Bagian 25.

202 52 4
                                    

Dalam perjalanan pulang sedari tadi Sean hanya diam bahkan sebelum pulang habis makan siang Sean juga hanya diam saja, Airlangga menjadi cemas karena dia sudah ajak bicara tetapi Sean hanya diam saja. Namun air tidak ambil pusing dan mencoba berpikir positif walaupun hati nya cemas mungkin saja jika Sean lelah.

Sean entah apa dalam benak nya sejak pertemuan nya dengan seorang lelaki yg sama sekali dia benci selama hidupnya, dia jadi banyak murung bahkan pikiran nya bercabang memikirkan semua yg dikatakan oleh lelaki itu. Sean takut jika nanti lelaki itu nekat maka semuanya akan hancur.

Jantung Sean berhenti berdetak kala siapa yg berada di hadapan nya ini, lelaki yg selama ini dia benci harus muncul lagi di hadapan nya. Tangan nya dikepal dengan erat pertanda kalau dia menahan amarah yg sangat besar, kenapa disaat dia hidup cukup bahagia lelaki ini harus datang di hadapan nya.

"Long time no see, Sean" ucap lelaki itu membuat Sean semakin muak.

"Mau apa lo?" tanya sean.

Lelaki itu yg tidak lain adalah mantan kekasih sean yaitu Jackson, melangkah kearah sean otomatis sean melangkah mundur saat Jackson mencoba mendekati nya.

"Kenapa mundur sayang? Gue datang ke sini  hanya karena kangen sama lo."

"PERSETAN!"

"Ussttt.. Jangan teriak sayang apakah lo mau kalau lelaki yg ada bersama lo kini akan tahu jika gue adalah mantan kekasih lo yg dulu pernah lo cinta."

Mata sean membola sempurna dia tidak menyangka jika Jackson mengetahui tentang Airlangga, sean berpikir keras darimana Jackson mengetahui kalau dia sudah bersama dengan Airlangga.

"Lo tau darimana kalau gue tengah bersama seseorang?"

Tawa Jackson pecah dan itu sangat menyebalkan ditelinga sean.

"Lo gak perlu tau sayang gue tau darimana yg jelas gue bakalan kasih tahu dia siapa lo sebenarnya sebelum mengenal dia. Oh, atau-"

"Lo mau apa Jackson? Mau apa!"

"Ternyata lo cukup peka ya. Gampang  aja sama gue lo cukup tinggalin dia dan kembali sama gue."

"ORANG GILA! gue gak akan pernah mau kembali sama lo."

Jackson maju selangkah lalu dia membisikan sesuatu di telinga sean "semua tergantung lo jika lo gak berkenan maka jangan salahi gue sex tape kita bakalan gue sebar. Dan karir lo bakalan hancur."

Mobil yg di kendarai air berhenti tepat di parkiran gedung apartemen sean, air mematikan mesin mobil tersebut lalu dia melepaskan saltbelt. Ia hendak keluar namun dia melihat kearah sean dengan ekor matanya yg masih betah melamun.

"Sean" panggil air sambil menepuk pundak sean membuat sean tersentak.

"Eh, kita udah sampai?"

"Iya. Kamu kenapa?"

"N-ngak, aku gapapa."

Sean dengan cepat keluar dari mobilnya dia berjalan meninggalkan air sendirian, air merasa heran dengan tingkah sean yg terkesan menghindari dirinya. Air pun berjalan cepat menyusul sean dia memperhatikan sean yg berjalan sambil melamun membuat air melangkahkan kakinya lebar lalu dia dengan cepat menggenggam tangan sean membuat sean lagi, lagi tersentak.

"Air" gumamnya.

Air tidak menjawab dia terus berjalan sambil memegang tangan sean, sean hanya menghela nafas panjang karena merasa bersalah kepada air. Sean tahu sifatnya keterlaluan karena mendiamkan air sejak pulang tadi, namun perkataan Jackson membuat sean hilang fokus. Dia takut jika Jackson melakukan hal nekat maka bukan cuman dia yg hancur tetapi juga airlangga.

Sean tidak mau jika airlangga hancur hanya karena dirinya, sean bahkan tidak peduli jika karir nya atau dirinya hancur tetapi jangan airlangga. Pria baik seperti airlangga tidak tahu menahu tentang permasalahan nya di masa lalu.

Airlangga membuka pintu unit apart sean lalu mengajak sean untuk masuk kedalam, sean hanya menurut dan diam karena otak nya lagi berisik memikirkan tentang kejadian yg mana mantan nya kembali mengusik kehidupan nya.

Air menyuruh sean duduk di sofa dan lagi sean hanya menurut saja, dengan telaten air membuka kan sepatu sean membuat sean terkejut akan perlakukan air kepadanya.

"Air gak perlu begini" lirih sean membuat air tersenyum manis.

"Gak masalah. Saya tau kalau kamu lagi capek makanya sedari tadi tidak fokus."

Air melanjutkan pekerjaan nya membuka kan sepatu dan juga kaos kaki yg di pake sean, rasanya sean ingin menangis saja melihat bagaimana perilaku airlangga kepadanya. Rasanya merasa bersalah semakin menumpuk apalagi nantinya Jackson bakalan melakukan hal yg menyakiti lelaki baik ini.

"Kamu langsung istirahat ya biar saya yg buat makan malam nya."

"Air... Boleh aku peluk kamu."

"Of course."

Sean lekas memeluk airlangga dengan erat dia menangis sesegukan merasa bersalah, dia masih memikirkan ucapan Jackson tadi. Rasanya sulit jika airlangga mendapatkan masalah karena dirinya.

"Maafin aku air jika aku membuat kamu terseret dalam dunia aku" ucapnya tanpa sadar membuat air merenggang kan pelukan Sean.

"Maksud kamu apa?"

Sean geleng-geleng kepala saja "nggak. Aku.. Aku.. Lupakan. Aku mau sendiri.

Sean lekas berlari kecil untuk naik ke atas buat menghindari pertanyaan airlangga, sungguh sangat sulit jika nantinya dia mengatakan semuanya kepada airlangga. Sedangkan airlangga menatap dengan penuh kebingungan akibat ucapan Sean barusan.





Sky duduk di tepi ranjang memikirkan semua ucapan dimas beberapa waktu lalu, ucapan yg mengatakan jika Sean sering bolak-balik ke psikiater buat menyembuhkan luka trauma nya. Namun sky tidak mengetahui luka trauma seperti apa yg dialami oleh adiknya itu, karena dimas cuman mengatakan jika Sean mengalami trauma berat sejak kejadian orang tua mereka meninggal.

"Sean ada apa sebenarnya sama kamu" ucap sky tanpa sadar.

Sky mengusak rambutnya dengan kasar seolah pusing dengan apa yg dia pikirkan, haruskah dia bertemu dengan Sean dan bertanya langsung. Tetapi sky takut jika Sean tidak akan mau menceritakan apa yg dia alami saat ini.

Saat sedang memikirkan Sean tiba-tiba bel rumah sky berbunyi, dengan malas dia pun berjalan menuju ruang tengah. Rumah yg besar namun hanya dia sendiri yg tinggal karena Sean memilih tinggal di apartemen nya sendiri. Entah apa alasan nya yg sky cukup kesepian.

Pintu terbuka menampilkan reza yg sudah tersenyum menawan sambil memerkan kantong plastik yg berisi makanan, sky menatap dengan datar kedatangan reza kerumah ini.

"Kok aku gak disuruh masuk sih" ucapnya membuat sky membuka pintu rumah nya lebar.

"Udah malam harusnya gak perlu kamu datang kesini."

"Ih, kak sky gimana sih aku kan kesini mau jenguk kak sky loh, tadi mampir kerumah sakit katanya kak sky udah keluar sore dari rumah sakit. Makanya aku kesini deh malam ini."

Sky hanya diam saja berjalan masuk kerumah nya, disusul oleh reza dibelakang. Reza mengamati rumah besar ini yg cukup sepi. Dengan senyum licik nya reza merencanakan sesuatu buat mengadu domba kan sky dengan Sean.

"Sepi banget rumah nih, kak. Sean kemana? Tanya reza sengaja.

"Sean memilih tinggal di apartemen nya."

"Wah. Kok tumben biasanya dia gak mau tinggal di apartemen loh semenjak tante sama om meninggal, Jangan-jangan Sean tinggal sama pacarnya lagi di apartemen."

"Maksud kamu apaan, reza?"

"Gak bermaksud apapun, kak. Cuman aku heran aja loh cuman nebak gitu. Mana tau dia tinggal di apartemen sama pacarnya sengaja agar kak sky gak tahu kalau dia memiliki kekasih. Misalnya" ujar reza membuat sky terdiam memikirkan apa yg di katakan oleh reza barusan.











Tbc.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang