prolog.

953 90 8
                                    

Ketukan sepatu sangat nyaring memenuhi ruangan kantor pagi ini, semua mata tertuju kearah yg lagi hangat menjadi topik pembicaraan saat ini. Namun orang yg menjadi timeline hari ini justru sangat santai bahkan masih tersenyum tipis menegur para staff yg dia temui di lobi kantor.

"Mas Sean di panggil pak dimas keruangan nya" ucap seseorang wanita membuat decakan keluar dari bibir tipisnya.

Tanpa mengatakan apapun pria manis yg kerap di sapa Sean itu lekas menuju ke arah ruangan yg mana itu adalah ruangan meneger nya.

"Pasti dia akan mengomelin gue gegara semalam. Ck! Padahal gue cuman ke club dan mabuk tapi udah seperti seorang penjahat."

Tentu saja dia akan di anggap sebagai penjahat, bagaimana tidak jika tadi malam dia pergi ke club dan banyak minum. Hingga berita dia beredar di mana-mana, dia menganggap jika berita dirinya hanyalah masalah sepele. Namun tidak kebanyakan orang dia akan di cap buruk, namun siapa sangka seorang Sean atau nama lengkap nya Sea Permadi Hadiningrat masa bodo.

Akhirnya dia sampai di depan ruangan sang meneger, tanpa mengetuk dia langsung membuka pintu itu.

Braaaak...

"Bisa sopan sedikit saat membuka pintu?" ungkap seorang pria tampan yg bisa dipanggil dimas itu.

"Persetan. Kali ini apalagi mas. Gue bahkan belum ada tidur sama sekali."

Dimas melempar majalah kearah Sean "Baca! Sampai kapan sih lo berbuat ulah terus, udah gue bilang kalau mau minum di apartemen jangan di club."

Sean mengambil majalah itu tanpa minat lalu dia membaca nya "ck! Masalah sepele."

"Sepele lo bilang? Sean lihat sosial media banyak yg ngehujat lo. Kalau begini terus karir lo bisa hancur."

"Terus gue harus gimana, masa gue gak boleh pergi ke club dan bersenang-senang sih."

Dimas menghela nafas panjang dan memijat pelipis nya.

"Bukan gak boleh tapi pergi tanpa penjagaan membuat para wartawan leluasa mengambil foto lo dan dijadikan berita."

"Persetan, mas. Gue pengen seperti orang lain."

"Fine! Lo mau seperti orang lain kan. Yg bebas kemana aja."

"Maksud lo apaan?" tanya Sean dengan alis terangkat.

"Maksud gue mending lo cuti terus healing karena gue udah siapin tiket buat lo."

"HAH! ini serius gak sih? Kerjaan gue gimana mas?"

"Gue cancel. Kayak nya lo harus healing sambil memikirkan kesalahan lo deh. Skandal ini gak semudah yg lo pikirin, sean."

"Lo mau gue kemana? Singapore, Korea, atau Amerika buat berlibur. Oh, i see PARIS."

"NO! gue udah nentuin kalau lo akan pergi ke sebuah pulau terpencil di salah satu wilayah Indonesia ini" kata dimas dengan enteng membuat Sean terkejut.

"WHAT! ARE YOU CRAZY! Jangan gila mas bahkan gue gak suka pulau."

"Dicoba dulu. Cuman 2 minggu kok gak akan lama."

"SIALAN!!!!!"
















[]

Hello... I'am back!!!

Semoga suka cerita ini ya hehhee...

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang