Bagian 12.

178 53 0
                                    

Airlangga sudah bersiap menjemput Sean di penginapan, karena hari ini sesuai janji sean yg akan menemani dia menyelam. Maka dengan persiapan yg begitu lengkap dia pun berjalan kearah penginapan, berjalan dengan senyum sapa bagi yg lewat. Dia begitu ramah dengan orang lain atau penduduk sekitar, maka tidak heran jika pemuda dengan kulit putih pucat itu gampang berbaur dengan orang lain.

Sesampainya di penginapan Airlangga menghela nafas karena sudah bisa dia tebak kalau sean pasti belum bangun, dia merogoh saku celana nya dan mengambil kunci cadangan kamar penginapan sean tersebut. Dia melangkah kearah pintu dan membuka pintu dengan kunci itu.

Pintu terbuka dan benar saja dia melihat sean sedang bergulung dengan selimut tebal warna putih, dia juga melihat kamar sean yg begitu berantakan dengan pakaian kotor yg ada dimana-mana, Airlangga melepaskan tas ransel nya lalu memunguti satu persatu pakaian kotor sean dan meletakan pakaian kotor itu ke tempat cucian.

"Model papan atas hidupnya sangat berantakan, eoh."

Airlangga berdiri didepan sean yg tertidur dia mengambil ponsel dan melihat foto sean yg pernah dikirim oleh dimas sedang tertidur, Airlangga tersenyum tipis betapa lucunya sean tidur meringkuk seperti kucing.

"Seperti kucing kecil" gumamnya.

Namun namanya Airlangga jelas tidak percaya jika sean benar-benar masih tidur, dia menarik selimut itu dengan sedikit kasar.

"Bangun! Saya tau kalau kamu sudah bangun, sean."

Sean yg mendengar dan karena emang pura-pura tidur berdecak kesal, tadinya sean pikir dengan berpura-pura tidur agar tidak ikut dengan air. Namun apa daya ternyata Airlangga lebih pintar daripada dirinya. Sean berdecak kesal dan menatap air dengan tatapan yg tajam.

"Segera mandi, saya tunggu diluar."

"Kita tunda aja deh pergi ya. Gue mendadak gak enak badan."

Air memandang lekat kearah Sean membuat Sean gugup, lalu tangan air lekas memegang dahi Sean lalu berakhir di leher Sean memastikan jika lelaki manis itu beneran tidak enak badan.

"Gak panas. Jangan coba ingkari janji Sean."

"Ish, iya. Ini gue mandi. Minggir lo."

Airlangga geleng-geleng kepala melihat tingkah Sean, Sean mengambil handuk dengan kasar seolah dia kesal dengan air. Dia berjalan sambil menghentakan kakinya, membuat tawa air pecah seketika.

"Mau saya mandikan gak" teriak air dengan nada yg menggoda.

"DALAM MIMPI LO SANA."

Airlangga tersenyum geli karena berhasil menggoda Sean, lalu dia pun membersihkan dan merapikan tempat tidur Sean. Dengan telaten dia merawat hal kecil seperti ini, ini sebagai bentuk tanggung jawab karena dia telah menjaga Sean dengan waktu selama dua minggu kedepan.

Dirasa sudah rapi Airlangga pun keluar dari kamar penginapan itu, namun baru juga membalikan badan dia menoleh ke belakang karena ada langkah kaki Sean. Yg baru saja keluar dari kamar mandi.

"Kenapa cepet sekali mandinya?"

"Kenapa lo kepo? Dan ngapain masih disini?"

"Saya baru saja merapikan tempat tidur kamu, saya yakin kalau kamu tidak bisa merapikan tempat tidur."

"Jangan sok tau! Gue bahkan bisa nyuci piring."

"Yakin?"

"Udahlah sana keluar gue mau pakai baju."

"Pakai aja kan saya sudah lihat semua badan kamu."

Airlangga pergi begitu saja sambil menghidupkan rokoknya, sementara Sean memandang dengan kesal kepergian Airlangga.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang