Bagian 30.

172 52 0
                                    

Dimas bolak-balik berjalan seperti setrikaan hanya untuk menunggu Sean datang ke agensi, namun sudah hampir jam sembilan sean sama sekali tidak menampakan batang hidung nya. Dimas sudah berusaha menghubungi Sean bahkan sampai mengirim pesan namun ternyata ponsel lelaki manis itu tidak bisa di hubungin, dimas merasa pusing dengan tingkah Sean yg seenaknya begini bahkan dia juga menghubungi airlangga nyatanya airlangga mengatakan jika Sean sudah pergi dari jam tujuh pagi. Lantas kemana anak itu pergi.

"Ayolah Sean angkat telp gue jangan sampai pihak brand itu menuntut dirimu."

Beberapa kali dimas mencoba menghubungi nyatanya nomor sean tidak juga terhubung, lantas dimas bergegas untuk mendatangi apartemen Sean memastikan jika perkataan airlangga benar adanya. Dia berjalan terburu-buru bahkan pegawai yg menegur dirinya tidak dia hiraukan sama sekali, dalam benaknya hari ini dia sangat mengkhawatirkan Sean.

"Mas dimas" panggil hujan yg sudah lari tergopoh-gopoh menghampiri dimas.

"Hujan, sedang apa lo disini?"

"Gue mau mencari sean, ada hal yg penting yg mau gue obrolin sama dia."

"Gue juga lagi nyari Sean dia gak datang ke agensi. Padahal ada janji pemotretan di jam 10 ini."

"Oh my god, tumben banget anak itu terlambat biasanya paling on time."

"Gue gak tau. Bahkan kata airlangga dia udah berangkat ke agensi di jam tujuh tadi."

"Mas.. Jangan-jangan Sean pergi menemui jackson."

"Hah! Jangan ngaco! Hubungan mereka udah berakhir lama."

"Ya bisa aja sih soalnya kak badai cerita kalau Jackson mencoba membunuh airlangga, karena tidak terima Sean mencampakan dia dulu. Makanya istilah balas dendam lah."

"Sial. Kita harus ketemu sama airlangga."

Hujan mengangguk dia langsung naik kedalam mobil dimas, dia bahkan tidak peduli jika mobilnya ditinggal di agensi. Yg terpenting saat ini sean. Karena demi apapun seorang Jackson bisa melakukan hal apa saja atas keinginan nya tercapai.

Setelah sampai di apartemen Sean kedua pria manis itu lekas menuju ke lantai atas, dimana lantai unit apartemen Sean. Mereka tidak mau membuang waktunya lagi, pikiran nya kalut memikirkan Sean yg nekat bertemu dengan Jackson. Padahal Sean sudah tahu pasti jika Jackson bisa berbuat hal gila bahkan tidak peduli jika jiwa nya Sean melayang sekalipun.

Dimas lekas menekan pin apartemen Sean yg sudah diluar kepala, keduanya masuk dan membuat airlangga terkejut. Nafas dimas maupun hujan sudah terengah-engah, sedikit kesal karena saat mereka masuk airlangga malah fokus pada masakan nya.

"Kalian" ucap airlangga bingung.

"Sean dimana?" tanya dimas tanpa basa-basi.

"Kan udah gue bilang kalau Sean tadi pagi berangkat ke agensi jam tujuh, bahkan dia bilang sama gue kalau dia ada pemotretan di jam 10. Masa gue harus bohong sih lo, dim."

"Lo yakin dia ke agensi, kak." ujar hujan.

"Gue yakin lah. Sean gak mungkin bohongi gue."

"Tapi nyatanya Sean gak ada di agensi, air. Kalau ada gak mungkin kita berdua nyari kesini dengan keadaan khawatir. Dan lebih khawatir nya lagi jika Sean bertemu dengan Jackson."

"Fuck!"

Airlangga mengusap wajahnya gusar karena dia telah terlambat mengambil tindakan, nyatanya Sean lebih dulu membuat keputusan. Dimas mengajak hujan dan air duduk agar pikiran mereka jernih serta bisa melakukan langkah apa yg bagus buat rencana ini.

Ketiga berpikir keras mencoba mencari tahu bahkan mencari dimana kiranya Sean menemui Jackson, hujan menghela nafas panjang lalu detik kemudian dia tersenyum. Dia seolah mendapatkan ide dan mengetahui dimana Sean berada.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang