Bagian 22.

180 55 1
                                    

Sean hanya diam saja saat reza mengatakan hal hina seperti itu, entah nasib sial Sean hari ini dia harus bertemu dengan reza disalah satu pusat perbelanjaan. Demi apapun Sean sangat muak kepada sepupunya ini.

"Yg kemaren gimana apakah putus atau lo udah bosan hingga mencari yg baru" ucap reza dengan tatapan menghina.

"Ckckck. Daripada lo kepoin urusan gue mending urusin pacar lo yg mokondo itu."

Ucapan sean membuat hati reza mendidih sedangkan sean tersenyum puas, bukan menjadi rahasia lagi jika sean mengetahui lelaki yg di pacari reza itu adalah seseorang mokondo.

"Jaga mulut lo ya. Mas ilham gak mungkin begitu."

"Lo buta apa tuli sih udah banyak artikel yg mengatakan kalau ilham itu hanya manfaatin lo, dan satu lagi gimana reaksi keluarga lo yg homophobic itu kalau anaknya pacaran sama lelaki."

"Lo-"

"Kenapa? Apa yg gue katakan memang benar kan bahkan sangat fakta."

Reza hanya terdiam terpaku namun kepalan tangan nya tidak bisa di elakan lagi pertanda kalau dia kesal, Airlangga lekas memeluk pinggang Sean dengan erat dan tersenyum manis membuat reza sangat muak. Hal hasil reza pergi bergitu saja meninggalkan Sean dan juga Airlangga, Sean bisa bernafas lega akhirnya bisa melawan reza karena selama ini dia diam saja tanpa mau melawan.

"Dia siapa?" tanya Airlangga yg dari tadi penasaran.

"Dia sepupu aku. Udah ah jangan bahas dia ayo kita ke salon buat ubah penampilan kamu."

Airlangga hanya bisa menurut lalu mereka pun berjalan menuju kearah salon, sean kembali antusias karena sebentar lagi dia bisa merubah penampilan air.

Masuk ke salon langganan Sean disambut dengan ramah oleh pemilik salon nya sendiri, Sean berbicara dengan nada yg serius tentang apa yg dia ingin lakukan kepada Airlangga. Sementara Airlangga hanya diam sambil menyimak karena memang dia sungguh tidak mengerti apa yg mereka bahas.

"Oke, you tenang aja Sean ai bakalan buat kekasih you makin tampan dan mempesona. Apa you gak sekalian perawatan ai udah lama gak nampak you kesini."

"Gak usah. Gue kesini karena mau antar dia perawatan nanti kalau gue pengen bakalan bilang ke lo kok."

"Okelah, ayo mas tampan ikut ai."

Sang pemilik salon yg gemulai mengajak Airlangga buat ikut dengan nya, Sean hanya terkekeh geli melihat gelagat Airlangga yang tidak nyaman. Sean pun mengambil kursi yg ada di salon itu duduk tenang sambil memperhatikan Airlangga yg di make over, senyum Sean tercetak dia akan membayangkan bagaimana tampan nya seorang Airlangga meskipun Airlangga sendiri sudah tampan.

Hampir dua jam berlalu akhirnya make over Airlangga sudah selesai, Sean menatap puas melihat penampilan Airlangga yg sudah fresh. Dia bangkit dari duduknya dan menghampiri Airlangga.

"The best" puji sean membuat pemilik salon tersenyum bangga.

"Jelas! Ai selalu memberikan yg terbaik buat pelanggan ai. Apalagi cuman segini tuh gampang you punya pacar udah tampan makin tampan ai memake over."

"Hahahah makasih minceu nanti bayaran nya gue transfer."

"Gampang lah soal itu yg penting you puas."

"Kalau begitu kita pamit."

"Oke, sea. Jangan lupa mampir lagi ke salon ai nanti ai kasih diskon."

Sean memberikan jempolnya lalu keduanya keluar dari salon itu, sepanjang perjalanan Sean tidak hentinya tersenyum sambil melirik ke samping ke arah Airlangga tepatnya. Sean tidak pernah menyangka jika penampilan baru air mampu mencuri perhatian nya.

"Kita makan dulu ya aku laper" ucap Sean.

"saya ikut aja."

Sean mengajak Airlangga ke restoran cepat saji keduanya pun masuk kedalam restoran itu lalu mencari meja, keduanya duduk berhadapan satu sama lain. Sean hanya memandangi wajah Airlangga membuat dahi Airlangga berkerut.

"Kenapa liatin saya begitu?" tanya Airlangga bingung.

Sean gelagapan "ah nggak. Itu kamu tampak fresh dari pertama kali kita ketemu."

Airlangga mengangguk "makasih karena udah ubah penampilan saya, walaupun sayang banget rambut yg udah saya panjangin harus di potong."

"Hanya sedikit kamu bisa memanjang nya lagi."

Tak lama pesanan  mereka datang keduanya pun melanjutkan obrolan mereka kembali, suasana kembali hangat yg tercipta dari keduanya. Sean baru pertama kali makan bersama dengan orang lain tetapi terasa hangat. Baginya ini moment tidak akan pernah ia lupakan.


Reza melempar semua barang yg ada di kamarnya, dia kesal, marah, bahkan semakin benci dengan Sean. Reza marah karena Sean telah menghina nya dengan mengatakan jika sang kekasih cuman manfaatkan nya. Terlebih lagi reza marah karena takut jika Sean menceritakan tentang penyimpangan seksualitas nya kepada kedua orang tuanya. Dia tidak terima semua apa yg telah di lontarkan dari mulut Sean.

"Kurang ajar lo Sean akan gue balas, liat aja gue bakalan buat lo hancur sehancur nya bahkan lebih parah."

Reza harus menyusun rencana buat menghancurkan Sean, namun saat ini pikiran nya lagi kacau sehingga sulit buat berpikir. Dia terduduk di atas ranjang nya mencoba berpikir dengan cara apa dia akan menghancurkan Sean nanti, lama berpikir akhirnya reza mendapatkan suatu ide dia yakin ide nya ini akan berhasil.

"Gue bakalan membuat lo hancur Sean dari apa yg lo bayangin" ucapnya sambil tersenyum licik.


"Aku udah bilang sama Sean soal kamu dirawat di rumah sakit" ucap dimas sambil meletakan piring bekas makan siang sky.

"Pasti dia tidak akan mau datang, dim. Percuma kamu memberitahu dia tentang kondisi aku."

"Yah, aku gak tau sampai kapan hubungan kalian seperti ini. Tapi yg aku harapkan semoga hubungan kalian lekas membaik."

Sky hanya memandang kosong kearah depan, sejujurnya masih ada rasa sayang sky terhadap Sean adik nya. Namun rasa gengsi sangatlah tinggi apalagi setiap melihat wajah Sean membuat kebencian nya muncul kembali, karena wajah Sean mengingat kan peristiwa luka itu.

"Bukan cuman kamu yg terluka atas meninggalnya orang tua kalian, tetapi Sean juga. Bahkan lebih terluka dari yg kamu bayangin."

Andai sky tau tentang Sean yg suka bolak balik ke psikolog pastilah sky akan merasa bersalah, namun dimas tetap akan bungkam karena Sean yg meminta agar merahasiakan tentang ini kepada sky. Alasan Sean tidak mau memberitahukan sky adalah karena Sean tidak mau mengharapkan belasan kasih dari sky.

"Jangan bahas dia, dim."

"Oke. Sekarang kamu minum obat habis itu istirahat."

Sky hanya menurut saja kepada dimas, karena sky terlalu bersemangat dan ingin sembuh apalagi dimas sudah bersenang hati buat merawat dirinya. Maka dia harus cepat sembuh dan pulih supaya bisa keluar dari rumah sakit.

"Setelah aku keluar dari rumah sakit kita akan berkencan, apa kamu mau, dim?" tanya sky membuat dimas mengangguk malu.















Tbc.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang