Bagian 28.

134 46 0
                                    

Sean lekas bangkit begitu mendapatkan pesan masuk dari nomor yg tidak di kenal yg tidak lain adalah Jackson mantan pacarnya dulu, dia pun lekas keluar dari ruangan nya. Namun langkah nya terhenti saat membuka pintu itu dengan kedatangan reza ke agensi nya.

"Hai kak" sapa reza dengan ramah.

"Lo! Mau ngapain lo ke agensi gue."

"Cuman main aja. Emang gak boleh."

"Keluar dari ruangan gue! Gue gak ada urusan sama lo!"

Reza lekas menutup pintu ruangan Sean dan dengan tidak tahu malunya langsung duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya, sikap angkuh reza membuat Sean muak.

"Katakan mau apa lo kemari gue gak ada waktu."

"Ayolah kak. Jangan pura-pura gak paham. Gue kesini cuman mau melihat wajah panik lo."

"Maksud lo apa, reza. Jangan pernah main-main sama gue. Kalau tidak-"

"Kalau tidak apa! Lo bakalan memberitahu kan sama orang tua gue kalau gue gay, gue sih sekarang gak masalah. Karena kalau gue hancur maka lo harus hancur juga."

Sean menggepalkan tangan nya erat pertanda dia menahan emosi, dia berusaha sabar jangan sampai emosinya terlepas begitu saja. Karena dia tidak mau jika nanti image nya makin buruk, sementara reza sudah tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menekan dan mencegah Sean agar tidak keluar ruangan.

"Gimana rasanya melihat pacar lo sendiri lagi di gebukin sama suruhan Jackson, tapi gak bisa berbuat apapun."

Sean terkekeh sinis "sudah gue duga kalau kalian berkerja sama buat menghancurkan gue. Silahkan kalian bunuh airlangga jika mampu, asal lo tau airlangga tidak lebih dari seorang peliharaan gue. Itukan yg selalu lo katakan."

Senyuman reza yg terpatri kini luntur seketika, dia pikir Sean akan menangis atau memohon agar bisa membebaskan airlangga. Ternyata reza salah Sean tidak terjebak dengan ucapan dia. Tanpa reza tahu sebenarnya Sean hancur cuman dia bisa mengendalikan itu semua.

"Sepertinya lo hanya buang waktu saja karena setelah ini gue bakalan ada pemotretan, oh ya silahkan cek ponsel lo ada berita terbaru dari mokondo tercinta lo itu."

Sean melangkah pergi namun sebelum itu dia menepuk pipi reza pelan "sampai kapanpun lo gak akan pernah bisa lawan gue."

Sean pergi meninggalkan reza begitu saja, reza menatap tajam penuh dengan dendam. Dia tidak Terima jika Sean berhasil memainkan mental dia kembali.

"SIALAN."

"Mas dimas gue minta Handel dulu pemotretan hari ini, gue masih ada urusan hal yg lebih penting."

"Sean.. Please jangan buat malu gue! Staff mereka udah datang dan sebentar lagi pemotretan akan segera dimulai. Lo harus profesional dong."

"LO PAHAM GAK GUE MINTA HANDEL BUKAN BATALIN, GUE AKAN DATANG DUA JAM LAGI, NYAWA AIRLANGGA DALAM BAHAYA."

Usai mengatakan itu sambungan telepon nya langsung di putuskan oleh Sean sepihak, dia menghidupkan mesin mobilnya dengan terburu-buru. Langsung tancap gas menuju kerumah nya untuk memastikan jika foto serta video yg dikirim Jackson hanya bualan semata.

seolah tidak takut nyawa dia melayang sean membawa mobilnya dengan ugal-ugalan, bahkan dia membunyikan klakson pada semua mobil jika menghalangi jalan nya, hingga tidak sampai setengah jam perjalanan dia sudah sampai di pekarangan apartemen nya.

Lekas dia berlari menuju ke unitnya langsung naik lift dan menuju ke lantai atas, sampai di depan pintu apartemen nya dia langsung membuka pintu dengan kasar yg kebetulan tidak terkunci.

"Air" panggil Sean dengan nada yg cemas.

"AIRLANGGA!"

Sean berlari kecil namun berhenti saat badai menghalangi jalan nya.

"Lo ngapain di apartemen gue, mana airlangga" kata Sean dengan nada yg tidak sabaran.

"Lo tenang dulu."

"Gimana gue bisa tenang berengsek kalau airlangga dalam bahaya, lo gak ngerti apapun tentang airlangga. Lo gak tau kalau gue khawatir sama dia. Lo gak paham badai gak akan pernah paham."

"Sean" seru airlangga dibalik punggung badai hingga Sean menatap nya.

Badai yg paham pun menggeser tubuh nya agar Sean bisa melihat dengan jelas kalau airlangga baik-baik saja.

"Ini yg mau gue jelasin sama lo" ungkap badai.

Sean lekas memeluk tubuh air dengan erat dia sungguh sangat khawatir dengan keadaan airlangga saat ini, air terkekeh melihat Sean yg mengkhawatirkan dirinya.

"Saya baik-baik saja kamu tenang saja ya" ucap airlangga sambil mengelus punggung Sean.

"Aku khawatir sama kamu aku pikir kamu terluka."

Air mengurai pelukan nya dia menatap mata Sean yg sudah banjir dengan air mata, dia langsung menghapus air mata itu dari mata cantik Sean.

"Jangan nangis jelek."

"Aish.  Tapi beneran kamu gapapa kan. Ini lebab dan tangan kamu terluka."

"Saya gapapa, sean."

Sean menatap wajah air dengan sendu dia merasa bersalah kepada airlangga, karena dirinya airlangga jadi terluka akibat perbuatan Jackson. Sean belum bisa berpikir jernih dan belum memiliki rencana apapun untuk menyelesaikan urusan permasalahan nya dengan Jackson sang mantan kekasih. Sean mengambil tangan air lalu mencium nya dengan perlahan, air melihat gerak gerik Sean menahan senyum karena perbuatan Sean yg sangat mengkhawatirkan dirinya.

"Ekhem, gue balik aja kali ya. Disini kayak nyamuk" seru badai membuat keduanya menoleh.

"Pulang sana. Giliran begini aja lo gak sibuk hujan tuh udah minta di belai, birahi mulu tiap hari."

Badai tertawa mendengar ocehan Sean "iya. Nanti gue kawinin dia kalau birahi mulu, Sean jagain abang gue. Gue pamit pulang dulu."

"Eh, bentar... Lo apa lo bilang sama airlangga? Abang?"

"Dia adik saya."

"KOK BISA!!!"

"Ya bisa gue sama dia dilahirkan dari rahim yg sama dan memiliki ayah yg berengsek juga."

Badai pun langsung berjalan dengan santainya dari apartemen Sean, kini tinggal lah Sean juga airlangga di dalam nya.

"Kamu kenapa bisa terluka?"

Airlangga menghela nafas panjang lalu mengalir lah cerita nya kalau tadi dia di hadang beberapa kelompok bersenjata, niatnya memang mau bertemu dengan badai buat membicarakan soal Sean. Badai sudah mendapatkan informasi tentang siapa masa lalu Sean. Namun belum sampai bertemu dengan badai dia sudah di hadang dengan beberapa orang, beruntung airlangga jago berantem dan bisa menghalau orang yg hendak membunuh nya dengan pisau.

Pisau yg tadinya ingin di tancapkan ke perut air terpaksa air halau pake tangan, maka dari itu tangan nya terluka. Dan beruntung nya lagi badai cepet menemukan dia dari GPS ponsel air karena sebelum air turun dari mobil dia sempet mengatakan ke badai kalau dia dalam bahaya.

Sean yg mendengarkan semua cerita air hanya memandangi dengan sedih, dia tidak bisa membalas semua cerita airlangga. Karena semua terjadi karena permasalahan dia di masa lalu, namun Sean bersyukur jika airlangga tidak mengalami hal yg seperti dia takutkan.

"Maafin aku" ucap Sean membuat kening air berkerut.

"Kenapa kamu yg minta maaf?"

"Maaf.. Karena aku membawa kamu kesini jadinya kamu mengalami hal seperti ini."

Airlangga tertawa "bukan salah kamu, Sean. Memang saya aja yg lagi apes. Saya tahu kehidupan jakarta memang kejam. Banyak kejahatan yg terjadi didalam nya, kamu tidak perlu khawatir yg terpenting saya baik-baik saja."

Sean mengangguk patuh "tetap saja kamu terluka karena aku, air. Maafkan aku."












Tbc.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang