Bagian 20.

169 54 4
                                    

Sean meletakkan sendok nya ke piring selera makan nya sudah hilang saat dimas mengatakan jika sky dalam perawatan dirumah sakit akibat kecelakaan, dia lekas bangkit dari duduk nya membuat air dan dimas terkejut dengan tindakan Sean tiba-tiba. Padahal sarapan yg di makan Sean belum habis dan masih tersisa banyak.

"Makan nya di habisin dulu" ucap air membuat Sean menoleh dengan natap tajam.

"Gue udah gak selera makan! Gue mau balik ke apartemen gue."

"Sean gue minta maaf karena udah nyinggung lo soal sky, gue ngasih tau lo supaya lo jenguk sky dirumah sakit. Karena cuman lo keluarga dia yg tersisa."

Sean memicingkan matanya seolah curiga dengan dimas, kenapa dimas memaksa sekali dia harus menjenguk sky. Padahal Sean tidak sedikit pun berniat menjenguk kakak nya itu.

"Kenapa lo terlihat peduli sama dia?" tanya Sean curiga.

"Ah, itu.. Anu.. Gue cuman kasih tau doang karena lo adik nya."

"Cih! Mas lo tau hubungan gue sama dia gimana kan. Lagian kalau dia kecelakaan dan dirawat pasti dia bakalan ngasih tau gue! Ini mana buktinya gak ada!"

Sean beneran muak dengan semuanya dia pun lekas berjalan dan keluar dari cafe itu, Airlangga yg masih bingung tetap mengikuti Sean dan menyusul Sean. Sementara dimas dia mendesah perlahan lalu juga pergi menyusul Sean.

"Dimas" panggil air membuat dimas menoleh.

"Air."

"Apa sky itu mantan pacar lo yg cemburu sama gue waktu semasa kuliah?" tanya air memastikan.

Dimas mengangguk "ya. Sky mantan pacar gue."

"Dia kakak nya Sean?" tanya air lagi membuat dimas kembali mengangguk.

"Oh, god. Pantesan dia nyuruh gue tinggal di apartemen. Apa sean tau kalau gue kenal sama sky?"

"Nggak! Sean gak tau kalau lo temen kuliah sky."

"AIRLANGGA BURUAN GUE NGANTUK" teriak Sean dari mobil dimas membuat dimas dan air yg lagi bicara serius harus menoleh kearah Sean.

"Lo hutang penjelasan sama gue, air. Kenapa bisa lo ikut Sean ke jakarta."

"Nanti gue jelasin."

Air segera menyusul ke mobil dimana Sean sudah masuk sedari tadi, disusul oleh dimas  yg langsung masuk duduk di depan. Sean masih saja cemberut bahkan kesal dengan dimas karena sudah membuat nya bad mood. Harusnya hari Sean mau mengajak air belanja kebutuhan mereka namun akibat ucapan dimas membuat Sean tidak berselera apapun.

Didalam perjalanan Sean lebih memilih diam bahkan wajah nya hanya melihat ke jendela daripada harus melihat Airlangga ataupun dimas, dia hanya diam sambil menikmati pemandangan kota jakarta yg sudah dia tinggal dua minggu yg lalu.

"Besok kita ada rapat buat jadwal pemotretan lo dengan brand terkenal itu" ucap dimas memecahkan keheningan.

"Jam berapa?"

"Jam delapan harus sudah sampai kantor dan gue harap lo gak telat."

Sean hanya mengangguk saja tanpa mau membantah, energi nya sudah terkuras jika harus berdebat dengan dimas. Dia pun menyenderkan kepalanya di jendela maka dengan sigap Airlangga menarik tubuh Sean agar menempel di bahunya.

"Kalau ngantuk nyender aja di bahu saya" bisik Airlangga membuat Sean tersenyum.

Maka dengan tidak malu nya Sean dia menyenderkan kepalanya di bahu kekar Airlangga, dimas yg melihat dari kaca spion depan hanya tersenyum tipis. Sepertinya feeling dia benar jika Airlangga punya maksud tertentu dengan Sean.


Mobil itu berhenti di apartemen mewah Sean langsung turun dan begitupun air dengan dimas, air bahkan dengan gercep mengambil koper Sean dan juga tas ransel nya. Dimas melipat tangan nya menghadap ke Sean seolah meminta penjelasan kepada Sean.

"Lo gak ada rencana yg aneh-aneh kan kepada Airlangga?" tanya dimas masih curiga.

"Rencana apa maksud lo?"

"Kalian berpacaran?"

Sean terkekeh sinis "kesimpulan lo ngaco! Gue sama air gak pacaran. Gue emang sengaja ngajak dia supaya dia bisa jagain gue, kan lo selalu bilang sama gue kalau jangan bertingkah. Setidaknya kalau mau ke club bawa orang, nah alasan gue ya itu supaya air bisa temenin gue kemana-mana."

"Dia bukan babu!"

"Siapa bilang Airlangga babu! Gue gak ada bilang. Kenapa sih mas lo takut banget atau lo... Cemburu."

Dimas menghela nafas sejenak "gue gak cemburu karena gue gak ada perasaan apapun dengan airlangga."

"Yaudah! Berarti gak ada masalah dong gue bawa Airlangga ke jakarta."

Obrolan mereka terhenti karena Airlangga sudah menggeret koper Sean, Sean tersenyum manis lalu memegang tangan Airlangga membuat dimas berdecih.

"Lo pulang deh mas. Gue sama Airlangga mau istirahat."

Usai mengatakan itu Sean mengajak Airlangga untuk masuk kedalam gedung apartemen nya, dimas lekas masuk kedalam mobil. Tadinya dia akan mampir sebentar di unit Sean namun sepertinya Sean tidak mau menganggu. Mau tidak mau dimas pergi dan dia akan menjenguk sky dirumah sakit serta membawakan makan siang buat kekasih nya itu.

Sesampainya di unit Sean yg cukup megah Airlangga meletakan koper itu di dekat sofa, Sean berjalan kearah dapur buat mengambil air minum untuk dirinya dan juga Airlangga.

"Sepertinya mas dimas cemburu kamu sama aku" ungkap Sean memberikan gelas berisi air putih kepada Airlangga.

"Perasaan kamu saja. Saya dengan dimas hanya teman."

"Teman bisa jadi demen. Apalagi kalian pernah dekat."

"Kamu cemburu?"

Sean tertawa "buat apa?"

"Kalau cemburu tanda nya kamu sudah punya perasaan sama saya."

Sean berdehem sebentar "kamar kamu ada disebelah kamar aku."

"Kita gak satu kamar?"

"Gak usah mesum! Gue gak akan pernah membiarkan predator kayak lo satu kamar sama gue."

Tawa nyaring keluar dari bibir Airlangga dia meletakan gelas yg sudah habis airnya ke meja makan, lalu menarik pinggang sean terpekik sangking kaget nya.

"Kemaren kita satu kamar bahkan satu penyatuan didalam kamar penginapan, apa kamu lupa kita juga sedikit main didalam kamar saya, hm."

Jantung Sean mendadak berhenti saat suara berat Airlangga terdengar, dia menatap wajah Airlangga yg sudah tersenyum manis di depan Sean membuat jantung Sean berdetak abnormal.

"T-tetap saja di sini gak bisa seenaknya" kata Sean gugup.

Airlangga mencuri kecupan di bibir Sean "i know. Tapi kalau kamu mengizinkan kita melakukan itu maka saya dengan senang hati memberikan apa yg kamu mau."

"Lepasin air aku mau mandi."

Airlangga memeluk Sean mengecup leher Sean perlahan membuat Sean memejamkan matanya, dengan kurang ajar nya air juga menjilat leher putih itu dengan sensual.

"Eughhhh..."

Sean melenguh membuat Airlangga terangsang maka dia kembali mencium Sean dengan memberikan lumatan, Sean menikmati hal itu bahkan tangan nya sudah dikalungkan ke leher Airlangga. Air menekan tengguk leher Sean agar ciuman lebih dalam lagi.

"OH MY GOD MATA SUCI GUE TERNODAI" teriak seseorang membuat mereka melepaskan ciuman nya.












TBC.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang