian hendak beranjak dari sana namun omega itu menahan tangannya tidak ingin melepaskannya.

"Biarkan aku pergi" pinta Tian, namun omega itu memilih mengabaikannya dan malah bertanya-tanya padanya seperti sengaja untuk mengulur waktu Tian yang hendak melarikan diri sebelum identitasnya diketahui oleh orang-orang.

"Tadi aku lihat kau keluar dari kamar 5A? apa berarti kau adalah teman sekamar Marshall?" Tian hanya mengangguk-angguk mengiyakan apa yang dikatakan oleh omega itu.

"Tolong serahkan surat ini untuknya" Leon menyerahkan sepucuk surat yang berbungkuskan kertas pink ke tangan Tian. Tian sudah tidak bisa menahannya, lebih lama lagi mungkin Tian benar-benar akan kehilangan seluruh akal sehatnya, tanpa sengaja Tian mendorong omega itu dengan keras menyebabkan Leon terjatuh kelantai dan badannya terbentur ke dinding. Leon juga dapat mencium bau alpha dominan ditubuh Tian membuatnya mengira bahwa Tianlah yang sengaja mengeluarkan feromonnya untuk menekannya. Leon ketakutan begitu mencium bau feromon yang ada ditubuh Tian.

"Apa yang sedang terjadi disini?" Marshall tiba-tiba saja muncul entah dari mana dan menghampiri keduanya.

Omega yang bernama Leon itu sontak bersembunyi di belakang Marshall dan mengatakan bahwa Tian sengaja mengeluarkan feromonnya untuk menekannya. Dan ia juga mengatakan bahwa Tian mendorongnya dengan kasar padahal dia kemari hanya untuk menitip surat padanya.

"Krystian apa yang dia katakan benar?" tanya Marshall padanya. Marshall sempat melihat Tian mendorongnya dari kejauhan tapi dia tidak tahu apa penyebab Tian bahkan sampai menumpahkan feromonnya sebanyak ini hanya untuk menekan omega lemah itu.

Tian tidak bisa menyangkalnya, entah ia harus bersyukur atau tidak berkat feromon Daven yang begitu kuat dapat menyamarkan aroma omeganya yang kemungkinan ia tengah mengalami heat, dengan begini ia masih bisa berpura-pura menjadi seorang alpha. Mau tidak mau ia harus pura-pura mengakui bahwa aroma feromon yang tersebar disekelilingnya sekarang adalah miliknya.
"Iya, aku tidak bisa mengendalikan diriku begitu melihat seorang omega." Bohong Tian

Marshall menghembuskan nafasnya dengan kasar begitu mendengar jawaban Tian. Ia salah paham mengira Tian baru saja hendak menerkam dan membully omega kecil yang lemah itu. Ternyata Tian sama seperti bajingan lainnya yang hanya dipenuhi nafsu di dalam pikirannya pikir Marshall.

Tiba-tiba sesuatu terpikirkan dibenak Marshall, ia juga akan membully balik Tian yang sudah keterlaluan.
"Oh iya, ayahmu seorang donatur di sekolah ini kan? cuma gara-gara hal sepele itu kau pikir kau lebih tinggi dari murid lainnya disekolah ini oleh karena itu kau berbuat seenaknya?" Marshall menarik tangan Leon dan memperlihatkannya pada Tian. Tian tidak menyadari bahwa Leon sampai terluka dan berdarah begitu, mungkin karena ia kehilangan akalnya jadi ia tidak sengaja mendorong terlalu keras. Tapi ada yang lebih penting lagi bagi Tian yaitu tentang ayahnya yang seorang donatur disekolah ini, apa maksud Marshall sebenarnya, ia bahkan tidak tahu apapun pasalnya selama ini ayahnya tidak pernah menceritakan padanya.

"Keluarga Hadriane ya? keluarga tersohor dan terlihat humble di depan publik namun kenyataannya tidak begitu, baru-baru ini bahkan kedua orangtua mu cerai karena ayahmu selingkuh bukan? dan sebaik apapun ayahmu mencoba untuk menutupi semua ini pasti ada yang akan membocorkannya."

Tian terdiam tidak bisa mengucapkan sepatah katapun, sebenarnya seberapa banyak yang tidak ia ketahui selama ini tentang ayahnya sampai-sampai ia harus mendengarkannya dari orang lain.

"Tidak Marshall, aku.. " Tian bahkan tidak sempat untuk membela diri, namun Marshall terus-terusan menghujani hatinya dengan beribu panah.

"Dan walaupun ayahmu masuk ke salah satu jajaran keluarga old money di negara ini dengan Net Worth sekitar 90 triliun, tapi mengapa sikap anak satu-satunya seperti orang tidak berpendidikan begini?"

Menyakitkan itulah yang Tian rasakan sekarang, apalagi kata-kata itu diucapkan langsung dari orang yang bahkan ia anggap sebagai penyemangat hidupnya. Sepertinya begitulah dirinya didepan mata Marshall selama ini, pantas saja ia tidak pernah bisa akrab dengannya.

Tian berbalik hendak berjalan pergi dari sana sekarang juga, namun Marshall menahannya agar tidak beranjak dari hadapannya.
"Krystian you know what.. aku paling benci dengan alpha sepertimu, jadi stop being a bastard!"

Tian mendorong dengan kasar tubuh Marshall agar menjauh darinya, selain merasa sakit hati ia juga merasakan sakit ditubuhnya mungkin karena ia yang sedang menahan heatnya.

Tian berlari kebelakang asramanya tempat ia bersembunyi dan tempat paling aman untuknya. Ia tiba-tiba kembali teringat percakapannya dengan dokter beberapa hari yang lalu, obat penekan heat kemungkinan tidak akan bekerja lagi untuknya mengingat Tian yang sudah mengonsumsi obatnya terlalu sering membuat tubuhnya bahkan tidak akan bereaksi terhadap obat itu lagi.

"Sialan... " umpat Tian

Sebelum ada yang menyadarinya, Tian terpaksa berlari kedalam hutan yang dipenuhi oleh semak-semak untuk bersembunyi di dalamnya dan meredakan heatnya.

Menyakitkan tapi inilah yang terbaik untuknya.

My Roommate's an OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang