Bagian 29.

194 51 3
                                    

"Lo kenapa tadi kurang fokus sih, sea. Saat pemotretan tadi" protes dimas dan Sean hanya diam.

Dimas menghela nafas panjang melihat Sean yg kembali murung, usai kembali dua jam kedepan tadi sean memang tidak banyak bicara. Dia hanya menjalankan tugas nya secara profesional namun tetap saja dimas bisa melihat jika Sean sedari tadi tidak fokus. Dimas sudah bertanya tetapi Sean enggan menjawab.

"Lo ada masalah?" tanya dimas lagi merasa khawatir.

Sean menatap dimas "gimana caranya buat mantan gak balik lagi dalam kehidupan kita, Mas."

Kening dimas berkerut tanda tidak mengerti apa yg dimaksud oleh Sean, mantan yg mana yg balik lagi dalam kehidupan kita. Kecuali dimas yg sudah kembali menjalin kasih dengan sky.

"Gue gak paham sama apa yg lo bicarakan, mantan yg mana maksud lo. Jangan bilang."

"Ya, Jackson. Dia kembali buat usik gue dan dia berani bayar orang buat mencelakai air. Dan sialnya dia bekerjasama dengan reza buat menghancurkan gue."

"Lo serius?"

Sean menatap dengan tajam "tampang gue ada rada bercanda gak, mas."

Dimas lagi dan lagi menghela nafas panjang "bukan itu maksud gue. Tujuan mereka kerjasama buat hancurin lo. Apa hubungannya dengan air?"

"Gue gak tau!"

"Lo udah pacaran sama air?"

Sean hanya diam enggan menjawab apa yg ditanya oleh dimas, soal pacaran dengan airlangga dia juga bingung harus gimana. Dia menyukai cara airlangga yg mengurus dirinya, yg memperlakukan nya dengan lembut, tapi. Untuk menjalin hubungan dengan airlangga jujur saja Sean masih sangat ketakutan. Bukan takut dengan airlangga tetapi takut akan sebuah komitmen dalam berhubungan.

"Lo mencintainya?" tanya dimas lagi namun Sean hanya diam saja.

Sean memijit pelipisnya pusing "mas, ini udah gak ada pemotretan lagi kan. Gue mau balik aja kepala gue pusing."

"Nggak ada lagi, besok dilanjutkan. Kalau mau pulang biar gue anterin. Atau mau ke klinik dulu kalau pusing."

"Nggak usah! Gue bisa sendiri."

Sean pun bangkit dari kursinya lalu dia pergi begitu saja, dimas menatap Sean dengan pandangan sedih sekaligus bingung. Antara airlangga dan Sean sebenarnya memiliki hubungan yg seperti apa.

Sesampainya di apartemen Sean merasa lega karena air tengah duduk di sofa sambil menikmati acara di televisi, air yg merasa di perhatikan pun turut menoleh dan tersenyum lembut kearah Sean yg baru saja pulang. Sean berjalan cepat lalu memeluk air dari samping.

"Maaf aku pulang terlambat" ucapnya dan hanya dibalas dengan elusan lembut rambut Sean.

"Kamu sudah makan?" tanya air Sean menjawab dengan gelengan.

"Belum. Gak selera makan isi otak aku mikirin kamu, apa ini masih sakit?"

"Nggak sakit. Sudah lebih baik dan kamu jangan khawatir saya baik-baik saja."

"I-"

"Dan berhenti menyalahkan dirimu, sean."

"Huft..."

"Gimana tadi pemotretan nya? Lancar?"

"Kalau di bilang lancar nggak juga soalnya mas dimas mengatakan kalau aku kurang fokus."

Air mencium kening Sean tiba-tiba dia tersenyum lembut sambil memegang pipi Sean, Sean merasa tersentuh dengan sentuhan airlangga.

"Saya akan buatkan makan siang dulu, kamu gegaslah bersih-bersih."

Sean menurut lalu dia naik ke lantai atas, airlangga hanya geleng-geleng kepala melihat Sean naik tangga dengan terburu-buru. Lalu selanjutnya tatapan nya datar seolah tengah memikirkan sesuatu.

"Gue gak bisa diam saja."




"Serius kamu sudah ketemu sama sean?" tanya dimas sedikit tidak percaya jika sang kekasih menemui Sean.

"Hm, Sean tidak minat bicara sama aku."

"Kamu sabar gimana pun Sean butuh waktu."

"Aku merasa bersalah dengan Sean sejak dulu bahkan sesudah mama dan papa pergi aku tidak berhenti menyalahkan dia, padahal aku sadar kalau Sean tidak salah."

Dimas paham apa yg ada di benak sky saat ini, dia ingin berbaikan dengan adiknya. Namun Sean tetaplah Sean yg sangat keras kepala, apalagi batin dan psikis nya selalu di gerus dengan alibi anak pembawa sial.

"Dimas, kamu mau kan bantu aku?"

"Bantu soal apa?"

"Pertemukan aku dengan Sean di apartemen nya, aku denger dari reza dia tinggal bersama dengan kekasihnya. Please.. Kita kesana dan aku juga mau tahu siapa lelaki yg berhasil buat Sean jatuh cinta."

"Sky.. Aku.."

"Ayolah sayang, sekalian aku minta maaf sama Sean. Sungguh aku merasa menyesal sudah mengabaikan dia."

Dimas menggaruk pelipisnya yg tidak gatal, dia diambang dilema dengan semua ini. Bukan tidak ingin sky dan Sean berbaikan layak nya adik dan kakak pada umumnya, akan tetapi dimas merasa ragu jika nanti sky datang Sean akan menerima nya.

"Sky, kamu taukan kalau Sean keras kepala."

"Yah, bahkan sifat aku dan dia sama."

Dimas berdehem sebentar "aku bisa saja membantumu buat ketemu Sean, tapi apakah kamu percaya kalau Sean memiliki kekasih hanya dia tinggal di apartemen."

"Kata reza begitu."

"Reza punya bukti jika dia melihat Sean bersama dengan seseorang?"

Gelengan sky menjawab semuanya, dimas bisa bernafas lega karena bisa menberikan alasan yg masuk akal. Dia lebih baik tidak mendatangi Sean daripada nanti Sean mengamuk dan berakhir pekerjaan nya berantakan.

"Terus aku harus bagaimana?"

"Kamu bisa bertemu dia di agensi atau bisa mengajak dia bertemu di luar, tapi aku mohon jangan melampaui batas privasi Sean. Kamu tahu watak dia bagaimana kan."





Malam semakin larut namun mata Sean tidak juga terpejam, dalam pelukan hangat airlangga Sean hanya bisa diam tanpa suara. Airlangga sudah tertidur setengah jam yg lalu, sengaja Sean mengajak tidur satu kamar karena sean takut jika terjadi sesuatu yg tidak diinginkan.

Sean berbalik menghadap wajah air, wajah yg pahatan nya sempurna. Memiliki hidung mancung dengan wajah yg putih bersih tanpa terlihat pori-pori, mempunyai rahang yg tegas serta mata yg jika terbuka memiliki tatapan yg tajam. Airlangga sosok yg sempurna dalam wujud manusia.

"Maafkan aku."

Berulang kali Sean meminta maaf kepada airlangga atas semua yg terjadi, dia sungguh sangat bersalah bahkan kalau dia menyesal telah membawa airlangga sampai sejauh ini. Sean tidak bermaksud menarik airlangga dalam lingkaran masalah nya.

Sean mengelus rahang tajam itu sesekali mengecupnya pelan, dia melepaskan tangan air yg bertengger di pinggang nya. Lalu dia turun dari ranjang. Dia berjalan pelan kearah meja yg biasa dia buat untuk Memperlajuri pekerjaan nya.

Dia membuka laci lalu mengambil ponsel lama nya, mencoba menghidupkan ponsel itu. Sean sedikit bernafas lega karena ponsel itu masih bekerja dengan baik, dia lekas membuka aplikasi chatting yg ada di ponsel tersebut. Dia mencari kontak yg mana telah lama dia lupakan, setelah ketemu dengan ragu dia mengetik sesuatu.

Mari bertemu dan selesaikan masalah kita.












Tbc.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang