Bagian 38.

326 56 8
                                    

Airlangga terdiam sejenak berdiri tepat didepan penginapan Sean yg dulu, dia memandangi bangunan itu dengan tatapan yg datar namun dengan perasaan campur aduk. Usai haikal mengatakan jika Sean ingin berbicara empat mata dengan nya maka Airlangga tidak membuang waktu buat datang ke penginapan walaupun sebenarnya dia tidak ingin.

Kalau lo menghindari dia terus mungkin akan selamanya dia bakalan ngejar lo, bang.

Selesaikan yg perlu diselesaikan semuanya.

Mungkin lo gak ingin mendengar alasan apapun tapi sean, dia ingin menjelaskan semuanya.

Bukannya gue mau membela cowo tampan itu namun cobalah lo berpikir sekali ini aja.

Kalau nanti dia sudah menjelaskan segalanya, lo bebas menentukan pilihan mau stay atau tetap pergi untuk selamanya dari sean.

Langkah air semakin berat namun dia mencoba buat melangkah bertemu dengan sean, hingga dia sampai didepan pintu penginapan sean dia mengambil kunci cadangan kamar itu dalam saku celananya. Ingatan nya kembali hadir sesaat pertama kali sean menginap dia rela mengambil kunci cadangan hanya untuk memastikan jika sean baik-baik saja.

Ia menghembuskan nafas sejenak lalu membuka kunci pintu penginapan itu, dan terbukalah pintu tersebut namun tidak ada siapa pun didalam. Air tetap masuk kedalam melihat seisi kamar penginapan sean, tidak ada yg berubah dalam kamar itu bahkan tampak lebih rapi dengan satu koper warna putih yg dia yakinin punya sean.

Hingga ekor matanya melihat ada sebuah flashdisk dengan alat perekam suara serta sebuah surat kecil, dia mengambil surat itu lalu tersenyum tipis saat siapa yg menulis nya. Airlangga duduk di kursi dekat ranjang lalu mencoba memutarkan rekaman suara itu.

Hay.. Airlangga...

Mungkin setelah kamu dengar ini, kamu bakalan nilai aku seorang pengecut yg tidak berani bicara didepan kamu. Tetapi ketahuilah bukan aku tidak ingin hanya saja aku terlalu takut dengan tatapan mata kamu yg tajam seperti pisau itu.

Airlangga...

Aku membuat rekaman suara ini hanya untuk menjelaskan semuanya, semuanya tentang diriku yg mungkin sudah kamu ketahui lebih dulu. Dan tentang permintaan maaf serta tentang perasaan aku.

Oke.. Yg pertama aku meminta maaf karena sudah melukai perasaan kamu yg tulus itu, aku sudah mengetahui perasaan kamu sama aku. Aku juga mengetahui perasaan tulus sayang kamu sama aku, bagaimana cara kamu melindungi aku. Membuat aku nyaman berasa didekat kamu, aku tahu semuanya.

Maaf... Karena aku dulu lebih menutup mata akan rasa yg kamu berikan. Maaf.. Karena sudah mengacaukan semuanya sejak awal. Maaf.. Karena kata maaf aku mungkin terlambat untuk di ucapkan.

Airlangga..

Tentang perasaan aku.. Aku sangat mencintai kamu, bukan baru sadar sekarang sejak kepergian kamu. Melainkan sudah dari awal aku mencintaimu, hanya saja aku terlalu takut melangkah bersama kamu karena bagaimana pun aku pernah mengalami patah hati berkali-kali dengan orang yg aku cintai.

Maaf.. Mungkin hanya itu saja yg aku ucapkan setelah ini terserah kamu mau bagaimana Airlangga. Aku sudah bisa mengikhlaskan jika kamu mau pergi dari aku.

Namun satu hal yg musti kamu dengar dari aku adalah I love you...

Setelah mendengarkan suara sean, Airlangga lekas keluar lalu berlari cepat mencari keberadaan sean. Dia berlari kesana kemari berharap bertemu sean, hingga langkah kakinya berhenti karena sudah lelah mencari sean namun tidak kunjung ditemukan. Dia berpikir keras mencoba mencerna dimana sean berada.

The Love SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang