Di ruangan itu terlihat Chrollo tengah duduk memikirkan ramalan yang baru saja ia baca, selama ia berfikir, ia terus mencerna tiap-tiap kalimat nya.
"Cinta dan dendam saat ini meliputi raga nya."
"Cinta dan dendam meliputi raga? Aku yakin Seina mencintai ku, tapi dendam yang di maksud kan dalam ramalan ini siapa?"
"Kapas putih yang di cinta, kini telah pergi dan menghilang untuk selamanya."
"Kapas putih, rambut Seina memiliki warna silver dan itu seperti kapas. Mungkinkah Seina akan meninggalkan ku?"
"Yang saat ini ada di hadapan hanyalah rangka tak berjiwa."
"Sejak Seina koma, tubuh Seina memang seperti rangka tak berjiwa, tapi bukankah saat ini ia sudah kembali hidup?"
"Dan jiwa lain kini telah hadir, untuk dendam atas segala dosa yang di perbuat."
"Jiwa lain? Tunggu! Seperti nya kalimat ini masih ada kaitannya dengan kalimat pertama.
"Biru safir terang adalah pilihan yang di ambil."
"Biru safir? Ini adalah Batu Biru yang ku ambil dari kekasih Illumi, dan perempuan itu sudah mati."
Chrollo tiba-tiba terdiam sesaat, dan mulai menemukan kejanggalan dari kalimat-kalimat itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apakah jiwa orang yang sudah mati akan menuntut balas dendam? Mungkin saja, semua ini ada hubungan nya dengan Batu Biru itu. Seina yang kembali hidup pun terlihat berbeda, aku menyadari nya tapi aku tidak yakin-"
Chrollo bangkit dari posisi duduk nya, dan memutuskan untuk mendekati tubuh Seina yang tertidur.
Tap tap tap..
Ia berhenti tepat disisi ranjang, seraya menatap wajah Seina dengan penuh rasa penasaran.
"Aku harus memastikan nya, dengan cara ini."
Tangan kanan Chrollo dengan perlahan menyentuh kening Seina, namun aksinya ini ternyata membangunkan perempuan yang tengah tertidur ini.
Dengan sayup-sayup, kedua mata biru aqua itu pun terbuka, sontak Chrollo pun terkejut.