Bagian 31.

185 57 5
                                    

Dalam perjalanan tidak ada suara apapun yg keluar dari mulut airlangga maupun sean, airlangga hanya fokus menyetir sedangkan sean dia ingin mengatakan bahkan mau menjelaskan rasanya lidah nya kelu. Hal hasil dia cuman diam saja bahkan melirik airlangga dengan perasaan takut, karena sedari tadi airlangga enggan bicara padanya bahkan tatapan air terkesan dingin terhadap dirinya. Sean ingin menangis rasanya dan merasa menyesal karena sudah bertindak gegabah, namun  dia juga bersyukur karena air datang tempat waktu. Namun dia menyesali juga surat perjanjian dia dengan air terpaksa di robek demi melindungi airlangga agar Jackson tidak menyentuh airlangga.

"Tidurlah. Jika sampai apartemen akan saya bangunkan" ujar air tanpa menoleh sedikitpun dari sean.

"Air... Aku-"

"Tidak ada yg perlu disesali semuanya telah selesai."

Sean tidak mengerti maksud dari perkataan airlangga apa, apa kata selesai masalahnya atau justru. Sean menghela nafas panjang seolah pusing memikirkan semuanya, dia memang telah melakukan hal bodoh tapi bisakah airlangga mendengar semua penjelasan nya, kenapa dia pergi sendirian menemui Jackson.

"Air.. Aku minta maaf karena-"

"Tidurlah Sean, saya tahu kamu lelah memikirkan semuanya."

"Hhhhh, baiklah. Setidaknya aku punya alasan kenapa melakukan ini."

Air tersenyum tipis dan Sean memejamkan matanya sejenak, airlangga menatap ke arah Sean usai lelaki manis itu memejamkan matanya. Tangan airlangga mengulurkan kearah rambut Sean serta mengelus nya dengan lembut.

"Harusnya kamu tidak perlu melakukan ini dari awal."

Tepat pukul lima sore akhirnya mereka sampai di jakarta juga, Sean dan airlangga berjalan beriringan menuju ke unit Sean. Tidak saling bicara sama seperti di dalam mobil. Keduanya tampak lelah terutama Sean, yg sudah lelah fisik dan hati juga.

Sesampainya di unit apartemen nya sudah ada dimas dan juga hujan yg sengaja menunggu kedatangan keduanya, hujan lekas memeluk Sean. Karena dari awal hujan lah yg lebih khawatir jika sang sahabat terjadi sesuatu.

"Sean lo baik-baik aja kan, si brengsek Jackson gak ngelakuin apapun kan" ujar hujan membuat Sean mengangguk.

"Gue baik-baik aja kok. Thank's udah khawatirkan gue."

"Lo kenapa nekat sih, sea. Udah tau Jackson itu gimana sama lo malah datang ke kandang singa segala. Untung gue tau alamat si bajingan itu dimana. Dan syukurlah airlangga bisa jemput lo tepat waktu."

Sean mengangguk patuh saja sementara airlangga pamit buat masuk kedalam, Sean menatap sedih punggung air yg sudah cuek kepadanya. Hati Sean pedih karena airlangga tidak mau berbicara padanya. Dimas melihat Sean dengan wajah yg sulit diartikan menangkap ada sesuatu yg tersembunyi antara hubungan Sean dan juga airlangga.

"Sea" panggil dimas membuat Sean tersenyum canggung.

"Mas maafin gue karena gue seenaknya aja. Harusnya gue kerja saja tadi daripada ketemu sama Jackson. Maafin gue karena udah nyusahin lo lagi."

"Gak masalah kok lagian pihak brand itu juga gak jadi datang, malah mereka minta waktu sampai dua hari kedepan."

"Hah! Serius? Mereka gak membatalkan kerjasama kan?"

"Nggak sean."

Dimas melangkahkan kakinya lalu dia memeluk sean, bagaimana pun sean sudah dia anggap adik nya sendiri. Dimas sangat khawatir jika terjadi sesuatu hal dengan sean, walaupun sean suka seenaknya namun dimas masih menyayangi sean.

"Lo istirahat dulu deh pulihkan dulu tenaga lo sampai dua hari kedepan. Dan jangan bertindak bodoh lagi."

"Iya, mas. Maafin gue."

"Kalau gitu gue sama hujan pamit dulu. Sebenarnya masih ada banyak pertanyaan dibenak gue tapi nanti aja lah. Pokoknya lo hutang cerita sama gue dan juga hujan."

"Bener! Lo hutang penjelasan sama gue dan juga mas dimas."

"Hem. Kalian hati-hati.".

Dimas dan hujan pamit undur diri dan meningalkan Sean sendirian, setelah hujan  dan dimas tidak tampak lagi Sean pun masuk kedalam unitnya. Dia terdiam melihat airlangga memasak makan malam buat dirinya.

" air" panggil Sean membuat air tersenyum tipis.

"Bersihkan tubuh kamu sebentar lagi masakan nya matang."

"Aku mau bicara sama kamu."

"Nanti saja usai makan malam."

Sean mengangguk mengerti dia lantas naik ke lantai atas untuk bersih-bersih dan mandi, dalam hati Sean dia bertekad akan menjelaskan semuanya dengan airlangga agar tidak salah paham lagi.








"Aku minta maaf karena tindakan aku yg ceroboh bisa membahayakan kamu, harusnya aku cerita dari awal soal Jackson namun aku belum berani menceritakan itu semua."

"Karena kamu tidak percaya sama saya kan."

"Bukan gitu."

"Saya paham kok. Saya disini cuman sebatas kontrak perjanjian sama kamu, harusnya saya paham jika perasaan saya telah kamu beli pakai uang. Namun bodoh nya saya tetap mau ikut dan berharap perasaan saya dibalas dengan tulus oleh kamu."

Sean menelan ludahnya kasar dia tidak menyangka kalau airlangga mengungkapkan isi hatinya, entah kenapa ada rasa nyeri dan menderitanya Sean ketika air mengatakan itu semuanya. Bahkan dia sudah sangat takut jika airlangga meninggalkan dia sendirian.

"Air.. Kamu harus dengerin penjelasan aku dulu."

"Semuanya udah jelas, sean."

Sean memegang tangan air "kamu marah sama aku?"

Gelengan kepala airlangga mengatakan semuanya kalau dia sama sekali tidak marah kepada Sean, bahkan buat benci atau apapun tidak ada dibenak airlangga.

"Saya mau istirahat dulu kamu jangan larut malam tidurnya."

Airlangga bangkit dari duduknya lalu menyempatkan mencium kening Sean, dia langsung berjalan kearah kamar nya yg bersebelahan dengan kamar Sean. Sean jangan ditanya air matanya sudah luruh membasahi pipi putihnya, dia tidak menyangka jika airlangga bersikap seperti ini. Harusnya airlangga marah padanya, kecewa padanya. Tapi yg terjadi airlangga tidak marah padanya.

Didalam kamar airlangga duduk termenung diatas kasur dia menatap lurus kedepan sambil memikirkan apa yg terjadi, dia masih bingung dengan status dia dengan Sean diatas surat perjanjian itu yg nyatanya sudah di sobek dengan Sean. Berarti secara tidak langsung perjanjian itu sudah batal sebelum tiga bulan, airlangga menghela nafas panjang karena telah gagal menaklukan hati seorang Sean hadiningrat.

Terlalu pusing dengan apa yg terjadi akhirnya airlangga mengambil tas dia, membuka nya dan mengambil sebuah kotak yg mana kotak itu didalam nya ada sebuah gelang cantik, dia tersenyum tipis mengingat gelang itu adalah peninggalan dari sang mama. Dia rencananya akan memberikan gelang itu pada Sean sebagai bentuk jika dia mencintai lelaki manis itu.

"Mah, maafin airlangga mungkin gelang ini akan di pakai dengan orang yg tidak mencintai air. Tetapi air sangat mencintanya, maka izinkan air buat memberikan gelang ini sama dia sebagai bentuk sebuah kenangan jika di hati dan perasaan air hanya ada namanya seorang."

Ia kembali menyimpan gelang itu dimasukan nya kedalam kotak, dia mengambil ponselnya lalu mengetik pesan kepada haikal bahwa sebentar lagi dia akan kembali ke pulau. Dimana tempat tinggal dia yg sesungguhnya. Karena dia sudah memutuskan buat pulang kerumahnya dan dia tidak mungkin tinggal di apartemen Sean selamanya karena nyatanya lelaki manis itu tidak pernah memiliki perasaan apapun padanya.

















Tbc.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang